04. Permainan 1 tahun kemudian
Pada umum pengantin baru, Adara menyerjap matanya dan merasakan ada benda yang menindih perutnya. Tangan gadis itu menoleh ke samping dan langsung berhadapan dengan wajah tenang Samuel yang sedang terlelap. Jarak keduanya sangatlah dekat membuat Adara dapat merasakan deru napas Samuel yang hangat.
"Sam, bangun." Adara mundur sedikit agar wajahnya tidak terlalu dekat dengan Samuel. Lelaki itu bukannya bangun malah mengeratkan pelukannya dan otomatis Adara juga ikut tertarik. Dan posisi mereka saat ini bukan lagi dekat, namun sangat dekat lihatlah Samuel menenggelamkan wajahnya didepan dada Adara dan Adara memeluk leher lelaki itu.
"Sam, bangun." Gumam Adara sambil memainkan rambut Samuel yang berantakan sehabis tidur.
"Sam, jangan sampai oranglain ngetok pintu karena kita belum turun juga." Ucap Adara menyelusupkan tangannya ke dalam rambut lebat Samuel dan mulai memainkannya tak tanggung-tanggung juga Adara meremes rambut lelaki itu.
"Samuel," lelaki itu menggerang dan membuka matanya perlahan lalu mendongak menatap wajah Adara.
"Nyeyak banget tidurnya, pak. Seger bangun nya?" Adara tersenyum lebar pada Samuel, membuat lelaki itu terkekeh lalu kembali menggelamkan wajahnya didepan dada Adara.
Adara dapat merasakan Samuel mengangguk didadanya, "Nyeyak, kan tidurnya sambil peluk kamu!" Samuel mendongak menatap wajah Adara yang sedang memainkan rambutnya.
"Alah modus lo, pas ada mau nya aja pakai aku-kamu! Guling ditengah-tengah kita lo kemanain?" Tanya Adara menoleh ke belakangnya dan melihat benda panjang itu tergeletak dilantai dekat lemari.
"Gue lempar! Gak tau singgahnya dimana?" Samuel mengangkat bahu acuh. Tidak memperdulikan guling yang kemarin malam ia lempar. Siapa suruh tu guling menghalangi kehangatannya.
"Sialan emang lo, Sam. Bingung gue harus naruh apalagi ditengah-tengah kasur biar lo nggak bisa peluk gue."
"Kenapa emangnya kalau gue meluk lo? Ada yang marah? Nggak kan! Siapa juga yang berani marahin kita, toh udah halal. Ngelakuin lebih dari pelukan pun bisa cuman lo nya aja yang belum mau!" Ujar Samuel melepaskan pelukannya lalu bangkit dari tempat tidur. Dan segera masuk ke dalam kamar mandi.
Sedangkan Adara tertunduk ditempatnya, bukannya ia tidak mau. Hanya saja ia belum siap untuk itu. Masa depannya masih panjang dan masih ada mimpi yang harus ia hujutkan. Kalau ia mengandung sekarang, jangankan menghujutkan mimpinya sekolah pun harus berhenti karena semua sekolah tidak menerima siswi nya sedang mengandung.
Adara melamun sampai tidak menyadari Samuel sudah keluar dari dalam kamar mandi dan kini lelaki itu berdiri didepan Adara yang sedang melamun. Sebuah kecupan mendarat dipipi Adara, membuat gadis itu terkejut dan tersadar dari lamunan nya.
"Mikirin apa?"
"Gak, gue mandi dulu. Tolong rapiin tempat tidur ya." Pinta Adara dan langsung masuk ke dalam kamar mandi. Samuel mengernyit heran lalu mengangkat bahu acuh dan langsung menuruti perintah Adara yang memintanya untuk merapikan tempat tidur.
Selang beberapa lama, Adara keluar dengan balutan dress sampai bawah lutut bermotif garis-garis berwarna hitam dan ada ikat pinggang putih ditengah-tengahnya. Sedangkan Samuel memakai kemeja berwarna hitam kotak-kotak yang sengaja tidak dikancing dan memperlihatkan kaos putih didalamnya, sedangkan bawahannya Samuel memakai jeans hitam sobek dibagian lutut.
"Mau ke mana?" Tanya Adara saat melihat Samuel memasang sepatu putihnya. Samuel memberhentikan aktivitas nya yang sedang memasang sepatu lalu menatap Adara yang juga menatapnya.
"Udah lo ikut aja, siap-siap gih."
Adara hanya mengangguk dan langsung menyambar sepatu sendal hitamnya. Adara melihat penampilannya didepan kaca lalu merapikan rambut panjang berwarna cokelat curly nya yang sengaja digerai.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAM & ARA (ON GOING)
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA, DAN PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!!] Perjodohan? ah itu sungguh kuno Tapi itulah yang dialami Samuel dan Adara, diumur baru menginjak 17 tahun mereka dipaksa menikah muda. bahkan diumur 17 tahun mereka masih duduk dibangku 2 S...