[ 9 ]

240 35 31
                                    

Dari kejauhan, Tianze masih saja menatap ragu lelaki jangkung yang duduk tak jauh dari tempatnya berdiri. Siapa lagi kalau bukan Chen Xida. 

Ya, kemarin keduanya berjanji akan makan bersama bukan. Tetapi sejak tadi Xida tak kunjung menoleh, tak menyadari padanya.

Membuat Tianze semakin gugup menghampiri lelaki jangkung itu lebih duluh.

Tianze terdiam, ragu. "Apa aku kesana saja?" Tianze kembali berucap pelan. Bertanya pada dirinya sendiri.

"Mungkin lain kali saja." Keputusan akhinya, sepertinya menghabiskan waktu istiraharnya di rooftop tak buruk.

Namun langkah Tianze kembali terhenti. 'Bagaimana kalau dia menunggu ku seperti yang di katakanya,' inner Tianze.

"Li Tianze!" ujar seseorang yang tak asing lagi. Menyadarkan Tianze, mengangkat sedikit pandanganya, menoleh kerumber suara.

"Kau dari mana saja aku mencari mu sejak tadi," ketus Zhenyuan berpura - pura cemberut. 

Berjalan menghampiri sabahatnya itu dengan nampan berisi makan siang miliknya. "Hmm? tunggu, tumben sekali kau mau ke kantin tanpa ku-"

"Tianze!" Suara sedikit bas itu berucap memotong perkataan Zhenyuan. Keduanya menoleh mendapati lelaki lain, samar tersenyum pada keduanya.

Zhenyuan sedikit menekuk alisnya,sembari menatap bingung, pada lelaki jangkung yang berjalan kearah keduanya.

Kemudian mengambil alih nampan Tianze, lalu dibawanya pada bangku yang sejak tadi di huninya.

 "Duduklah," ujarnya. "Kau bermaksud makan bersama ku bukan." Lalu mendudukan tubuh tingginya.

"Apa kau mengenalnya?" bisik Zhenyuan. Tianze mengguk kecil.

Zhenyuan tersenyum bersahabat, ikut mendudukan dirinya. Begitu juga Tianze namuan bedanya lelaki itu tak tersenyum sedikitpun, masih setia dengan wajah datarnya.

Yang lebih tinggi membalas senyuman Zhenyun, sembari berucap. "Hai, aku Chen Xida," memperkenalkan diri.

"Zhang Zhenyuan. Temanya Tianze," jelasnya. Xida mengguk, paham.

Lelaki yang menjabat sebagai anggota OSIS inti itu kembali berbisik kecil, "Aku tak menyangka kau menganggap serius perkataan ku," ujanya.

Tianze hanya menatap singkat sahabatnya itu.

"Anak pintar," lanjut Zhenyuan, tersenyum. Sembari mengelus surai gelap Tianze.

Xida yang memperhatikan keduanya tanpa sadar bernafas berat.

"Makanlah, sebelum makanan kalian menjadi dingin," ucap Xida. Entah mengapa melihat kedekatan keduanya dia merasa sedikit terganggu.

"Selamat makan," balas kedua sahabat di hadapan Xida itu.

Kemudian ketiganya makan dengan sesekali berkacap kecil. 

"Sepertinya kalian sangat dekat," kata Xida.

Akhirnya dia bisa bertanya juga, sejak tadi Xida sangat penasaran pada lelaki di sebelah Tianze itu.

Melihat lelaki yang bermarga Zhang itu sangat perhatian pada Tianze dan lelaki manis itu sama sekali tak merasa terganggu. Tak seperti pertama kalia Xida melihat Tianze bersama Ziyi waktu itu.

"Ya begitulah, kami sudah saling mengenal sejak kecil," ujar Zhenyuan,  santai.

"Dan kalau boleh kau tahu bagaimana kua mengenal Tianze?" tanyanya balik. Sedikit tersenyum simpul. 

