"Chaeng-ah" ucap Lisa lirih membangunkan Rosè yang masih tertidur.
Sebenarnya Lisa tak tega membangunkan Rosè yang masih terlelap, tapi Jaehyun dan Jungkook sudah diluar untuk menjenguk Rosè. Jadi terpaksa Lisa harus membangunkan saudara kembarnya itu.
"Eeeeegh" lenguhan itu keluar dari mulut Rosè lantaran tidurnya yang terusik. Lisa sedari tadi memainkan hidungnya membuatnya terasa geli.
"Sorry aku membangunkanmu" ucap Lisa sembari menatap Rosè yang masih terlihat sayu.
"Its okay. Apa ada sesuatu?" Ucap Rosè sembari membangunkan tubuhnya untuk bersandar pada headcover.
"Jaehyun dan Jungkook diluar, mereka ingin menjengukmu" ucap Lisa membuat Rosè terkejut.
"Yak! Kenapa kau tak mengatakannya sedari tadi Lisa-ya. Kau tahu aku belum mandi sedari pagi"
Rosè menggerutu kesal, bagaiamana bisa Lisa tak mengabarinya jika Jaehyun dan Jungkook akan menjenguknya. Mana mungkin Rosè menemui kedua namja itu tanpa mandi terlebih dahulu.
"Kau tetap cantik walau tak mandi. Kau tunggu disini aku akan memanggilkan mereka"
Lisa beranjak dari duduknya mengabaikan tatapan tak percaya dari Rosè. Lisa justru terkekeh melihat Rosè yang tampak kesal kepadanya.
"Yak! Lisa-ya, kau mau mempermalukanku. Yak! Kim Lisa!"
Teriakan itu diabaikan oleh Lisa, Lisa tetap saja berjalan keluar menuju ruang tamu dimana kedua namja itu berada. Biarkan untuk kali ini dia membuat kesal kakak kembarnya itu, toh bukannya wajar orang sakit tidak mandi bukan.
"Kajja ke kamar Chaeng, dia sudah menunggu kalian"
*****
"Kenapa kau menangis sajangnim?"
Suho baru saja duduk di sebelah Jisoo yang sudah menangis sedari tadi. Setelah pergi dari kantor Seokjin, Jisoo bergegas menuju kantornya. Bukan ke dalam ruangannya justru Jisoo berlari menuju taman kantornya. Melepaskan semua rasa kecewanya disana.
Rasa sakit itu benar-benar menyuksanya, suami yang sudah dia cintai selama ini telah membuatnya sakit hati. Apakah seperti itu balasan cinta dari Seokjin yang dia berikan pada Jisoo.
"Ah aniyo, aku tak menangis" ucap Jisoo dengan suara seraknya, sembari mengusap air yang masih membasi matanya.
"Menangislah jika kau ingin menangis sajangnim. Aku tak akan melihatnya" ucap Suho terus menatap lurus kedepan, sedikitpun tak melirik pada Jisoo yang perlahan kini kembali menangis. Suho dapat mendengar isakan itu. Isakan yang terdengar jelas sangat menyakitkan.
"Wae sesakit ini Suho-ah, wae"
Jisoo terus terisak sembari memukul dadanya yang terasa sesak. Ingatan tentang kejadian tadi terus berputar pada ingatannya bak kaset yang rusak.
"Apa kasih sayangku selama ini tak cukup untuknya. Wae dia melakukan semua ini Suho-ah, wae?"
Jisoo terus berucap dalam isakannya, sedangkan Suho terus terdiam mendengar semua ungkapan rasa sakit atasannya itu. Bukannya Suho tak menanggapi Jisoo, hanya saja Suho ingin agar Jisoo bisa leluasa mengungkapkan apa yang dia rasakan sekarang, agar hati Jisoo menjadi lebih tenang.
"Aku benci padamu, aku benci!"
Jisoo teriak skeras-kerasnya meluapkan perasaanya saat ini. Bahkan Jisoo tak sadar jika sedari tadi Seokjin berada tak jauh dari Jisoo. Seokjin berdiri memandangi Jisoo yang sedari tadi menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOLLOW THE FLOW
FanfictieThe most important thing in the world is family and love.