03. Drama dipagi hari

28 5 0
                                    

03. Drama dipagi hari

"Man rabbuka?" bisik Samuel tepat ditelinga Adara, sedari tadi Samuel sudah memanggil nama Adara namun gadis itu belum juga bangun. Sampai sebuah ide terlintas diotak Samuel dan langsung melancarkan aksinya. Lelaki itu berjongkok didepan Adara yang tertidur ke samping.

"Man nabiyyuka?" Adara bergerak telentang, Samuel terkekeh lalu kembali membisikkan. "Pilihlah pintu neraka yang kau suka, Dara." Bisik Samuel lagi membuat Adara terbangun dengan kaget, peluh membasahi kening gadis itu dan mengantur napas nya yang memburu.

"HAHAHA," gelak tawa Samuel membuat Adara menoleh ke belakang dan langsung paham kalau ia baru saja dikerjai oleh Samuel.

"GILA, LO BIKIN GUE TAKUT!" Adara melemparkan guling pada Samuel yang sedang menertawakan nya. Adara menutup wajahnya dengan kedua tangan nya dan terdengar suara isak tangis dari gadis itu.

Samuel langsung berhenti tertawa saat mendengar isak tangis Adara yang keluar. Sungguh ini diluar dari dugaan Samuel, niatnya hanya mengerjai gadis itu tapi nyatanya gadis itu menangis karena ulahnya.

"Ra, maaf." Samuel berjongkok disamping Adara lalu menyingkirkan rambut berwarna coklat itu agar tidak menutupi wajah Adara. "Gue keterlaluan ya, Ra? Maaf ya, gue nggak bermaksud bikin lo nangis." Samuel menyentuh kaki Adara dan mulai memijitnya.

"L-lo keterlaluan, T-tau n-nggak? L-lo bikin gue t-takut." Kata Adara dengan terisak. Samuel menyentuh tangan Adara dan berusaha menyingkirkan tangan itu dari wajah Adara.

"Maaf, gue nggak bermaksud. Maafin ya." Samuel berhasil menyingkirkan tangan Adara dari wajah gadis itu, dan itu membuat Samuel kaget karena melihat wajah Adara yang memerah. Tidak tau keberanian dari mana, Samuel langsung memeluk Adara.

"Jangan nangis ya, janji nggak begitu lagi." Adara mengangguk didalam pelukan Samuel, dan setelah lama menikmati pelukan hangat Samuel membuat gadis itu tersadar dan langsung mendorong Samuel sampai lelaki itu terduduk dilantai dengan tangan yang menjadi penyangga.

"Pantat gue,"

"LANCANG BANGET LO, UDAH DUA KALI YA LO LANCANG SAMA GUE. YANG PERTAMA LO BERANI BUKA KOPER GUE DAN SEKARANG LO? DENGAN LANCANG NYA MELUK GUE!!"

"Lancang, lancang tapi dibales juga pelukan gue." Cibir Samuel berusaha berdiri lalu melangkah masuk ke dalam kamar mandi.

"Sam,"

"Samuel," panggil Adara namun tidak dijawab oleh Samuel. Tidak mau ambil pusing Adara bangun dari tempatnya lalu berniat merapikan tempat tidur yang berantakan. Bertepatan dengan Adara selesai merapikan tempat tidur Samuel keluar dengan pakaian casual nya. Kemeja hitam dan celana jeans sobek berwarna hitam.

"Dilihat-lihat baju lo kok banyak warna hitam?"

"Sok tau lo, ya terserah gue lah mau baju gue hitam semua kek atau putih semua kek ya terserah gue lah toh gue juga yang makai." Balas Samuel berdiri didepan kaca sambil menggeringkan rambutnya menggunakan hair dryer milik Adara.

Adara melangkah mendekati Samuel lalu mengambil alih hair dryer ditangan Samuel saat melihat lelaki itu kebinguan saat menggunakan benda tersebut. Adara mendudukkan Samuel dikursi rias dan Adara berdiri didepan lelaki itu. Dengan gesit Adara membolak-balik rambut Samuel menggunakan satu tangannya sedangkan tangannya satu lagi digunakan untuk memegang hair dryer.

"Kalau nggak bisa itu bilang, jangan sok tau. Nanti rusak punya gue, lo harus ganti."

"Benda begituan aja mah gampang, lo beli sepuluh pun gue sanggup bayarin." Ujar Samuel menyombongkan diri.

Adara memutar bola mata malas, dan tanpa diduga, Samuel memeluk pinggang Adara membuat gadis itu terdiam saat merasakan Samuel menyandarkan kepalanya diperut Adara.

SAM & ARA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang