Bab 12 | Keadaan Yang Beda

25 3 0
                                    

Selamat Membaca Kisah Perjalanan Mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Membaca Kisah
Perjalanan Mereka

Now Playing : Virzha - Kita Yang Beda

***

Bab 12 | Keadaan Yang Beda

Tidak semua keluarga itu bahagia dan saja kesedihan serta rasa sakit yang mereka alami

***

Jalanan tampak ramai walaupun ini masih dalam keadaan panas terik matahari yang sudah mencapai target dimana semua orang akan merasa kepanasan, akan tetapi tetap saja manusia-manusia pejuang rupiah tetap bersemangat mengais rezeki bagi yang hidup di perantauan ataupun di negeri sendiri. Itupun mungkin yang di rasakan oleh Fildan, namun ia berjalan dengan begitu bahagia dengan topi yang menutup rambut nya yang di cukur kayak anak paskibra dengan tas kosong nya menandakan bahwa Fildan sedang berbahagia.

Ia melintas jalanan raya itu menuju satu tempat yang ia tuju, sebuah ruko yang wangi semerbak bagaikan taman bunga membuat siapapun yang datang atau mampir kesana akan merasakan aroma itu. Fildan mulai masuk dan duduk di salah satu bangku disana dan mulai membuka topi nya hingga mengibas-ngibasnya karena kegerahan.

"Fildan sudah balik toh?" tanya perempuan yang merupakan pemilik ruko itu.

"Iya Teh, syukurlah hari ini laris manis," jawab Fildan dengan bercanda.

"Iya. Gara-gara Fildan juga toko saya laris manis, oh ya terus bagaimana kuliah kamu?"

"Lancar kok Teh. Makanya bisa ambil lagi barang," jawab Fildan

Yap, jadi Fildan setelah pulang kuliah ia memutuskan untuk menjadi penjual parfum keliling, padahal ia jago masak dan serba bisa namun ia hanya bisa menjajalkan dagangan orang lain agar menyambung hidupnya di sela-sela kuliah yang mempunyai biaya tidak sedikit.

"Oh ya Fil, mau bawa lagi nggak?"

Fildan tersadar dari lamunan nya lalu ia menatapnya" Iya Teh, buat tambahan hari ini,"

"Oh oke. Teteh siapin dulu,"

Sambil menunggu barangnya di siapkan oleh orang tadi, Fildan menghitung hasil penjualan pertama dirinya pada hari ini. Kebetulan tuhan sekarang baik sama dirinya hingga memberikan rezeki lebih buat dirinya, setelah merasa uang nya pas dan tidak lebih ataupun kurang. Ia datang persediaan tambahan buat Fildan.

"Ini Dan," serahnya.

"Iya Teh. Dan ini uang penjualan tadi pagi," serah Fildan juga.

"Pas gak nih. Udah hitung belum?"

"Kalau gak percaya Teh hitung lagi aja, takutnya hitungan saya salah,"

Orang itu tampak melihat raut muka Fildan lalu langsung memasukan uang tadi ke dalam saku nya "Teteh percaya kok sama kamu,"

DLS [4] Sang Permintaan Hati ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang