[ 4 ]

294 44 11
                                    

"Silahkan cari pasangan masing masing," ucap Wang lao shi. Diikuti dengan kegaduhan siswa mau pun siswi berhamburan mencari pasangan untuk di jadikan partner bermain batminton.

Berbanding terbalik dengan Tianze, terlihat tak acuh dengan pandangan menatap lantai kosong. Lelaki itu tahu pasti tak ada yang mau menjadi partner nya terlebih lagi dia tak mahir dalam olaraga apapun.

"Mau berpasangan dengan ku?" ucap seseorang menghentikan aktivitas Tianze menatap lantai.

Di dapatinya seorang lelaki tersenyum ramah padanya. Tianze hanya menatap bingung.

"Kau mau kan bermain batminton dengan ku," ucap lelaki itu lagi. Tak ada jawaban, Tianze hanya bisa mengedip ngedipkan matanya bingung. Baru kali ini ada yang mengajaknya.

"Ziyi aku dengan mu ya." Sapa seorang lagi berlari kecil kearah Ziyi dan juga lelaki pemurung di sebelahnya.

Yap, siswa yang mengajak Tianze bergabung itu bernama Ziyi, Ao Ziyi.

"Aku dan Tianze sudah berpasangan. Maaf seperti nya kau agak terlambat," tolak Ziyi sopan. Terlihat jelas siswa itu sedikit kecewa tapi mau bagaiamana lagi.

"Baiklah yah sayang sekali," ucapnya sedikit murung.

"Mungkin lain kali." timpa Ziyi sebelum siswa itu berbalik arah mencari partner lain.

***

Tiga puluh menit waktu yang di berikan untuk berlatih telah berakhir. Dan kini tiba waktunya untuk pengambilan nilai.

Masing masing dari mereka di minta bermain melawan partner mereka dengan melakukan beberapa teknik dasar dalam olaraga itu.

"Selanjutnya Ao Ziyi - Li Tianze," ucap Wang Lao Sih. Keduanya berjalan menuju lapangan.

"Bagus sekali Tianze. Lao Shi tak tahu kau bisa bermain batminton mengingat dalam materi lain kau sangat buruk. Bagus sekali, ini kemajuan." Lelaki berusiap empat puluhan itu sangat antusias. Tianze hanya mengangguk pelan.

***

"Aku tahu kau pasti bisa," kata Ziyi sembari berjalan santai menghampiri Tianze yang hendak menuju kelas.

"Terimakasih karna sudah mengajari ku," ucapnya. Tianze cukup tahu diri dan dia rasa Ziyi pantas mendapat ucapan itu karna memang sepanjang jam olaraga tadi dia lah yang berusaha keras membatunya.

"Sama - sama tapi ada baiknya kau mentraktir di kanti hitung hitung menbalas jasa ku."

"Baiklah," ucpa Tianze enteng kemudian berlalu begitu saja. Namun baru beberapa langkah Ziyi menghentikannya.

"Hei aku hanya bercanda kau tak perlu mentraktir ku. Aku tulus membantu mu."

"Oh iya nama ku Ziyi, Ao Ziyi," lanjut Ziyi tangannya kanannya terulur untuk di jaba.

Namun Tianze sama sekali gak menghiraukan tangan itu. Malah berucap santai, "Aku sudah tahu."

Alis Ziyi tertekuk heran. "Lalu kenapa kau berlagak seperti tak mengenal ku. Kita sekelas bahkan bangku kita bersebelahan."

Si lawan bicara menatap Ziyi dari selah poninya yang menutupi mata karna menunduk. "Kau akan tahu sendiri nanti."

Tbc.

Votmen ya guys ;)

Who You || CXD x LTZ [Slow]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang