0013. Estungkara

2.2K 237 250
                                    

0013. Estungkara

Jangan lupa tingggalkan VOTE, KOMEN & FOLLOW AUTHOR. Share juga cerita ini biar semakin banyak yang baca❣️

"Tahukah kamu, jikalau kamu mempermainkan perasaan seorang wanita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tahukah kamu, jikalau kamu mempermainkan perasaan seorang wanita. Hal itu sama saja dengan kamu mempermainkan perasaan wanita yang telah melahirkanmu."-Arezta Jonh Nataniel Diantoro

🥀🥀

Aroma lezat tercium ketika makanan terhidang di atas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aroma lezat tercium ketika makanan terhidang di atas meja. Sejak dalam tahap memasak sekalipun, aroma sedap memang sudah tercium. Namun, jika sudah terhidang di atas meja dengan finishing apik dan cantik, siapa yang tidak tergiur untuk menikmatinya?

Ada tiga orang yang sedang duduk di kursi makan, tengah menikmati acara dinner keluarga dengan tenang. Sang kepala keluarga-Anita tentu menghidangkan berbagai menu makanan lezat guna menyambut kepulangan dua putranya. Altar dan Arez. Berhubung putra lainnya tengah berada di luar kota.

"Ayo tambah lagi, Al. Jarang-jarang kamu makan di rumah."

Altar, si empunya nama mengangguk kecil. Dia datang bukan tanpa alasan, melainkan karena permintaan sang adik.

"Kamu rajin minum suplemen yang Mama kirim, kan?"

"Iya, Mah."

Anita tersenyum kecil. Sesi makan malam telah usai. Kini mereka tengah mengobrol ringan sembari menikmati hidangan penutup, berupa kudapan tradisional khas masyarakat Cina.

"Kenapa malam ini kamu mengundangku ke sini?" Pertanyaan itu dilontarkan Altar, karena sejak tadi sang adik tidak langsung bicara soal tujuannya mengadakan pertemuan keluarga ini.

Pria yang baru saja selesai menikmati dessert kesukaanya itu menelan saliva susah payah. Semenjak pembicaraanya dengan Hasan--pria berseragam TNI yang telah menghajarnya habis-habisan dua hari yang lalu. Kini, Arez memberanikan diri untuk mengutarakan kejujuran.

Gadis itu hamil. Bayinya. Mahluk tak berdosa itu tentu butuh pertanggung jawaban, Arez tidak bisa menampik. Dia dituntut untuk menjadi sosok yang bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuat. Jadi, malam ini dia akan meminta izin pada keluarganya.

Asmaradahana (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang