15

753 119 48
                                    

Sejak dari pemakaman, seokjin hanya diam di kamar,dia tidak mau makan, tidak mau bicara dan hanya mengurung diri di kamar nya

Air matanya selalu saja mengalir tapi seokjin tidak ada niatan sedikitpun untuk menghapus nya.Dia teringat kembali perkataan ibu nya tentang penyakit nya

"Mianhae jinnie, karena eomma dan appa tidak pernah memberi tau mu kalau kau memiliki penyakit jantung

"kami tidak mau kau menjadi anak yang tidak percaya diri, dan terus beranggapan kau adalah anak penyakitan yang menyusahkan kan"- shinhye

"Ck anak penyakitan yang menyusahkan, aku memang tidak pernah merasa seperti itu, tapi sekarang aku adalah seorang pembunuh kan?

"Jie hyung benar, aku pembunuh, aku membunuh appa - aku pembunuh. Arghh.....appa mianhae.."tangis seokjin sambil menjambak rambut nya

Dia membuka baju nya dan berdiri di depan kaca, dia melihat dirinya yang bertelanjang dada. air matanya mengalir begitu saja saat melihat bekas jahitan berbentuk garis lurus di sepanjang dada nya.

"Untuk apa kau berikan jantung mu kalau aku harus di benci oleh jie hyung appa? tidak mau appa, aku tidak mau jantung mu appa -  Aku Tidak Mau..."
seokjin menangis sambil memukuli dadanya

"Arghh Appa....."teriak seokjin frustasi

Seokjin menoleh saat mendengar pintu yang di ketok, dia juga mendengar suara shinhye yang memanggil nya

"Eomma"gumam nya dan berjalan untuk membuka pintunya

Seokjin mengernyit saat melihat shinhye yang begitu rapi seperti akan pergi jauh,
Sementara shinhye menangis saat melihat seokjin yang bertelanjang dada dengan wajah yang pucat dan terlihat kacau

"Jinnie" ucap shinhye yang langsung memeluk seokjin

"Eomma kau mau pergi?"Tanya seokjin to the point dan shinhye mengangguk sebegai jawaban

"Wae?kau menyalahkan ku juga seperti jie hyung?"Tanya seokjin dengan pandangan kosong

Shinhye melepas pelukan nya kemudian memakaikan jaket pada sekkjin agar dia tidak kedinginan, mengingat ini sedang hujan. Setelah nya shinhye mengajak seokjin duduk untuk bicara

"Jinnie eomma harus pergi mengurus perusahaan ayah di jepang, tadi eomma mendapat telfon perusahaan di sana sedang ada maslah dan eomma harus menyelesaikan nya"- shinhye

"Berapa lama?"- seokjin

"Tidak lama sayang, hanya enam bulan. tidak papa kan?eomma harus pergi, kalau tidak perusahaan appa bisa bangkrut sayang"- shinhye

Seokjin diam dan tersenyum getir mendengar nya, baru saja dia tau ayah nya telah tiada. sekarang dia harus di tinggal ibu nya untuk waktu yang lumayan lama

Kepala seokjin rasanya sakit, pandangan nya pun memburam, tapi dia tidak mau mengatakan nya

"Pergilah eomma!pergilah yang jauh dan tinggalkan aku sendiri!" sahut seokjin kemudian memalingkan wajah nya, tangan nya sibuk menghapus air matanya

"Jinnie eomma mohon jangan seperti ini sayang, eomma menyayangi mu tapi eomma harus pergi untuk masa depan kalian

"Eomma yakin jinnie anak yang kuat, jinnie kan tidak sendirian, jinnie tinggal bersama soojin dirumah. jadi tidak papa ya eomma pergi?"shinhye terus melihat seokjin menunggu jawaban

Sebernarnya shinhye khawatir meninggalkan seokjin bersama soojin, tapi mengingat jantung seokjin tidak selemah dulu, dia merasa sedikit tenang untuk meninggalkan nya

Seokjin hanya diam dan tetap tidak menjawab pertanyaan shinhye. Shinhye yang mengerti hanya memeluk seokjin erat

"Mianhae jinnie kalau eomma harus pergi, eomma pergi bukan berati eomma tidak menyayangimu. Eomma pergi demi kelangsungan hidup kita sayang

The Twins ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang