17. Minta pendapat

20 1 0
                                    

"Kadang seseorang hanya butuh pendengar untuk mendengarkan semua masalahnya, maka dari itu saat seseorang ingin menceritakan masalahnya jangan ucapkan "Gue juga lagi ada masalah."

Sam & Ara

By:CORETAN_NA

17. Minta pendapat

Sepulang dari mall, dua anak manusia tersebut langsung membersihkan diri lalu bersiap untuk tidur. Namun disaat Adara hendak masuk ke dalam selimut, tiba-tiba saja perutnya keram. Adara meremas perutnya sambil meringis.

Samuel yang masih berada didalam kamar mandipun, tidak mengetahui keadaan diluar.

Adara mencoba menahan nyeri diperutnya, inilah yang semua wanita rasakan saat haid datang. Perut sakit dan mood yang berubah-rubah.

Adara yang sudah tidak bisa menahannya lagipun langsung bergegas keluar kamar, gadis itu dengan cepat menuruni tangga lalu masuk ke dalam dapur. Sesampainya didapur, Adara langsung mencari kompres yang sudah sempat ia gunakan tadi pagi.

Setelah mendapatkan kompresnya, lalu diisi dengan air hangat. Adara duduk dikursi meja makan lalu menyingkat piyama tidurnya dan menempelkan kompres tersebut dipermukaan kulit perutnya.

"Gini aja terus, setiap haid sakit! Setiap haid sakit!" Gumam Adara sambil menengelamkan wajahnya diatas tumpukan kedua tangannya.

Adara memejamkan matanya, mulai merasa nyaman dari sebelumnya. Perutnya mulai terasa lega saat dikompres beberapa menit. Merasa sudah lebih mendingan, Adara mengambil kompres tersebut lalu diletakannya diatas meja.

"Semoga aja nyerinya nggak kumat lagi." Ucap Adara lalu membawa kompres tersebut ke wastafel lalu membuang air yang tadinya hangat sekarang dingin.

Setelah menyimpan kompresnya, Adara berlari menaiki tangga. Sampai didepan kamarnya, Adara membuka pintu perlahan dan yang pertama ia lihat adalah Samuel yang berbaring disofa dengan satu tangan menutupi dahinya dan satu tangannya lagi dijuntaikan ke bawah.

Adara mendekat lalu duduk disamping sofa, gadis itu meneliti wajah tenang Samuel yang sedang tertidur. Saat sedang meneliti wajah Samuel tiba-tiba saja perutnya kembali nyeri, dan membuat Adara menekuk kakinya lalu membelakangi sofa.

"Sam," lirih Adara memangil Samuel yang masih setia memejamkan matanya. "Perut Ara nyeri." Sambung Adara sambil meluruskan kakinya.

"Pasti gara-gara Ara tadi lari!" Kata Adara hendak meneteskan air matanya. Namun sebuah tangan langsung mengusap permukaan perutnya dengan lembut.

Adara menoleh ke belakang dan melihat Samuel yang memiringkan badannya, dan alhasil wajah mereka begitu dekat. Sampai Adara bisa merasakan panas heru napas Samuel yang keluar.

"Kenapa?" Samuel bangun lalu turun dari sofa dan duduk disamping Adara. Samuel terus mengusap perut Adara dengan lembut sampai gadis itu merasa lebih enakan.

"Nyeri." Jawab Adara tanpa menatap Samuel, karena gadis itu menunduk melihat aksi tangan Samuel yang mengusap perutnya dengan lembut.

"Coba sini," Samuel menarik pelan kedua kaki Adara lalu dibawanya ke atas pangkuan lelaki itu. "Kok bisa sampai nyeri? Salah makan atau gimana?" Tanya Samuel dengan satu tangannya yang memijat kaki Adara.

SAM & ARA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang