Bab 4 | Hanya Ada Satu

63 5 0
                                    

Selamat membaca kisah Perjalanan Mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca kisah
Perjalanan Mereka

Now Playing : Naif - Karena Kamu Cuma Satu

***

Bab 4 | Hanya Ada Satu

Ketika sosok itu mulai meninggalkan dunia ini maka terpatri dalam hati maka hanya ada satu seorang

***

Juni, 2005

Hari ini adalah hari yang menggembirakan bagi sepasang suami istri yang memang sudah sejak lama ingin mempunyai momongan, genap sembilan bulan sang istri telah menunggu sang jabang bayi dan mungkin ini sudah waktunya. Perut nya tiba-tiba kontraksi bersamaan dengan meluncurnya cairan bening dari atas hingga mengalir ke kakinya. Seperti nya pecah ketuban.

Namun kebahagiaan itu ia rasakan setengah hati, pasalnya sang suami sedang ada kerjaan hingga tidak menjadi suami siaga. Karena menyadari kesibukan sang suami ia meminta assiten rumah tangga nya untuk menjadi assiten yang overprotektif untuk menjaga istri dan calon anaknya. Sang istri akhirnya memanggil sang bibi untuk di bawa ke klinik terdekat, "Nak yang sabar ya. Sebentar lagi kamu keluar," titah nya agar sang calon jabang bayi harap bersabar.

Mereka berdua sampai di klinik, sang Istri langsung di bawa ke ruang bersalin. Naura—nama sang istri itu terus menerus merasakan sakit di perut nya sedangkan  Bi Wati terus menenangkan majikannya agar tetap tenang. Mereka di pisahkan dalam ruangan persalinan Naura tidak henti-henti merasakan sakit sampai bidan perempuan datang bersiap melakukan persalinan.

"Ibu, tolong dengerkan saya, tarik napas lalu mengejan bu," titah sang bidan.

Naura mempraktikan apa yang di perintahkan. Dalam hitungan tiga ia mengejan, mengeluarkan semua kekuatan untuk mengeluarkan sang bayi. Namun akan tetapi yang pertama gagal, sang bidan memerintahkan melakukan hal yang sama. Dan saat melakukan yang kedua kali nya, terdengar teriakan lirih dari Naura. Tapi sang jabang bayi belum mau keluar.

Dan akhirnya ia melakukan yang ketiga kalinya.  Naura mengambil napas panjang dan lalu mengejan dengan teriakan sekencang-kencangnya.

"Arghhhhhhhhh,"

"Owek, owek..., " akhirnya terdengar suara sang jabang bayi. Naura mendengar tangisan sang anak, ia senang, haru, sedih dan bahagia beradu menjadi satu ini rasanya ya menjadi seoramg ibu yang berusaha melahirkan anaknya hingga akhirnya ia tidak mendengar bayinya karena hendak di mandikan.

***

Setelah beberapa jam Naura tidur, akhirnya ia membuka mata. Ia terperanjat dan menatap kanan dan kiri nya, sepertinya ia sedang mencari anaknya karena tadi ia belum melihat. Namun saat ia menunggu di ranjangnya tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan memunculkan sosok suster yang membawa bayi baru lahir di pangkuan nya.

DLS [4] Sang Permintaan Hati ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang