'Dia sendiri lagi,' bantin Xida. Menatap lelaki pemurung di pinggir lapangan.
Entah sudah yang keberapa kalinya Xida, lelaki jakun nan cool itu mendapati Tianze. Lelaki pemurung itu berjalan sendiri.
Sebenarnya tak menjadi masalah Tianze selalu saja sendiri, toh itu bukan urusannya. Namun entah mengapa hal itu mengganggu pikirannya.
"Kau sedang lihat apa?" tanya Chengxin menyadarkan Xida dari lamunannya.
Lelaki bermata tajam itu hanya mengeleng pelang sembari berkata, "Tak ada, hanya-"
"Namanya Tianze," ucap Chengxin memotong perkataan Xida.
"Hmm?"
"Lelaki pemurung itu," jelasnya. Xida mengangguk mengerti.
"Kau mengelanya?"
"Tidak, aku banyak mendengar cerita tentangnya," ucap Chengxin penuh percaya diri.
Xida hanya bisa menggeleng, sahabatnya yang satu itu pasti habis menggosipkan lelaki bernama Tianze itu.
"Ternyata penyakit bergosip mu tak hilang juga."
"Aku tak bergosip, aku hanya jadi pendengar." Chengxin bercedak kesal. Dia tak bergosip hanya mendengar dari benerapa murid lain yang tengah bergosip saja.
"Ck, itu sama saja," ucap Xida. Mengelengkan kepalanya pelan, perihatin dengan kebiasaan buruk Chengxin yang satu itu.
"Aku duluan." Xida menepuk punggung sahabatnya itu lalu berlalu begitu saja.
"Chen Xida tunggu kau mau kemana?"
***
Kring~
"Selamat d-datang," ucap Xida sedikit terbatah mendapati Tianze di sana.
Lelaki pemurung itu memang lelalu mampir di toko kelontong tempat Xida bekerja part time setiap harinya. Namun entah mengapa Xida selalu saja terkejut dengan kehadirannya.
Tianze berjalan menuju rak makanan instan mengambil ramen dan sekaleng soda di lemari pendingin di hadapan rak itu. Lalu berjalan dengan sedikit menunduk ke arah kasir.
"Semuanya 7.000 ¥," ucap Xida tersenyum ramah seperti biasa namun Tianze masih saja tak membalas senyumnya.
Lelaki itu meraba saku hoodie mengambil beberapa lembar uang kertas untuk membayar. Sesekali Xida melirik lelaki itu, hingga matanya mendapati luka goresan cukup panjang di sekitar punggung tangannya.
"Terimakasih atas kunjungannya," ucap lelaki yang lebih tinggi itu lagi.
Tianze akan duduk di tempat biasa, menunggu ramennya matang. Lelaki itu akan makan dengan lahap bahkan tak sampai lima menit makan di hadapanya itu tandas.
Ya, selalu saja seperti itu tak heran Xida menghafas segala kebiasaan lelaki pemurung itu.
"Untuk mu," kata Xida tiba - tiba, menghentikan aktivitas makan Tianze. Yang lebih tinggi menyodorkan pelester luka ke atas meja yang di gunakan sang lawan bicara.
Tianze hanya terdiam menatap Xida datar. "Sudah ambil saja tangan mu terluka," kata Xida tersenyum ramah, mencoba sedikit bersahabat.
Lelaki pemurung itu menatap sekilas tangan kurusnya dan benar saja ada luka goresan disana. Bahkan dia sendiri tak menyadarinya.
"Hmm t-terimakasih," Tianze berucap pelan.
"Sama - sama."
Tbc.
Hmm jelek maaf ya :( minim revisi takutnya nanti aku ngubah plot awalnya makanya aku cuman permbaikin beberapa kata yg gak cocok ama typo doang...
Jangan lupa ninggalin jejak ya ;))

KAMU SEDANG MEMBACA
Who You || CXD x LTZ [Slow]
Fiksi PenggemarBromance, friendship, short story History renk : #2 in Chen Xida [19/03/27] #2 in Li Tianze [19/03/04] Start : 02/27 End : ©xcloser, 2019