Lelaki itu tahu betul bagaimana Tianze dengan lingkungan sekitarnya. Bagaimana sahabat kecilnya itu berlaku tak peduli dan engan bersosialisasi. 

Rasanya aneh jika Xida tahan dengan sikap diam Tianze itu, kecuali dia segila Ziyi atau sejak awal lelaki itu punya maksud tertentu, atau jangan bilang dia.

"Aku sering melihat dan bertemu denganya beberapa kali," jelas Xida.

Terlihat sedikit lebih antusias dari sebelumnya. Dan lagi Zhenyuan semakin melebakan sudut senyumnya. Instingnya memang tak perna salah.

"Benarkah?" katanya. Menoleh pada Tianze yang masih tertunduk, menyantap makan siangnya dalam diam. "Kau tak perna bercerita tentang itu pada ku." 

"Itu-" Lelaki bermanik bulan itu baru saja akan berucap, namun tak jadi begitu seseorang menyerukan namanya dengan lantang.

"Liiii Tianzeee!" Sontak seleruh perhatian jatuh pada lelaki yang memang terkanal sering membuat ulah itu.

"Hmm, sepertinya ada hal yang harus ku selesaikan," gumang Zhenyuan. "Aku duluhan." Menepuk pundak Tianze lalu beranjak membawa nampannya.

Ziyi tersernyum, berlari kecil menghampiri Tianze namun belum saja lelaki itu mendudukan tubuh tinggnya tanganya lebih duluh ditarik oleh Zhenyuan.

"Apa?" tanya Ziyi, heran.

"Ikut aku ke ruang kedisiplinan sekarang," ucap Zhenyuan dingin. "Kemarin kau bolos lagi kan."

Yang lebih tinggi terkekeh hambar. "Ayolah Zhenyuan, bahkan aku belum sempat memesan makanan biarkan aku makan sedikit saja. Yayaya, aku sangat lapar."

"Tidak, berhenti beralasan. Aku tahu kau mau kabur lagi kan." 

Zhengyuan selalu berubah seratus delapan puluh derajat, lebih galak jika itu menyangkut peraturan dan tak ada seorangpun yang dapat membantanya.

"T-tidak," ujar Ziyi beralasan. Namun Zhenyuan masih saja menatapnya dengan tatapan menyala.

"Tianze tolong aku. Kenapa teman mu ini sangat kejam padaku," decaknya sebelum Zhenyuan menyeretnya pergi.

Tianze menggeleng pelan. Pemandangan seperti itu sudah sering di jumpainya.

Mereka sudah seperti kucing dan tikus saja yang setiap kali bertemu selalu ada hal yang diributkan keduanya.

"A-ada apa?" tanya Tianze. Mendapati Xida yang hanya terdiam menatapnya.

"Berusan... kau tersenyum?"

Tianze refleks, langsung menundukan wajahnya. Ucapan Xida barusan malah membuatnya malu.

Xida tersenyum, salah satu tangannya menyentu pundak Tianze, sembari menangkap manik bulan lelaki itu.

"Ternyapa kau mempunya mata yang cantik ketika tersenyum."

Yang lebih manis terdiam, begitu maniknya bertemu dengan manik hazel milik Xida. Sama halnya dengan lelaki itu. Namun tak lama Tianze membuang pandanganya kembali. 

"A-a maaf," ucap Xida, canggung. Melepaskan pundak Tianze. Dibalas dengan bergumang kecil dari Tianze.

Tianze memang sering gugup jika menatap langsung manik orang lain tetapi kali ini rasanya sedikit beda dan dia menyukai sensasi aneh pada jantungnya.

Tbc.



Maaf semakain kesini semakin gaje_-' semoga aku segera padat pencerahan biar nulisnya gak makin gaje lg. Masih ada yg nungguinkan? Maaf juga up nya telat 🙏

Jangan lupa votmen nya guys;)

Ada yg main weibo gak? Saling follow yuk...

weibo : han_soy

Who You || CXD x LTZ [Slow]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang