05. Tinggal berdua
Setelah menempuh beberapa jam diperjalanan, akhirnya mobil Samuel berhenti didepan rumah Adara. Mereka berniat mengambil keperluan Adara yang masih ada dirumah orangtuanya, lalu setelah selesai barulah Samuel membawa Adara ke apertemen nya.
"Mau masuk apa nunggu disini?" Tanya Adara tanpa menoleh dan fokus melepas seatbeltnya. Setelah selesai barulah ia menatap Samuel.
"Masuk aja deh, sekalian gue mau lihat isi kamar istri gue." Ucap Samuel dengan enteng, berbeda dengan Adara yang sudah memerah merona.
"Mau lihat apa lo dikamar gue?" Adara bertanya.
"Siapa tau ada foto cowok lain kan gue nggak tau,"
"Mana ada, yang ada kamar apartemen lo tuh yang gue ngeledah siapa tau ada barang cewek kan gue nggak tau." Balas Adara melangkah masuk ke dalam rumah dan disusul Samuel dibelakangnya. Ayah Gerald dan Bunda Sinta sudah datang terlebih dahulu, berbeda dengan Samuel dan Adara yang baru sajs sampai.
"Mana ada gue begitu, gue kan anak baik-baik." Ucap Samuel yang masih setia mengikuti Adara masuk ke dalam kamar gadis itu.
"Tapi dari tampang lo, kok nggak meyakinkan ya!" Adara berbalik lalu menatap tajam Samuel, sampai mata gadis itu menggecil.
Samuel menyentil dahi Adara lalu membalik tubuh gadis itu agar cepat membuka pintu kamar gadis itu. "Cepat buka, gue nggak sabar mau masuk." Katanya.
"Kok gue takut ya?" Samuel mengernyit lalu membulat saat mendengar kelanjutan kata Adara. "Takut lo khilaf,"
"Padahal nggak ada niatan sih gue buat khilaf, tapi kayak nya setan dikamar lo godaan nya kuat deh. Jadi tergoda gue buat khilaf sama lo."
"SAMUEL MESUM!!"
Dengan cepat Samuel membungkam mulut Adara dari belakang menggunakan tangannya, ah sial. Bagaimana kalau ada yang dengar? Dasar Adara mulut cempreng.
"Ehmm," Adara menepuk-nepuk tangan Samuel.
Dengan cepat Samuel melepas tangannya, "Maaf, gue nggak bermaksud."
"Tapi tangan lo, wangi gue suka!"
"Masa? Padahal gue abis cebokan." Balas Samuel membuat Adara berbalik lalu memukul pundak lelaki itu.
"Ga usah bohong deh lo, mana ada tangan lo abis cebokan. Ke toilet aja kagak ada." Sahut Adara.
"Banyak bacot lo," ucap Samuel lalu menggeser tubuh Adara ke samping. Lalu dengan mudahnya tangan lelaki itu membuka pintu kamar Adara.
Pintu kamar terbuka dan yang pertama kali Samuel lihat adalah boneka beruang berwarna coklat yang terletak disofa kamar Adara. Samuel masuk ke dalam dan meneliti setiap sudut kamar, dapat Samuel simpulkan kalau Adara penyuka warna coklat. Mulai sprai berwarna coklat, sofa berwarna coklat, karpet berwarna coklat, dan wallpaper kamar berwarna coklat.
"Kamar lo coklat semua!" Ucap Samuel tanpa melihat Adara yang berada dibelakangnya.
"Tapi jangan salah, coklat punya filosofi nya tau! Tau nggak apa?" Adara duduk dikasur dengan satu kaki dilipat didepan dan satunya lagi dibiarkan berjuntai dipinggir kasur.
"Apa?"
"Tom Hanks pernah berkata, hidup itu seperti sekotak cokelat. Anda tidak pernah tahu apa yang akan Anda dapatkan. Begitu, Sam. Udah tau kan sekarang?!" Kata Adara sambil menggoyangkan jari telunjuknya ke atas dan ke bawah.
"Segitu suka nya ya lo sama coklat? Sampai kata-kata nya aja lo tau." Ujar Samuel duduk didepan Adara.
"Iya, dan itu yang paling gue suka!" Adara menunjuk boneka beruang nya yang berada dibelakang Samuel membuat lelaki itu memutar sedikit kepalanya dan menatap boneka beruang yang berukuran sedang yang tertunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAM & ARA (ON GOING)
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA, DAN PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!!] Perjodohan? ah itu sungguh kuno Tapi itulah yang dialami Samuel dan Adara, diumur baru menginjak 17 tahun mereka dipaksa menikah muda. bahkan diumur 17 tahun mereka masih duduk dibangku 2 S...