29|

68 23 1
                                    

Setelah dirinya diantarkan oleh kakaknya kembali ke kantor Jennie benar-benar tidak tenang. Kakaknya itu pergi begitu saja walaupun dirinya sudah menyuruh kakaknya untuk menenangkan diri terlebih dahulu dikantor miliknya tetapi kakaknya menolah dan lebih memilih pergi.

Sudah beberapa kali Jennie mencoba mendial nomor kakaknya tetapi ponsel kakaknya tidak dapat dihubungi kian membuat Jennie bertambah khawatir. Kakaknya sekarang berada pada persaan dan pikiran yang tidak baik membuat Jennie dilanda kekhawatiran.

Taeyong yang baru saja masuk ruang kerja Jennie dibuat bingung dengan sikap Jennie yang terlihat khawatir dengan berjalan mondar mondir diruangannya.

"Wae honney? Apa terjadi sesuatu?"

Mendengar suara Taeyong, Jennie tersentak kaget. Sungguh Jennie tidak sadar jika Taeyong sudah berada di ruangannya. 

"Ah mian, aku tak menyadari kau sudah datang honey" ucap Jennie menatap Taeyong yang berdiri dihadapannya.

"Kau terlihat sangat gusar, pa yang terjadi?" Taeyong bertanya lagi karena pertanyaan pertama Taeyong tak dijawab oleh Jennie.

"Jisoo unnie, hon" ucap Jennie

"Wae geure dengan Jisoo nuna?" Taeyong kini menjadi panik karena Jennie tak kunjung menjelaskan. Dari raut wajah Jennie pun sudah menggambarkan kegusaran disana.

"Kita duduk dulu eoh, kau terlihat sangat khawatir"

Taeyong membawa Jennie untuk duduk kemudian mengambilkan segelas air putih untuk Jennie.

"Minum dulu hon" Jennie meraih gelas itu dan meminumnya setengah, Taeyong kembali meraih gelas itu saat untuk dia taruh dimeja.

"Kau bisa bercerita perlahan" Taeyong menggemgang tangan Jennie dan menatap Jennie dengan teduh. Jennie tentu merasa nyaman dengan sikap Teyong.

"Kau tau, hari ini bersama Jisoo unnie melihat Seokjin oppa dengan wanita itu"

Taeyong terkejut kala mendengar penuturan Jennie. Taeyong sudah tahu tentang wanita yang dimaksud karena sebelumnya Jennie sudah pernah bercerita.

"Dan sekarang Jisoo unnie tidak bisa dihubungi honney, aku takut terjadi sesuatu pada unnie"

Raut khawatir itu semakin terpancar dari wajah Jennie dan Taeyong tahu bagaimana takutnya Jennie sekarang.

"Tenangkan dirimu hon, Jisoo nuna akan baik-baik saja"

Taeyongpun memberi pelukan pada Jennie agar Jennie lebih tenang. Taeyong tahu bagaimana perasaan Jennie sekarang karena sedari tadi Jisoo tak menerima panggilan Jennie yang menghubunginya berkali-kali.

*****

Diruang keluarga beasr itu mereka semua berkumpul. Wajah mereka semua tak menggambarkan kebahagiaan melainkan kegusaran yang terpancar.

Sekarang menunjukkan pukul 9 malam, tapi sampai sekarang Jisoo belum kembali ke mansion. Bahkan nomor Jisoo masih tidak aktif kala dihubungi.

"Unnie kau dimana?" Jennie sedari tadi terus mencoba menghubungi Jennie tapi tetap saja tidak bisa bahkan Losa dan Rosè juga bergantian menghubungi Jisoo tetapi hasilnya juga sama, nomor Jisoo masih tidak aktif.

Sementara Seokjin keluar dari mansion sejak sore tentunya untuk mencari Jisoo. Awalnya Taeyong hendak ikut untuk mencari tetapi Seokjin melarangnya agar Taeyong berada di rumah untuk menjaga adik-adiknya.

"Ottoke honey, Jisoo unnie dimana. Aku takut terjadi sesuatu padanya hon" pikiran Jennie sekarang begitu kacau, bahkan bayangan-bayangan negatif temtang Jisoo mulai hinggap dikepalanya. Sunggih Jennie benar-benar takut sekarang.

"Hey, percaya padaku. Seokjin hyung pasti akan membawa Jisoo nuna pulang dengan keadaan baik"

Hingga beberapa detik kemudian Taeyomg, Lisa dan Rosè dibuat panik lantaran perut Jennie yang tiba-tiba terasa sakit.

"Aaahh, appo" Jennie merintih sembari memegang perutnya yang terasa begitu sakit membuat semuanya menjadi panik.

"Unnie wae geure?" Lisa dan Rosè bergantian bertanya penuh khawatir melihat Jennie kesakitan.

Taeyong dengan sigap membawa Jennie untuk naik kekamar sementara Lisa ditugaskan untuk menelfon dokter pripadi mereka.

"Unnie minumlah" Rosè membawa segelas air untuk Jennie, Taeyong dengan sigap membantu Jennie untuk meminum air yang dibawakan Rosè.

Perut Jennie benar-benar terasa sangat sakit, smapai Jennie tanpa sadar meremas tangan Taeyong begitu kuat.

"Tahan eoh, sebentar lagi dokter akan datang"

Taeyong benar-banar tak tega melihat raut kesakitannya Jennie hingga Taeyong dapat merasakan bagaimana rasa sakitnya dari cengkraman tangan Jennie di tangannya.

Sementara di ujung kasur Lisa dan Rosè saling bergandengan tangan, mereka sama paniknya dengan Taeyong hanya saja mereka tak tahu harus berbuat apa.

"Aegi-ya, jangan membuat eomma kesakitan eoh" Taeyong mengusap perut Jennie yang terasa sangat keras. Pasti ini penyebab rasa sakit yang dirasakan Jennie.

Cukup lama Jennie menahan sakit dan akhirnya dokter datang dan mulai memeriksa kandungan Jennie.

"Bagaimana dokter?" Taeyong bertanya kala dokter Song itu sudah selesai memeriksa Jennie.

"Gwenchana, sepertinya Jennie sedang banyak fikiran. Apa terjadi sesuatu dikantornya?" Tanya Dokter bermarga Song itu

"Anni nona, hanya saja Jisoo nuna pergi dan belum pulang hingga sekarang" 

Mereka tak akan canggung menceritakan masalah yang terjadi dikeluarga mereka karena dokter Song sudah seperti keluarga mereka sendiri.

Karena mendengar itu dokter Song tak melanjutkan bertanya karena takut akan kembali berpengaruh pada kondisi Jennie.

"Ini resep obat untuk Jennie. Kau tak perlu khawatir dia dan anakmu akan baik-baik saja" dokter Song memberikan selembaran kertas pada Taeyong dan kemudian berjalan keluar bersama Taeyong. Tentu dokter Song akan bertanya lebih banyak tentang Jisoo saat dibawah nanti.

Sementara Lisa dan Rosè menemani Jennie yang kini tengah terlelap. Pasti Jennie merasa leah karena harus menahan sakit cukup lama.

Sedangkan Seokjin kini masih beruaaha mencari Jisoo. Sepanjang perjalanan Seokjin tweus mengamari sekeliling dengan seksama. Seokjin tentu merasa sangat khawatir dan juga bersalah, karena kejadian siang tadi hal ini terjadi.

Sudah beberapa cafe dan juga beberapa tempat yang menjado favorit Jisoo ataupun mereka berduan tetapi Seokjin masih juga tak menemukan Jisoo.

"Kau dimana Soo-ya"

Seokjin memukul kemudinya frustasi karena sedah 3 jam sejak dirinya keluar mansion tetapi tak kunjung menemukan Jisoo. Nomor Jisoo juga masih tidak bisa dihubungi kian membuat Seokjin bertambah panik.

"Jeongmal mianhae Soo-ya, aku tidak bermaksud melukaimu"

Mobil Seokjin terus melaju pada padatmya kota, matanya tak hentinya menatap setiap sisi jalan yamg dia lewati, berharap akan bertemu Jisoo diperjalannya.

Tetapi usahanya terasa sia-sia hinngga pukul 10 malam Seokjin masih tak menemukan Jisoo. Memberhenrikan mobilnya ditepi jalan Seokjin mengerang frustasi. Terlebih dia baru saja mendapat kabar dari Lisa jika Jisoo masih juga belum kembali ke mansion semakin membuat Seokjin frustasi.

"Harus kemana lagi aku mencarimu Soo-ya. Kembalilah Soo-ya kembalilah"

_____Follow The Flow_____

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 16 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FOLLOW THE FLOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang