08. Akhir pekan dirumah aja.
Bertepatan hari ini hari minggu, kedua pasangan itu memutuskan tetap diam dirumah karena masih banyaknya penjagaan akan virus berbahaya yang mengintai. Dan sekarang setelah menghabiskan sarapan pagi mereka, kini dua anak manusia itu sedang berada didalam kamar mandi untuk mencuci baju bersama. Sebenarnya Adara sudah menawarkan diri untuk mencuci baju Samuel, namun lelaki itu menolak dan mengatakan ingin mencuci bajunya sendiri.
Dan jadilah sekarang, baju mereka tergiling dimesin cuci yang sama, atas paksaan Adara akhirnya Samuel mau agar bajunya dicuci oleh Adara. Namun dengan syarat lelaki itu yang akan menjemurnya nanti.
"Udah lo pergi aja sana, gue bisa sendiri." Ujar Adara berniat mengusir Samuel, namun lelaki itu tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya.
"Gue nggak terbiasa baju gue dicuciin." Sahut Samuel tanpa menatap Adara. Memang benar semenjak lelaki itu masuk SMA semuanya ia kerjakan sendiri diapartemen ini. Mulai mencuci baju, bersih-bersih, dan memasak sekalipun ia kerjakan sendiri.
"Mulai sekarang lo harus terbiasa, sebab mulai sekarang pakaian lo yang cuci gue." Balas Adara sambil mengikat rambut panjangnya menjadi satu saat melihat mesin cuci sudah berhenti.
"Biar gue aja yang ngeluarin," ujar Samuel namun ditolak mentah-mentah oleh Adara.
"Katanya gue yang cuci, lo yang jemur!" Sindir Adara melirik sekilas Samuel yang berdiri dibelakangnya.
"Lo nggak takut tangan lo rusak apa? Diterjenkan panas!"
"Ngapain takut? Toh panasnya cuman sebentar!" Sahut Adara lalu membawa ember berisi pakaian mereka ke kran air dan membilasnya sampai bersih.
"Sini," dengan cepat Samuel merebut ember tersebut dari tangan Adara lalu membawanya ke balkon apartemen. Samuel mengantung baju ditempat jemuran yang sering ia gunakan lalu mengangkat tempat jemuran itu menghadap matahari agar terkena panas.
Sedangkan Adara, setelah ember pakaian dibawa Samuel, gadis itu berniat menyapu dan menggepel setelahnya. Dan tidak tanggung-tanggung gadis itu juga membersihkan debu yang ada disetiap barang. Saat Adara sedang melap barang yang ada diruang tamu, matanya terhenti pada sebuah foto penikahannya yang dipajang diruang tamu.
"Itu bunda yang pajang, bukan gue!" Ucap Samuel tiba-tiba datang dari arah balkon.
"Kok udah jadi aja ya fotonya? Padahal baru beberapa hari! Kirimin gue dong fotonya."
"Sini minta nomer lo," Samuel menyerahkan ponselnya pada Adara lalu dengan lincah jari gadis itu menekan nomer diponsel Samuel.
"Kasih nama apa nih?"
"Biar gue aja," ujar Samuel segera mengambil kembali ponsel miliknya dari tangan Adara. Sedangkan Adara hanya menyerahkan dan mengangkat bahu acuh.
Beloved!
Setelah menggirimkan foto yang dimaksud Adara, Samuel masuk ke dalam dapur berniat membuat makan siang sederhana untuknya dan Adara. Karena tidak terlalu handal dalam urusan Dapur, Samuel memutuskan untuk memasak nasi goreng kesukaannya.
Kedua pasangan ini sangat membantu sama lain, yang satu membersihkan apartemen sedangkan yang satu lagi sedang memasak untuk makan siang nanti. Sangat cocok bukan? Bukan hanya istri saja yang bekerja namun suami juga ikut ke dalamnya.
Dan sialnya, hanya ditemukan diapk oren saja!!
Samuel memindahkan nasi goreng buatannya ke dalam mangkok besar lalu meletakkannya diatas meja makan. Mulai dari piring, sendok, gelas, dan air sudah tersusun rapi. Dan satu lagi, Samuel menambahkan nugget ayam dan kentang sebagai lauknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAM & ARA (ON GOING)
أدب المراهقين[FOLLOW DULU SEBELUM BACA, DAN PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!!] Perjodohan? ah itu sungguh kuno Tapi itulah yang dialami Samuel dan Adara, diumur baru menginjak 17 tahun mereka dipaksa menikah muda. bahkan diumur 17 tahun mereka masih duduk dibangku 2 S...