I know it's to be long guys but i hope you enjoyed ;)) typo maaf...
"Selamat sore putri tidur."Ketika membuka matanya, Tianze langsung disambut dengan wajah Zhenyuan yang tersenyum legah di antara raut khawatirnya.
"Berhanti memanggil ku seperti itu. Aku bukan anak kecil lagi," ucap Tianze. Sebisa mungkin ikut tersenyum, diwajahnya yang tentu saja masih pucat pasi.
Rasanya sudah lama sekali sejak tekhir kali Zhenyuan memanggilnya seperti itu.
'Putri Tidur' panggilan yang selalu Zhenyuan lontarkan untuk menghibur Tianze. Setiap kali dia berada dikondisi yang sama seperti sekarang ini.
"Oh, memangnya kenapa?" tanya Zhenyuan. Tersenyum jahil dengan alis yang diangkat naik-turun, mengejek.
"Kau masih sama seperti duluh, Li Tianze. Kau masih memerlukan perlindunganya ku. Sebagai pangeran mu," lanjutnya percaya diri.
"Zhen hentikan," decak Tianze diantara kekehan kecilnya. Sembari membangun dudukkan tubuh lemasnya.
Dengan sigap Zhenyuan membantu, serta membenarkan posisi bantal— agar Tianze bisa bersandar dengan nyaman.
"Hmm ku lihat kau sudah jauh lebih baik," ujar Zhenyuan. Membenarkan letak rusai sang sahabat yang sedikit berantakan. "Apa kau lapar? mau kubawahkan sesuatu?"
Tianze mengeleng singkat. "Tak perlu." Lalu menghela nafas singkat sebelum kembali berucap, "I-itu sudah berapa lama aku ehmm–"
"Cukup lama, cukup membuat ku panik dan ingin sekali menghajar anak sialan itu," potong sang lawan bicara, dingin.
Tianze terdiam, tatapannya tetap menatap lembut. Dia tahu sahabat kecilnya itu hanya terlalu mengkhawatirkanya.
"Aku baik, kau tak perlu berlebihan Zhen."
"Dia memang pantas mendapatkannya," tegas Zhenyuan. "Aku tak tahu apa yang membuat mu bertingkah bodoh seperti tadi." Rahangnya terlihat mengeras menahan kesal.
"Maafkan aku," cicit Tianze. Menunduk sembari menggenggam kuat selimut tipis yang dikenakannya. "Aku tak bisa menolak–"
"Walau itu membahayakan mu sendiri." Zhenyuan kembali menyelah. Lagi-lagi Tianze hanya bisa menunduk terdiam.
Zhenyuan yang tak tega, mangalah. Membuang emosinya bersama hembusan nafas kasar.
Setelah merasa jauh lebih baik, lelaki bermarga Zhang itu menepuk pundak sempit Tianze, pelan.
"Ku mohon jangan membuat ku khawatir," ucapnya dengan nada lebih bersahabat. "Jangan ulangi lagi hmm."
"Aku janji," jawab Tianze, mengguk cepat sembari tersenyum manis.
Namun belum ada lima menit suasana diruangan itu membaik, keadaan jauh lebih buruk ketika pintu bercat putih itu terbuka.
cklek.
"Mau apa lagi kau kesini," ketus Zhenyuan. Menatap tajam pada sosok yang baru saja muncul dari balik pintu. Maniknya menyiratkan ketidak sukaan.
Sosok itu, siapa lagi kalau bukan Ziyi.
"Zhenyuan," bujuk Tianze menengangkan. Sebelum Zhenyuan terpancing emosinya sendiri.
Namun Zhenyuan tetaplah Zhenyuan, dia tipilak lelaki yang akan melakukan apapun untuk melindungi orang terdekatnya. Terlebih sosok yang sudah sangat disayanginya sekajak kecil.
"Biar saja. Apa jadinya tadi kalau aku tak lewat depan kelas mu kau bisa saja–"
"Zhenyuan aku baik-baik saja ok," tegas Tianze namun tetap terdengar lembut. Tanganya menarik kecil lengan baju Zhenyuan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Who You || CXD x LTZ [Slow]
FanficBromance, friendship, short story History renk : #2 in Chen Xida [19/03/27] #2 in Li Tianze [19/03/04] Start : 02/27 End : ©xcloser, 2019