[ 16 ]

62 8 4
                                    

''Hey, kau tahu Li Tianze?''

Tianze lantas menghentikan langkahnya begitu mendengar namanya disebut.

''Li Tianze? Tidak sepertinya aku baru mendengar nama itu."

Tianze masih diam dibalik tembok yang menjadi penghalang. Dibanding memberitahukan kehadirnya. Dia lebih memilih mendengarkan obrolan dua gadis yang sudah pasti tidak dikenalnya.

''Kau darimana saja sejak semester lalu dia sudah menjadi perbincangan hangat,'' lanjutnya.

''Benarkah? Li Tianze?'' tanya gadis itu. Tedengar berpikir sebentar. ''Oh sih pemurung itu!"

"Iya yang itu,'' selah lainnya. ''Kau tahu, terakhir kali aku melihatnya mengacuhkan Ziyi ku. Ck, dasar tak tahu diri padahal Ziyi sudah berbaik hati mau berteman denganya,'' lanjutnya berucap tak suka.

Tianze masih sana, menajamkan pendengarannya. Walaupun dia sudah menduga hal ini akan terjadi lagi.

Ketahuilah, menjadi bulan-bulan sekolah memang bukan hal baru lagi bagi lelaki Li yang satu itu.

''Yang parahnya lagi, dia bahkan mendekati Chen Xida,'' ketus gadis itu.

''Oh benarka?!'' balas sang lawan bicara terkejut. ''Chen Xida yang itu kan?''

''Iya itu. Memangnya disekolah kita ada berapa Chen Xida huh?!"

Tianze yang keberadaannya masih tak disadari oleh kedua gadis itu berdehem pelan sembari menendang kosong udara disekitarnya.

Jujur saja kedua pendengarannya cukup panas menangkap obrolan yang terus menyudutkannya itu.

Hingga akhirnya lantunan musik sembut menutup pendengarannya sepenuhnya dan ketika menoleh, dia mendapati Xida yang seharusnya akan ditemuinya digerbang sekolah.

''Apa–'' ucap Tianze sembari mencoba melepaskan headphone dari telinganya namun dengan cepat Xida yang langsung menahan pergerakannya.

''Jangan dilepas!'' tegasnya. ''Biarkan seperti ini saja.''

Tianze hanya bisa mangguk patuh, walaupun dia tak dapat mendengar jelas ucapan lelaki itu. Tianze dapat dengan mudah membacanya lewat gerakan mulutnya.

''Tapi–" Dan lagi belum sempat Tianze menjawab.

Lelaki menjulang itu langsung menariknya bergegas. ''Ayo!''

Yang mana mebuat kedua gadis itu langsung tersadar dan menghentikan obrolannya.

''C-Chen Xida!'' ucap salah seorang gadis bersurai hitam pekat. Lalu buru-buru membekap mulutnya.

Sedangkan yang satu lagi hanya tersenyum kaku serta menarik lengan kawannya. ''A-aku lupa sepertinya tadi Miss Lin memanggil kita.'' Kemudian berlalu begitu saja.

Xida hanya menggeleng ringan lalu kembali fokus pada Tianze yang masih berdiri dibelakangnya.

Tangannya kini beralih menurunkan headphone tadi. ''Lihat sendirikan. Lain kali jangan didengarkan. Kebanyakan dari mereka memang seperti itu,'' jelas Xida. Walaupun terlihat datar Tianze tahu lelaki itu sedang kesal.

''Hanya berani berbicara dibelakang,'' lanjutnya. ''Katakan saja pada ku dan aku akan membalas mereka untuk mu.''

Tianze tersenyum kecil dan menggeleng ringan. ''Tidak perluh, aku tak apa. Bukan masalah besar.''

Xida berdehem mengerti, matanya tak lepas memperhatikan Tianze. "Jadi? Kau akan ikut?" tanyanya ragu.

Berbeda dengan Tianze yang saat itu juga langsung mengguk mantap. "Tentu saja. Kita akan kemana?" tanyanya cukup penasaran.

Who You || CXD x LTZ [Slow]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang