[ 10 ]

247 34 43
                                    

"Permisi," ucap Tianze.

Kepalanya menoleh kedalam ruangan serba putih yang didominasi dengan aroma antiseptik yang kuat.

Manik bulan lelaki itu menjalar keseluru penjuru ruangan namun dia tak kunjung  menemukan seorang pun disana. "Sepertinya tak ada orang."

"Aku harus menaruh ini dimana?" tanyanya pada diri sendiri. Menatap kotak P3K yang tadi dititipkan padanya beberapa menit yang lalu.

Tianze melangkah santai, menuju meja yang biasanya di huni oleh dokter UKS yang bertugas. "Apa sebaiknya aku taruh di sini saja."

Cklek

"Oh? Hi Tianze," ucap seseorang yang baru saja masuk. "Apa yang kau lakukan disini?"

Tianze menoleh singkat. "Mengembalikan ini," jelasnya. Menunjuk kotak P3K yang baru saja di letakannya.

Ziyi, lelaki itu tersenyum khas. "Kebetulan sekali aku sedang membutuhkan itu," ujarnya sembari menyambar kotak putih itu.

Sambil membula kotak itu, Ziyi berucap, "Kau tak melihat dokter Lin?"

"Tidak." Tianze menggeleng pelan.

Diam - diam lelaki itu memperhatikan pelipis dan sudut bibir Ziyi yang terdapat jejak darah serta lebam dimana - mana.

"Auw," ringis Ziyi begitu menyentu pelan lukanya, hendak dibersikan. "Kenapa susah sekali," decaknya.

"Berikan itu pada ku," ucap Tianze lalu mendudukan tubuh kurusnya disebelah Ziyi.

Lelaki dengan senyum khas itu hanya menatap heran. Merupakan hal langkah Tianze mau duduk di sampinya tanpa paksaan sedikit pun.

Lantas Tianze langsung mengambil kapas yang sudah di berikan sedikit alkohol —membersikan lupa pada pelipis Ziyi dengan telaten.

"Kau berkelahi lagi?" tanya lelaki bermanik bulan itu.

Ziyi yang entah sejak kapan mulai melamun mengangkat alisnya. "T-tidak, aku hanya terjatuh tadi," ucapnya, beralasan.

"Aku bukan orang bodong yang tidak bisa membedakan mana luka akibat terjatuh dan mana luka akibat perkelahian."

Ziyi tersenyum hambar. "Kau  khawatir pada ku?" Kemudian melirik Tianze jail.

Lelaki manis itu hanya mentap datar lalu menekan jail pelipis agak kuat.

"ARGH!" ringis Ziyi kesakitan.

"Kenapa kau berkelahi?" tanya Tianze lagi. Fokus mengobati luka Ziyi sesekali meniupnya pelan agar tak begitu perih.

Ziyi yang diperlakukan seperti itu hanya bisa membuang pandanganya random. Entah mengapa dia merasa gugup. Belum lagi dengan detak jantungnya yang membuatnya makin tak nyaman.

"D-dia yang lebih duluh mendorong ku."

Tianze lembali membuang nagas pelan. "Apa kau tak bisa, sehari saja tak membuat keributan." Jujur Tianze heran lelaki berahang tirus itu.

"Hehe." Ziyi hanya terkekeh kecil, mengusap tengkuknya pelan.




"Selesai," ucap Tianze finaly. Ziyi langsung memgubah posisi duduknya dari menghadap Tianze kini menghap tembok kosong dihadapan keduanya.

"Thanks," ujarnya tersenyum lembut.

Tianze mengguk singkat. "Hmm, tak masalah." Sembari memrapikan kotak P3K yang digunakannya.

Setelah melekan kotak itu di tempat semula Tianze melangkah —hendak meninggalkan UKS, sebelum Ziyi kembali berucap, "Mau kembali ke kelas bersama?"

"Hmm," gumang Tianze, mengiyakan.




Tak ada pembicaraan, keduanya hanya berjalan dalam hening. Dalam hati Tianze tanpa sadar terus bertanya tentang sikap Ziyi yang tidak bisa diam itu kini berbalik 180 derajat menjadi pendiam.

"Zi/Tian-" ucap keduanya bersamaan. Lantas Ziyi kembali tersenyum kecil sedangkan Tianze makin menatapnya heran.

'Sebenarnya ada apa denganya?'

'Apa kepalanya terbentur juga tadi?' inner Tianze, prihatin.

"Li Tianze," ucap seseorang. Tianze menoleh kesumber suara.

Mendapati lelaki berkulit pucat dengan tinggi menjulang di sana. "Sejak tadi aku mencari mu," lanjut lelaki itu. Sembari menghampiri keduanya.

"Ada apa?" tanya lelaki sang pemilik nama. Sedikit menundukan pendanganya, memainkan ujung almamater nya.

Xida, lelaki jangkung itu semakin kelebarkan sudut senyumnya. "Tidak, aku hanya ingin mengajak mu pulang bersama saja."

Menyadari tatapan Tianze, Ziyi hanya bisa membuang nafas palan.

"Aku duluhan," ucapnya menepuk pundak Tianze.

"Hmm," gumang lelaki manis itu.



Sambil berlalu lelaki bermanik tajam itu kembali terucap lirih, "Huft kau sangat sial, Ao Ziyi."

Tbc.



Hoho finaly aku bisa up juga 😢 maaf akhir2 ini aku lg sibuk2 nugas 😕 masih ada yg nungguin kan ya


Aku mau ngasi bonus gif Ziyi tapi ga bisa kapasitanya terlalu besar_-# kzl

Udah ini aja ya....

kangen ziyi :((

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kangen ziyi :((

Who You || CXD x LTZ [Slow]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang