0026. Lara
Jangan lupa VOTE, KOMEN & FOLLOW AUTHOR. Share juga cerita ini biar semakin banyak yang baca❣️
"Kukira aku ini prioritas, ternyata aku hanyalah formalitas di sela rutinitas di atas kertas."-Arezta Jonh Nathaniel Diantoro
**
Decitan pintu yang terbuka dari luar, tampak semaksimal dibuat pelan agar meminimalisir suara yang timbul. Seorang pria rupawan tampak masuk melewati celah pintu seraya membawa nampan. Di atas nampan tersebut ada seporsi Chicken black paper dan mangkuk keramik ukuran small berisi nasi putih hangat. Lengkap dengan segelas air putih dan potongan buah segar.
Pria rupawan yang sudah berpakaian lengkap dengan setelan jas kerja itu berjalan mendekati tempat tidur. Tempat di mana ada seorang wanita cantik yang tengah terlelap damai dengan balutan kaus hitam yang tampak kebesaran. Seulas senyum muncul menghiasi bibir kissable-nya.
Semalam sungguh luar biasa. Pasalnya Arez menghabiskan malam bersama kepribadian lain yang ada di dalam tubuh Anye. Menghabiskan malam dalam konotasi yang sebenarnya.
Semalaman dia harus berkutat di dapur guna memenuhi berbagai permintaan Geul, kepribadian lain yang tinggal dalam tubuh istrinya. Selain itu, tingkah magic wanita muda itu juga acak kali membuat Arez uring-uringan. Hasilnya, hingga menjelang subuh mereka baru memejamkan mata. Itupun setelah Geul mengganti dress malamnya dengan kaus Arez. Arez geleng-geleng kepala sendiri mengingatnya.
Dengan gerakan pelan dia menyimpan barang nampan di atas nakas. Lantas bergerak untuk mendudukan dirinya di samping sang istri. Tidak seperti biasanya, kali ini istri kecilnya belum bangun hingga matahari mulai meninggi. Arez memaklumi, mungkin tertidur lebih lama karena efek kelelahan. Namun, hipotesa itu hilang seketika saat dia menyentuh kening sang istri.
Niat hati ingin menyentuhnya sayang, berharap jika kernyitan di kening itu menggendur. Arez malah menemukan keanehan lain pada sang istri. Suhu tubuh wanita muda itu terasa tidak normal. Suhu badannya terasa begitu menyengat.
"Anyelir, bangun," panggil Arez risau.
Istrinya demam. Wanita muda itu kemungkinan besar terserang sakit hingga tidak terbangun pada jam biologisnya. Arez telat menyadari hal tersebut. Padahal semalam Anye baik-baik saja.
"Anyelir." Arez menyentuh pipi sang istri pelan.
Usahanya tampak membuahkan berhasil. Beberapa detik kemudian, kelopak mata yang tertutup itu perlahan-lahan mulai terbuka. Meloloskan sepasang manik hijau yang tampak sayu.
"Are you sick?" Arez bertanya sambil menyingkirkan anak rambut yang menuntupi sebagian wajah ayu sang istri.
"Kita ke rumah sakit, ya?" ajak Arez. Wanita muda itu menggeleng lemah. Manik sayu itu menatap Arez lama. "Kamu membutuhkan sesuatu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmaradahana (Lengkap)
Romance🏆Juara I event writing maraton with Shana Publisher 🍀 Layaknya impromptu; dibuat atau dilakukan tanpa persiapan atau dilakukan secara spontan. Arez, manusia yang disebut sebagai hasil pahatan Tuhan ketika tengah merasa bahagia, harus berurusan den...