"Mungkin dengan memberimu sedikit hadiah, aku bisa melihat senyummu."
Sam & Ara
By:@CORETAN_NA
16. Makan malam
"Ra, siap-siap!" Baru saja Adara masuk ke dalam apartemen dan langsung disambut dengan suara serak khas Samuel dari ruang tamu.
Adara melihat ke arah Samuel, dan betapa tampannya lelaki itu. Memakai pakaian casual dengan kemeja hitam dan celana jeans berwarna hitam, dan tidak lupa juga dengan topi berwarna hitam yang sengaja diturunkan menutupi wajah lelaki itu.
"Mau ke mana? Maaf ya lama, soalnya tadi habis dari makam gue diajak makan dulu sama Kanaya dan Manda. Gue nggak enak nolaknya jadi gue ikut aja." Ujar Adara berucap sejujurnya. Memang setelah pulang dari makam, sebenarnya Adara ingin langsung diantarkan ke apartemen Samuel. Tapi Kanaya malah mengajaknya makan terlebih dahulu, Adara sudah menolak beberapa kali ajakan Kanaya ditambah lagi Manda juga memintanya agar makan terlebih dahulu sebelum pulang. Sampai Kanaya dan Manda menyerah, tapi tidak dengan gadis kecil yang imut. Shafira memintanya dan Adara tidak mampu menolaknya, dan berakhir mereka mampir dulu ke sebuah warteg.
"Udah sana siap-siap." Titah Samuel sambil menaikan sedikit ujung topinya dan menatap Adara yang berdiri didepannya.
"Mau ke mana sih?"
"Gue mau makan malam! Buruan sana." Adara mengangguk lalu berlari kecil menaiki anak tangga. Walaupun perutnya sudah kenyang, tapi ia akan menemani Samuel makan malam diluar.
Sedangkan Samuel, lelaki itu menggelengkan kepalanya saat melihat Adara yang berlari menaiki tangga. Sebenarnya Samuel ingin mengajak Adara makan malam berdua malam ini, namun gadis itu sudah terlebih dahulu makan malam bersama Kanaya dan Manda.
Huh!
Lelaki itu terdiam, sampai dia teringat pada gelang yang ia beli tadi sore sehabis pulang sekolah. Gelang itu terlihat sederhana namun mampu menarik perhatihan Samuel dan membuat lelaki itu langsung membelinya tanpa banyak pikir.
Gelang berwarna hitam dan coklat dengan inisial nama mereka S dan A, anehnya Samuel malah memilih warna coklat dengan inisial namanya, dan warna hitam inisial Adara.
"SAM, AYO." Samuel tersentak lalu dengan buru-buru memasukan kembali gelang tersebut ke dalam saku celananya.
Adara mengernyit saat melihat gerak-gerik Samuel yang menurutnya aneh. Lelaki itu seperti sedang menyembunyikan sesuatu.
"Lo ngapain, njir?"
Samuel mendongak, dan terkagum saat melihat penampilan Adara yang sangat cantik menurutnya. Gadis dengan rambut curly dalam balutan dress berwarna hitam dan pita dipinggang. Membuat Samuel terpaku dengan pemandangan yang ada didepannya.
"Sam, lo kenapa?" Adara melambaikan tangan didepan wajah Samuel, namun lelaki itu tidak juga bereaksi dan berakhir dengan Adara yang menyentil dahi lelaki itu.
"Sakit, monyet." Pekik Samuel tersadar setelah mendapat sentilan didahi dari Adara.
"Lagian lo diam begitu, gue jadi takut lo kemasukan setan disini." Balas Adara bergidik ngeri.
"Kalau gue kemasukan setan, habis lo dapat gue!"
"H-hah? Gimana? Otak gue ngelag."
Bukannya menjawab lelaki itu malah bangun dari duduknya, lalu membuka pintu mempersilahkan Adara keluar terlebih dahulu.
"Ladies first," ucap Samuel membuat Adara tersenyum malu. Kedua anak manusia itu berjalan memasuki lift lalu menekan angka yang menuju ke lantai dasar.
Lift terbuka lalu dengan gerakan cepat Samuel menggengam tangan Adara lalu membawa gadis itu ke basemant. Setelah keduanya masuk ke dalam mobil, mobilpun berjalan keluar dari halaman apartemen.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAM & ARA (ON GOING)
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA, DAN PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!!] Perjodohan? ah itu sungguh kuno Tapi itulah yang dialami Samuel dan Adara, diumur baru menginjak 17 tahun mereka dipaksa menikah muda. bahkan diumur 17 tahun mereka masih duduk dibangku 2 S...