Bab 2 | Bukan Mimpi Buruk

125 5 0
                                    

Selamat Membaca Kisah Perjalanan Mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Membaca Kisah
Perjalanan Mereka

Now Playing : Letto - Sebenarnya Cinta

***

Bab 2 | Bukan Mimpi Buruk

Mimpi adalah bunga tidur, banyak orang yang berkata bahwa mimpi itu hanya bohong belaka. Namun seandainya bagaimana kalau mimpi itu menjadi kenyataan

***


"Tidakkkkkkkkkkkk,"

Reza terbangun dari tidurnya yang tidak terlalu panjang. Namun rasa rasanya ia tidur tadi begitu panjang baginya. Seakan akan ia begitu lelah mengejar kan pekerjaan yang harus membutuhkan waktu satu hari penuh tanpa kenal lelah.

Walaupun begitu, sebagai anak sulung  apapun harus ia lakukan sebagai anak pertama di keluarga Rajasa. Dengan resiko yang begitu tinggi itu kalau demi cita cita dan impian apapun harus di lakukan sekalipun nyawa yang akan menjadi taruhannya. Nafas nya masih menggebu-gebu membuat siapapun yang melihatnya akan merasakan khawatir. Bagaimana tidak ia bangun dengan kondisi raut muka yang kacau di tambah dengan keringat dingin yang mulai turun membasahi seluruh tubuhnya. Bukan hanya itu suhu tubuh tidak mampu lagi menahan diri hingga akhirnya suhu meningkat drastis.

Namun begitu Reza membiarkan tubuhnya telah berkontraksi. Dan yang terpenting sekarang adalah pikiran nya menuju sosok yang sekarang ini mungkin sedang  tertidur pulas sama seperti dirinya. Malam menunjukkan pukul 02:10, wajarnya saja di jam jam seperti ini adalah dimana mimpi selalu datang ada yang masuk akan bahkan ada yang tidak. Namun mimpinya barusan itu sepertinya masuk akal dan bahkan seperti kenyataan. Bagaimana tidak mimpi itu sepertinya mengisyaratkan sesuatu, namun sesuatu masih menjadi misteri.

Sekarang muka kusut dan takut menjadi menjadi ekspresi pertama ia bangun. Dengan rasa kantuk yang perlahan lahan mulai ada,  ia memilih keluar dari kamarnya untuk sekedar mengambil air minum di dapur. Suasana di rumah ini tampak sepi, kedua orang tua mereka gila kerja hingga mereka jarang di rumah.

Dan pada saat ia keluar dari kamar nya tiba-tiba ia di kaget kan dengan satu pintu kamar yang terbuka. Reza penasaran sekaligus kaget karena malam-malam begini ada pintu yang terbuka apakah ruangan itu berkas di rampok atau yang lainnya. Dan saat ia mendekati ruangan ini. Rupanya rasa penasaran mulai muncul dan membuat Reza bertanya-tanya mengenai apa yang terjadi terjadi sebenarnya di dalam sana. Dan dengan tekad memberanikan diri, Akhirnya Reza membuka pintu itu secara langsung dan saat pintu terbuka ia melihat sosok cowok yang ada di mimpinya telah tergeletak tak berdaya di ruangan itu.

Dan melihat kondisi seperti itu, Reza yang masih terpaku apa yang ia lihat langsung berlari mendekati tubuh kaku cowok yang ada di mimpinya yang berusaha untuk membangunkan nya. "Irsyad, Bangun dek," teriak Reza sambil menggoyangkan tubuhnya.

Namun tubuh itu tidak menunjukkan reaksi apapun. Dan kalau seperti ini kayaknya cowok dalam keadaan bahaya, bisa dilihat darah keluar dari hidung cowok itu dan berceceran disana. Tanpa pikir panjang, Reza langsung menelepon ambulance dan langsung membawa cowok itu ke rumah sakit.

"Hallo? Ambulance—"

***

Sekarang mobil ambulans Berjalan begitu cepat. Dan membunyikan sirine menandakan bahwa jalan harus di kosongkan walaupun memang jalan sedang kosong, akan tetapi kalau ambulance harus tetap di nyalakan itu sirine bukan sebagai tanda jalan harus di kosongkan, akan tetapi sebagai tanda bahwa ada orang yang dalam keadaan darurat.

Reza dan sang adik kedua---Fildan yang duduk sambil memegang tangan cowok yang terbaring di blangkar dengan bantuan alat pernapasan yang lengkap. Perjalanan hari ini cukup lancar sampai menuju rumah sakit.

Setelah sampai rumah sakit. Blangkar cowok langsung di bawa dan di dorong oleh beberapa suster dan dokter yang jaga malam ini. Dengan sigap mereka langsung membawa nya menuju ruangan UGD. Cowok yang tepat di belakang mereka hanya bisa membuntuti kemana suster akan membawa nya dan seperti dugaan awal bahwa ia akan di bawa ke ruangan UGD.

"Mas, tunggu di sini. Biarkan kami yang akan menangani pasien," hadang seorang suster cowok yang akan menangani cowok.

Reza dan Fildan tidak bisa berbuat apa apa. Saat suster cowok itu menghadang dirinya, Reza hanya bisa menatap tubuh cowok itu walaupun ia tidak kenal akan tetapi ia merasa iba dan hanya menatap di balik pintu kaca yang menjadi pembatas antara dirinya dengan cowok itu.

"Kak, apa Irsyad akan baik-baik saja," cemas Fildan.

"Ya Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, tolong selamatkan adik hamba ya Allah, ia masih kecil dan masih panjang masa depan nya ya Allah. Tolong selamatkan dia ya Allah," doa terus di Panjatan Reza.

Reza tidak tahu pasti apa ini yang terjadi. Namun kalau ia sangkut pautkan semua ini dengan mimpi yang baru saja terjadi. Reza bisa menarik kesimpulan bahwa memang mimpi buruk tadi bisa jadi kenyataan. Reza sebenarnya paling anti dengan yang berbau mitos seperti ini, namun setelah mengalami dan merasakan nya Reza baru sedikit percaya dan kembali berpikir ulang atas kejadian malam ini.

Reza belum siap untuk itu. Ia mencoba menampik semua pikiran buruk itu berharap mimpi buruk itu tidak menjadi kenyataan. Reza tahu bahwa yang hidup akan mati. Dan apa datang maka akan kembali ke tempat asalnya. Semua sudah kehendak yang kuasa kalau semua itu sudah takdir sang kuasa.Masih dalam keadaan termenung akhirnya pintu ruangan UGD terbuka dan keluarlah dokter beberapa suster yang siap menarik blangkar itu, melihat itu betapa terkejutnya Fildan kala blangkar yang di tarik adalah blangkar milik adiknya itu bernama—Irsyad itu.

"Dok? Bagaimana kondisi adik saya?" tanya Reza khawatir.

"Pasien harus di rawat intensif di rumah sakit, karena penyakit yang di derita pasien bukan penyakit sembarangan," jawab dokter.

"Emang penyakit apa yang di derita adik saya dok?" tanya Fildan lebih panik.

"Kanker otak tadium 4 akhir,"

Duar!

Akhirnya petir menyambar beriringan dengan terjawab nya pertanyaan Fildan. Rasa terkejut berlipat ganda karena mendapatkan berita yang menjadi awal dimana titik mimpi buruk itu di mulai. Tanpa disadari blangkar Irsyad baru saja melewati dirinya. Betapa terkejutnya hati ini mendengar kabar buruk ini, ternyata adiknya selama ini sudah mempunyai penyakit mematikan ini, dan kenapa ia menutupi semuanya dari dirinya. Lagi-lagi mereka gagal menjadi seorang Kakaknya untuk melindungi adiknya.

"Oh tuhan yang kuasa, semoga musibah ini tak terulang lagi,"

***

Yeyeyeyeyeye akhirnya Lis bisa update! !!!!! Bagaimana dengan bab ini apakah sesuai ekspetasi atau malah mengecewakan kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yeyeyeyeyeye akhirnya Lis bisa update! !!!!! Bagaimana dengan bab ini apakah sesuai ekspetasi atau malah mengecewakan kalian. Sebenarnya Lis update cerita ini karena cerita dari awal terlihat kaku hingga Lis bingung harus ngetik dari mana. mudah-mudahan ini kisah brothership sampai pada kalian semua.

Jangan lupa vote and coment👧
Tinggalkan jejak👣

Lis_author

DLS [4] Sang Permintaan Hati ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang