Bab 14 | Sikap Yang Duniawi

30 3 0
                                    

Selamat Membaca KisahPerjalanan Mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Membaca Kisah
Perjalanan Mereka

Now Playing : Isyana Sarasvati - Sikap Duniawi

***

Bab 14 | Sikap Yang Duniawi

Semuanya selalu ia sembunyikan hingga tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada hatinya

***

Sekarang Anca berada di rumah sakit ia sangat khawatir dengan keadaan sahabatnya jadi setelah ia dari sekolah ia langsung bergegas menuju rumah sakit dan terlihat Irsyad berada di sana dengan posisi melamun tidak jelas.

"Sad."

"Irsyad," panggil Anca.

Nama Irsyad terus dipanggil Anca padahal posisi mereka sudah dekat satu sama lain tetapi benar pikiran Irsyad sudah melanangbuana Ia bahkan tidak mendengar bahwa sang sahabat sudah ada di sini memanggil-manggil namanya.

"Ya ampun." Anca menggelengkan kepala sepertinya ia harus agak keras memanggil Irsyad.

"IRSYAD!"

"Iya-iya Kak. Ini ponsel Irsyad pake aja kak, tapi kakak janji jangan pergi kak, Irsyad mohon."

Anca sedikit terkejut dengan perubahan sikap Irsyad setelah ia memanggil sang sahabat dengan nada yang agak tinggi sikap Irsyad langsung berubah menjadi orang yang menurut dengan nada sedikit ketakutan, Anca mendengar apa yang di ucapkan sang sahabat berpikir bahwa kakaknya yang satu lagi pasti berbuat hal aneh-aneh kepada Irsyad.

Anca langsung mensejajarkan dirinya dengan Irsyad menggoyang-goyangkan tubuhnya agar tetap sadar bahwa di depannya itu bukan kakaknya melainkan sang sahabat sendiri.

"Sad.... Irsyad, ini gue Anca."

Akhirnya Irsyad tersadar dan langsung menatap mata sahabatnya itu dengan penuh pengharapan dan sontak saja ia langsung memeluk sahabatnya dengan erat bersamaan dengan air mata yang keluar.

"Lo kenapa? Sad? Cerita sama gue," ungkap Anca.

Anca terus menenangkan sang sahabat bahkan ia bertanya pun tidak direspon olehnya lebih baik ia menenangkan dulu dan biarkan ia menangis dulu sampai ia reda dan mau berbicara. Anca bingung apa yang terjadi dengan sahabatnya hingga ia bisa seperti ini apa jangan-jangan ini karena Gabriel kalau memang ia apa yang sudah ia lakukan kepadanya.

Setelah Irsyad menangis selama beberapa menit akhirnya ia mulai tenang dan mulai menghapus sisa-sisa air matanya.

"Lo kenapa?" tanya Anca.

"Maaf ya Ca. Seharusnya gue bisa tahan air mata ini, tapi seberapa gue berusaha tetap saja air mata ini gak bisa gue tahan," jawab Irsyad.

"Lebih baik seperti itu daripada lo tahan lu malah sakit nantinya," kata Anca.

DLS [4] Sang Permintaan Hati ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang