Pelajaran kali ini sungguh membuat Lisa pusing sekaligus kesal. Bagaimana bisa hari ini gurunya mengadakan ulangan dadakan padahal dirinya semalam tidak belajar. Lisa menyesal kala semalam harus menolak ajakan Rosè untuk belajar. Jika semalam Lisa mengiyakan ajakan Rosè untuk belajar pasti dia tidak alan merasa kesusahan seperti sekarang.
"Sepertinya aku tak akan bisa menyelesaikannya" Lisa menggerutu kesal menatap lembar soal yang hanya Lisa kerjakan setengah, setengah soalnya lagi Lisa tidak tahu bagaimana cara mengerjakannya.
Menatap Rosè yang kini duduk di bangku belakang pokok membuat Lisa bertambah kesal. Dapat dilihat kalau tangan Rosè bekerja dengan baik, todak seperti sekarang yang tangannya kosong tanpa bolpoin yang dia pegang.
"Lisa apa yang kau lakukan?"
Kalimat itu sontak membuat Lisa terkejut, dengan cepat Lisa memutar kepalanya dan kembali menghadap ke depan. Menunduk dengan rasa takut Losa kembali meraih bolpoinnya agar terlihat seperti sedang mengerjakan.
Sementara Rosè yang mendengar saudara kembarnya dipanggil membuat Rosè tertawa kecil. Rosè paham pasti Lisa sekarang sedang merasa kesulitan.
"Salah sendiri tadi malam kau todak mau ku ajak belajar Lisa-ya"
Rosè bergumam dalam hatinya kemudian melanjutkan meneruskan mengerjakan beberapa soal saja yang belum Rosè selesaikan. Rosè megerjakan semua dengan baik tanpa kesulitan karena semalam dia sudah mempelajari semuanya.
*****
Jisoo kali ini mendatangi kantor Jennie pada jam makan siang. Entah kenapa Jisoo ingin sekali ke kantor Jennie karena sudah lama Jisoo tak mengunjungi kantor adiknya.
Mengetuk pintu ruangan Jennie beberapa kali tetapi tak ada yang membukanya, alhasil Jisoo membukanya sendiri dan mulai memasuki ruangan adiknya itu.
Aroma bunga lavender sangat kuat diruangan itu, bau yang sama seperti didalam kamar Jennie.
"Kenapa dia tak mengganti juga foto ini, aiiish anak itu" Jisoo menggerutu kesal menatap 1 frame foto berisi foto ketika mereka pergi ke paris beberapa tajun lalu, hanya saja di foto itu Jisoo nampak jelek yang membuat Jisoo selalu memaksa adiknya untuk mengganti dengan foto lain. Tetapi nyatanya sampai sekarang foto itu tak kunjung diganti juga oleh Jennie.
Memilih duduk di sofa dan menyalakan TV sembari menunggu Jennie. Jisoo sebelumnya memang tak mengabari Jennie jika dirinya akan perhi ke kantor adiknya itu.
20 menit menunggu akhirnya Jennie datang dengan tersenyum lebar melihat kakaknya duduk bersantai di sofa.
"Unnie" Jennie berlari kecil menuju sofa kemudian memeluk kaknya itu.
"Yak pelan-pelan, apa kau tak ingat kau ini sedang hamil"
Mendengar itu Jennie hanya bisa terkekeh. Memang benar terkadang dirinya lupa kalau tengah hamil, karena rasanya semuanya masih sama saat dirinya belum hamil ataupun sekaramg saat hamil.
"Kau habis melakukan meeting?" Tanya Jisoo pada Jennie
"Nde unnie" Jennie mengangguk kemudian meraih segelas air dimeja untuk dia minum. Rasanya memang cukup melelahkan setelah Jennie melakukan meeting.
"Jangan terlalu memforsir dirimu Jennie-ya, ingat kau memiliki nyawa lain yang harus kau jaga" ucap Jisoo membuat Jennie seketika melihat ke arah kakaknya.
Entah kenapa setiap kali Jisoo membahas kehamilan Jennie, perasaan Jennie seketika berubah. Jujur saja sampai detik ini Jennie merasa tidak nyaman sekelaigus bersalah pada kakaknya karena dirinya harus lebih dulu mengandung dari pada kakanya. Walaupun Jennie tahu Jisoo tak pernah mempermasalahkan itu tetapi perasaan Jennie sungguh tidak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOLLOW THE FLOW
FanfictionThe most important thing in the world is family and love.