33

909 94 32
                                        

"Eomma.. kau ingin seokjin sembuh kan?" tanya soojin dan shinhye hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kalau begitu.. tanda tangan lah eomma! biar operasi nya bisa di lakukan secepat nya"ucap soojin kemudian memberikan pulpen pada shinhye.

Shinhye mengambil pulpen nya, dia melihat dan membaca kembali surat persetujuan tindakan itu untuk kedua kalinya, kemudian dia diam beberapa saat untuk berfikir.

Bibir soojin mengulas senyum tipis dengan air mata yang mengalir begitu saja, saat melihat tangan shinhye bergerak untuk menandatangani surat persetujuan tindakan tersebut

"Eomma.. apa ini terakhir kalinya aku melihat mu?" batin soojin di balik senyum yang dia tunjukan

Shinhye sambil menangis mulai menekan ujung pulpen ke kertas untuk membuat tanda tangan. sesekali dia melihat soojin yang tersenyum padanya,Setelah nya dia menutup matanya untuk meyakinkan keputusan nya.

Srek

"Eomma.."pekik soojin saat shinhye merobek - meremat dan membuang kertas nya.

"Aku tidak bisa melakukan nya, aku tidak akan membiarkan anak ku mati, sudah cukup suami ku yang pergi, aku tidak mau kehilangan siapapun lagi.

"Jin maafkan eomma nak, eomma tidak pernah mengerti perasaan mu" tangis shinhye setelah melempar kertas nya ke sembarang arah.

"Eomma..kenapa kertas nya di robek eomma? nanti seokjin tidak akan ~ "- soojin

"Berhenti bicara jin!"sergah shinhye kemudian menarik soojin ke pelukan nya, dia menangis sambil memeluk soojin erat.

Soojin yang tidak mau menangis pun jadi ikut menangis, dia membalas pelukan shinhye tak kalah erat.

"Katakan pada eomma!apa kau berani melakukan operasi itu eoh? Kau siap dengan segala resiko nya?" tanya shinhye dan soojin menggeleng pelan sambil menangis.

"Tidak eomma, aku takut - aku takut eomma, aku takut tidak akan bisa bangun lagi - aku takut tidak bisa melihat eomma lagi, aku takut tidak bisa melihat seokjin lagi

"Aku takut eomma - aku takut" jawab soojin yang menangis seperti anak kecil di pelukan shinhye.

"Eomma tau - eomma tau sayang"  kata shinhye sambil mengelus punggung soojin dengan lembut.

"Eomma akan memeriksakan ginjal eomma, semoga saja ginjal eomma cocok dengan jinnie" lanjut shinhye kemudian melepas pelukan nya.

"Eomma kau yakin?operasi itu kan sakit, nanti ~ "- soojin

"Gwaenchana...kau ini bicara seperti anak kecil saja" kekeh shinhye kemudian kembali memeluk soojin

Dia juga mencium kening soojin penuh kasih sayang, membuat soojin merasa nyaman dengan pelukan dan ciuman seorang ibu yang sudah lama dia rindukan.

Shinhye melepaskan pelukan nya kemudian mengajak soojin menemui dokter lee untuk melakukan pemeriksaan pada diri nya

Dia berharap ginjal nya cocok agar soojin tidak perlu melakukan apapun untuk keselamatan seokjin.
.
.
.

Di ruang rawat seokjin

Soojin duduk di kursi sebelah ranjang, tangannya menggenggam tangan seokjin sambil terus melihat seokjin yang yang masih setia menutup matanya.

"Jinnie.. mianhae karena hyung, kau jadi seperti ini. hanya karena ingin mendapat kasih sayang ku, kau sampai bertindak sejauh itu. kau sampai bergabung dengan ken agar tidak terlihat lemah "- soojin mengusap kepala seokjin dengan lembut.

"Jinnie.. kau harus sehat nee! kau tidak boleh menyerah! hyung janji hyung akan menyayangi mu seperti yang kau mau, tapi kau harus bangun dulu, setelah itu ayo kita hidup sebagai si kembar yang bahagia"- kekeh soojin

The Twins ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang