0011. Predestinasi

2.4K 215 17
                                    

0011. Predestinasi

Jangan lupa tingggalkan VOTE, KOMEN & FOLLOW AUTHOR. Share juga cerita ini biar semakin banyak yang baca❣️

 Share juga cerita ini biar semakin banyak yang baca❣️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mungkin kedengarannya agak gila. Namun, dia memang benar ada di dalam diriku selama ini."--Geusline Anyelir

🥀🥀🥀


"Anye kelihatan sangat berbeda dalam beberapa kesempatan. Dia seakan-akan kehilangan jati dirinya," ujar Ana menceritakan.

Di hadapannya, seorang pria bersenelli mendengarkan dengan hidmat. Sesekali bahkan mencatat.

"Apakah dia pernah mengalami peristiwa yang begitu membekas di masa lalu? Seperti peristiwa kurang menyenangkan."

Ana menggeleng. "Anye itu anaknya introvert, Dok."

"Itulah masalah terbesar yang kebanyakan menjadi kendala bagi pengidap gangguan kejiwaan. Mereka cenderung tertutup dan tidak mau banyak bercerita." Pria itu berbicara seraya menulis sesuatu di atas kertas kecil. "Saya sudah kontak dokter Bry. Beliau bisa memberikan penangan yang tepat untuk pasien."

Ana mengangguk seraya tersenyum kecil.

"Ketika ada seseorang yang mengeluh terkait gangguan kesehatan mental seperti depresi atau gangguan kecemasan, sebaiknya tidak langsung menemui psikolog atau psikiater. Ada baiknya memeriksakan diri ke dokter umum, karena setelah itu dokter umum melakukan diagnosis awal terkait kondisi-kondisi yang dibutuhkan. Tindakan Anda sudah benar dengan membawa Anye berkonsultasi pada saya," sambung dokter bernam Adrian tersebut.

Dokter Adrian sendiri merupakan dokter umum yang memberi secercah harapan bagi Ana dan sang suami tengah mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah Anye. Dari pria yang berprofesi sebagai dokter umum itu, Ana berkonsultasi dengan dokter Bryan Danukaswara, Sp.KJ. Dokter spesialis kesehatan jiwa terbaik yang kebetulan bertugas di rumah sakit yang sama dengan tempat Ana berkerja.

"Dokter umum juga bisa memberikan rekomendasi psikiater atau psikolog tergantung kondisi yang dialami.  Karena keduanya berasal dari bidang yang sama, mereka juga bisa bekerja sama dalam upaya penanganan, pencegahan, diagnosis, dan pemberian terapi," papar dokter Adrian. "Psikolog melakukan terapi kepada pasien setiap minggu untuk konseling psikososial. Sementara psikiater melakukan terapi kepada pasien setiap minggu atau bulanan, untuk psikoterapi ataupun psikofarmakologi tergantung dari masalah yang dialami."

Ketika seseorang mengalami gangguan mental, banyak yang mengusulkan mereka untuk menemui psikolog atau psikiater. Meskipun kedua profesi ini berkaitan dengan kesehatan mental, tetapi ada perbedaan mendasarnya yang harus diketahui terlebih dahulu.

Secara garis besar, psikiater adalah dokter, sedangkan psikolog bukan dokter. Psikiatri adalah ilmu kedokteran yang berfokus pada kesehatan jiwa, sedangkan psikologi adalah ilmu non-kedokteran yang mempelajari perilaku dan perasaan seseorang.

Asmaradahana (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang