"Tianze!" panggil Zhenyuan sembari berlari menghampiri sahabatnya yang satu itu.
"Maaf aku terlambat, ada urusan mendadak tadi. Kau sejak tadi di sini?" tanyanya dengan nafas sedikit ngos-ngosan.
"Hmm tidak juga, aku baru saja sampai," ucapnya. Keduanya melangkah meningalkan bangungan sekolah yang terlihat tak begitu ramai.
"Ku dengar di kelas mu kedatangan murud baru," kata Zhenyuan memulai pembicaraan.
"Hmm, dari mana kau tahu?" tanya Tianze kembali. Lelaki itu melirik Zhenyuan sekilas.
"Banyak yang membicarakan nya. Katanya dia sangat tampan, benarkah?"
"Tidak juga."
"Tampan mana dia atau aku?"
Langkah keduanya berhenti di ikuti dengan Tianze yang membuang nafas tak minat. "Kau masih punya cermin di rumah kan. Bercemin saja sendiri," ucap Tianze lalu menggelengkan kepalanya pelan. Sahabatnya itu ada - ada saja.
Zhenyuan hanya bisa menbuang nafas berat juga berdecak kesal. "Ck, dasar kau jahat sekali."
Lima menit kedunya berjalan, sekarang mereka sudah sampai depan perempatan. Dan itu berarti keduanya harus berpisah. Dimana Zhenyuan harus mengambil arah ke kanan dan Tianze ke arah sebaliknya.
"Sampai ketemu besok," ucap Zhenyuan tak lupa dengan senyuman di sedut bibirnya lelaki itu melambai.
Sedangkan Tianze hanya membalas lambaian itu singkat. "Hmm sampai besok," balasnya kemudian keduanya berlalu.
Tianze menandang lelah sekitarnya. Raut wajah lelaki itu terlihat dua kali lebih murung dari biasanya. Jujur saja lelaki penyendiri itu sangat muak dengan kehidupanya.
Di saat anak lain melangkah pulang dengan gembira karna sambutan hangat keluarga, seperti halnya Zhenyuan. Berbeda jauh dengan Tianze yang di sambut dengan kekosongan.
"Selamat datang," sapa pengaja kasir begitu Tianze memasuki sebuah toko kelontong tak jauh dari kediamannya.
Tianze melangkah, menganbil satu ramen cup juga sekaleng minuman bersoda. Membawanya ke kasir untuk di bayar.
"Semuanya 7.000 ¥" Tianze mengeluarkan uang sesuai yang disebutkan penjaga kasir itu.
"Terima kasih atas kunjungannya," ucap orang itu lagi. Lelaki pemurung itu berlalu begitu saja tanpa menghiraukannya.
Didudukan tubuh kurusnya di salah satu meja yang sengaja di sediakan di depan toko itu. Menuggu lima tiga menit sebelum ramennya matang kemudian menyantapnya lahap.
"Dengan daging dan keju pasti rasanya jauh lebih enak," ucapnya di selah selah makannya.
Tak menyadari sedari tapi seseorang terus mengamatinya dari kejauhan.
Tbc.
Jangan lupa ninggalin jejak guys ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Who You || CXD x LTZ [Slow]
FanficBromance, friendship, short story History renk : #2 in Chen Xida [19/03/27] #2 in Li Tianze [19/03/04] Start : 02/27 End : ©xcloser, 2019