POV
Win berdiri di depan pintu tangan nya sudah memegang gagang pintu tersebut namun dia masih ragu untuk masuk kedalam,dia tidak tau harus berbicara bagaimana akan sangat tidak lucu jika dia hanya berdiam diri seperti orang bodoh,tapi dia ingin masuk kedalam hingga dia memutuskan untuk mencoba masuk kedalam
Pintu terbuka win masuk kedalam membuat dua orang yang berada di sana menatap kearah win
"Oh win ada apa kemari ingin melihat bright?,dia sudah mendapatkan transfusi darah dan sekarang dia harus di inpus."
"Ah begitu,P'white apakah tidak papa dengan luka nya yang terkena air garam?."
"Jangan khawatir itu malah bagus karna akan membuat luka cepat mudah kering walaupun efek nya sangat perih,jadi jangan berpikir buruk tentang ayah mu dia sudah memikirkan semua nya dengan matang."win mengangguk mengerti mata nya melihat pada wajah bright yang tertidur dengan pulas sepertinya dia begitu kelelahan
Dan win amati kamar bright banyak alat alat medis apakah sangat parah hingga mereka menyiapkan begitu banyak alat alat tersebut
"Phi sepertinya luka nya begitu parah hingga peralatan nya sudah siap dan tertata rapih."white terkekeh dia membereskan beberapa barang milik nya dan memasukan nya kedalam tas milik nya
Dia mendekat kearah win menepuk pundaknya berkali kali membuat win binggung kenapa white malah tertawa
"Test yang akan di lakukan oleh bright bukan cuma satu hari saja dan kau tau bagaimana ayah mu dia akan membuat luka begitu banyak pada tubuh bright dan ayah mu sendiri yang meminta ku berjaga jaga jadi aku menyiapkan semuanya dan mungkin beberapa hari aku akan menginap disini sampai semua nya selesai."
"Phi apakah Ayah memberi tau rencananya pada mu?."
"Hanya sebagai lebih baik kau tidak mengetahui nya,agar kau tidak kaget___ hehehe bercanda rencana nya tidak akan terlalu berbahaya namun mematikan,oh dan win kau bisa berada disini untuk menemani nya aku akan pulang terlebih dahulu dan membawa beberapa peralatan beserta suster kemari,bye na."
"Hmm... baiklah hati hati phi."win membalas lambaian tangan white kini pintu tertutup
Win membuka kan tirai di kamar bright,kamar bright terlalu gelap membuat pencahayaan nya sedikit terbatas mungkin agar tidak menggangu bright beristirahat,win mendekat memasukan kedua tangan nya pada saku celana nya dia menghela napas melihat bright,dia beranjak perlahan meninggalkan sisi kasur bright namun tangan nya di cekal
"Kumohon Jangan pergi temani aku disini."win yang diam kini kaget karna dia terhuyung jatuh di atas kasur bright
Tubuh nya sekarang berbaring tepat di sisi bright, membuat mereka hanya saling menatap perlahan bright mulai bergeser mendekat dan memeluk tubuh win menghirup aroma sampo yang aroma nya begitu candu,win yang awal nya diam dia sedikit mendorong tubuh bright namun tangan bright menggungkung dirinya
"Bright lepas,inpusan mu bisa lepas,ini sudah malam aku akan kembali ke kamar ku."
"Tidak biarkan seperti ini,aku menyukai nya kau sangat nyaman saat di peluk."win terdiam saat jemari bright mengusap kepala nya
Rona merah bermunculan di pipi win, beruntung nya cahaya sedikit redup hingga tidak akan terlihat jelas jika dia merona,kedua tangan win terhimpit oleh dada bright membuat dia bisa merasakan detak jantung dari dada bright itu seakan mengalir pada jantung nya hingga merasakan debaran yang sama
"Kau harus banyak istirahat,besok kau akan kembali bertemu ayah ku,jadi lebih baik lepaskan aku agar kau bisa beristirahat dengan nyaman."senyuman keluar dari bibir bright saat mendengar ucapan halus dengan kata kata perhatian untuk nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Son of a Mafia
Fiksi Penggemar[ Completed ] [ BxB ] [ 20++ ] [ Harap siapkan mental!] [ Squel dari : Two beliefs one soul ] Hidup dengan segala kemewahan dan harta melimpah yang tak pernah surut dalam kehidupan Win Metawin Adulkittporn, kini dia sudah beranjak dewasa. Masa kecil...