0029. Asmaraloka
Jangan lupa tingggalkan VOTE, KOMEN & FOLLOW AUTHOR. Share juga cerita ini biar semakin banyak yang baca❣️
"Aku tidak berharap lahir ke dunia ini dengan keadaan dan takdir seperti ini."--Geuslline Anyelir
****
Langit kelabu tampak semakin suram ketika malam menjelang, menyambut kedatangan seorang pria bersetelan jas formal yang masih sama sejak pagi. Dia buru-buru datang ke rumah sakit karena mendapatkan telepon dari sang kakak ipar. Takut jika ada sesuatu yang genting menyangkut istri dan bayi mereka.
"Maaf, membuat kalian lama menunggu."
Kedua orang yang berdiri dihadapannya memberikan respon berbeda sebagai tanggapan.
"Kamu sudah berbicara kepada dokter Bry?"
Pria bersetelan formal itu mengangguk. "Sudah, Mbak."
"Apa yang kalian bicarakan?" kini, giliran pria berseragam dinas lapangan TNI yang buka suara. Kulit pria tersebut tampak terlihat lebih gelap ketimbang terakhir kali mereka bertemu.
"Dokter Bry mengusulkan untuk melakukan Hypnotherapy dan Psychotherapy," Arez berucap sambil menatap keduanya bergantian. "Dalam salah satu terapi ini, peran serta keluarga dibutuhkan untuk kebutuhan terapi."
"Kita bisa mulai terapi jika Anye sudah kondisinya sudah stabil," usul Ana.
"Hm. Kita lihat dulu perkembangan kesehatan Anye," imbuh Hasan.
"Menangani pasien pengidap gangguan mental atau mental disorder memang tidak mudah, dan membutuhkan penanganan yang tepat. Sejauh ini, belum ada obat yang tepat untuk menyembuhkan beberapa percabangan dari mental disorder," tutur Ana. "Terapi yang sering kali dianjurkan oleh psikolog atau psikiater bukanlah obat untuk menyembuhkan, melainkan untuk mengurangi gejala yang timbul. Terkadang, antidepresan atau obat penenang juga dibutuhkan guna mengantisipasi gejala gangguan mental lain yang berhubungan dengan kepribadian ganda."
Arez dan Hasan kompak terdiam. Masalah gangguan kejiwaan yang dialami oleh Anye mang harus mendapatkan penanganan ekstra oleh orang-orang yang ahli dalam bidangnya.
"Anyelier, aku pulang," ujar Arez sumringah sembari mendorong pintu ruangan rawat inap sang istri. Ketika pintu tersebut berhasil dibuka, manik coklat terangnya memincing.
"Anda siapa?" tanyanya pada pria yang lancang menyentuh helai-helai surai brunette sang istri. "Jangan sembarang sentuh Anyelir!"
Pria tersebut berbalik, lantas menatap Arez dengan sebelah alis menaik. "Seharusnya saya yang bertanya, siapa kamu sebenarnya?"
Arez melangkah maju. Lantas beringsut mendekati istrinya. Wanita muda itu tampak terlelap di atas hospital bed. Namun, ada yang aneh dengan tidurnya kali ini. Arez bisa melihat jika peluh sebesar biji jagung membanjiri pelipis Anye. Hal itu menandakan jika wanita tersebut sedang tidak baik-baik saja, kendati berada di alam bawah sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmaradahana (Lengkap)
Roman d'amour🏆Juara I event writing maraton with Shana Publisher 🍀 Layaknya impromptu; dibuat atau dilakukan tanpa persiapan atau dilakukan secara spontan. Arez, manusia yang disebut sebagai hasil pahatan Tuhan ketika tengah merasa bahagia, harus berurusan den...