07. Cafe milik Samuel (El Mounte)
Sore harinya, semua murid berhamburan keluar kelas masing-masing. Termasuk tiga gadis cantik yang sedang berjalan dikoridor.
"Pulang sama siapa, Man?" Tanya Kanaya pada Manda yang sedang memainkan ponselnya. Tidak perlu ditanyakan lagi, sudah pasti gadis itu sedang membalas pesan dari sang pacar-Erlan.
"Erlan lah sama siapa lagi? Kalian sama siapa?" Jawab Manda lalu balik bertanya pada teman-temannya.
"Gue dijemput kek biasa, kalau lo Dar?"
"Gue kayaknya pulang naik taxi deh, soalnya ayah nggak bisa jemput." Alibi Adara tentang Ayahnya, sepertinya Adara pulang naik taxi hari ini sebab mau bagaimana lagi? Tadi pagi ia berangkat ke sekolah bareng Samuel dan sekarang tidak tahu lelaki itu sudah pulang atau belum, Adara tidak tau.
Sesampainya diparkiran sekolah, Manda langsung menghampiri Erlan yang sedang bergurau bersama teman-temannya. Dan... ada Samuel juga disana, lelaki itu bersandar dikap depan mobil sambil memainkan ponselnya.
"Guys gue duluan ya, udah dijemput soalnya." Pamit Kanaya pada teman-temannya lalu berlari keluar gerbang dimana sudah ada sopir yang membukakan pintu untuk gadis itu.
"Yaudah kalau gitu kita-kita pamit juga," ucap Rizki mewakili Adit, dan Alvin. Setelah mendapat anggukkan dari temen-temannya, tiga lelaki tampan itu melajukan motornya keluar gerbang dengan kecepatan tinggi.
"Mau temenin cari taxi, Dar?" Tawar Manda namun langsung ditolak oleh Adara.
"Gue bisa sendiri kok, lo langsung pulang aja sama Erlan." Balas Adara lalu berjalan cepat keluar dari gerbang, semoga saja ada taxi yang lewat sini.
Motor Erlan keluar gerbang, dan Manda yang melambaikan tangannya pada Adara yang sedang duduk dihalte. Merasa motor Erlan sudah jauh, Samuel memberhentikan mobilnya tepat didepan Adara yang sedang memainkan ponselnya.
"Mau sampai kapan lo duduk disitu?" Tanya Samuel setelah kaca mobil diturunkan. Sebenarnya Adara tau kalau mobil yang berada didepannya saat ini adalah mobil Samuel, namun ia hanya sok cuek dengan memainkan ponselnya. Bayangan pagi tadi masih bersarang dipikiran Adara, itu yang membuatnya malu kalau harus berhadapan langsung dengan lelaki itu.
"Gue tinggal lo, kalau dalam hitungan ketiga nggak masuk juga. 1 2-" belum sempat menyelesaikan hitungannya, Adara sudah terlebih dahulu masuk ke dalam mobil lalu dengan tenang duduk disamping Samuel.
"Gitu dong, padahal kalau dalam hitungan ketiga lo nggak masuk juga gue nggak bakal ninggalin lo, tapi gue langsung yang turun tangan buat ngangkat lo." Ujar Samuel nampilkan senyum lebarnya, sedangkan Adara sudah menggerutu sebal.
"Ngeselin banget nih cowok!" Gumam Adara yang masih bisa didengar oleh Samuel. Bukannya marah Samuel malah semakin menjadi-jadi menggoda Adara.
"Tu bibir ngomongin gue mulu, mau gue cium kayak tadi pagi hah? Kayaknya bibir lo kecanduan deh sama bibir gue." Ujar Samuel membuat Adara langsung memperagakan orang yang sedang muntah. Samuel terbelalak melihat apa yang ia lihat.
"Mau muntah gue, mulut lo bau."
"Masa sih?" Samuel mendekat pada Adara lalu memojokkan Adara. "Mau diulang nggak?" Tanya Samuel dengan tenang.
"Ngg-" keburu Samuel sudah menempelkan bibirnya dibibir Adara. Tidak seperti tadi pagi, kali ini hanya kecupan bukan lumatan.
"Enakkan, bilang aja napa kalau lo mau lagi. Jangan beralasan kalau mulut gue bau!"
"Udah jalan sana, ngomong mulu. Gue lebih suka lo diem!" Ucap Adara tanpa sengaja menyinggung Samuel. Bukannya Samuel banyak ngomong, hanya saja lelaki itu rela memulai percakapan terlebih dahulu agar keduanya tidak canggung didalam hubungan yang tidak didasari cinta ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAM & ARA (ON GOING)
Genç Kurgu[FOLLOW DULU SEBELUM BACA, DAN PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!!] Perjodohan? ah itu sungguh kuno Tapi itulah yang dialami Samuel dan Adara, diumur baru menginjak 17 tahun mereka dipaksa menikah muda. bahkan diumur 17 tahun mereka masih duduk dibangku 2 S...