"Anda mau kemana?" tanya seorang prajurit yang mencekal lengannya. Elsa tidak menjawab prajurit itu dan malah menatap tajam pria yang mengenakan rompi bersimbol mawar dan perisai itu karena telah menyentuhnya. Elsa meronta ronta agar terlepas dari cekalan prajurit itu yang keukeh menahannya hingga menarik perhatian beberapa prajurit yang masih berjaga diluar.
"Oi ada apa ini? Kenapa wanita itu belum masuk juga?" tanya seorang dari prajurit yang berjalan paling depan dengan tampang kusut.
"Nona ini nampaknya ingin kembali ke kota," jawab si prajurit yang mencekal lengan Elsa. Prajurit itu menaikkan alisnya ketika tangannya merasakan sensasi dingin dari wanita didepannya. Ia menatap intens tangannya yang masih memegang lengan wanita itu. Kulit tangannya memucat dan mati rasa. Perlahan lahan raut panik muncul di wajahnya.
"Hah!" seru prajurit yang bertanya tadi. Netranya memperhatikan penampilan wanita berbalut gaun putih itu dari atas ke bawah. Ia lalu menghela nafas lelah sembari memijit pelipisnya.
"Jika Nona hanya pergi untuk mengambil kembali harta anda, sebaiknya tidak usah. Titan sudah memasuki area kota. Diluar sana sudah sangat berbahaya," sambung prajurit yang bertanya tadi membuat alis Elsa bertaut.
"Maaf, tapi aku pergi untuk menolong seseorang bukan mengambil harta." Elsa berucap penuh penekanan untuk menjelaskan maksud tujuannya pada prajurit prajurit itu. Elsa masih berusaha melepas cekalan dari prajurit itu. Hingga perlawanannya terhenti oleh suara gelak tawa yang memenuhi rongga telinganya. Para prajurit itu tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Elsa. Kecuali prajurit yang mencekal lengannya.
Wanita bersurai putih itu mengernyitkan alisnya.
Apa yang lucu ? batin Elsa lalu menatap heran satu persatu ekspresi orang-orang itu yang terlihat seperti orang bodoh dimatanya. Kelihatannya otak waras mereka mulai hilang akibat situasi buruk yang mereka hadapi hingga mereka menertawakan hal yang tidak lucu."Hahaha, lelucon anda lucu sekali. Tapi sebaiknya anda masuk saja," ucap salah seorang prajurit sambil memegangi perutnya karena sakit akibat tertawa berlebihan.
"Benar, anda hanya akan membuang buang nyawa anda saja. Kami, orang yang berprofesi sebagai prajurit saja masih belum mampu mengalahkan titan. Apalagi anda, yang seorang wanita bangsawan manja," timpal prajurit bersurai coklat yang lebih tinggi dari prajurit lain. Seketika rekan rekannya bungkam setelah mendengar ucapan yang terlontar dari mulutnya.
"Apa?" tanyanya karena ditatap semua rekannya.
"Aku tidak peduli, aku akan tetap pergi walau itu berbahaya," ujar Elsa keukeh, cekalan prajurit itu terasa melonggar di lengannya. Tanpa membuang buang kesempatan, Elsa dengan cepat menarik lengannya dari genggaman prajurit itu dan berlari menjauh dari mereka. Refleks para prajurit itu mengejarnya.
—kecuali prajurit yang mencekal lengan Elsa. Sejak tadi, ia masih terdiam menatap nanar tangannya yang memucat dan mati rasa—
"Hentikan dia!!"
Dan terjadilah lomba kejar kejaran antara ratu salju vs prajurit garnisun. Elsa berlari dengan cepat menghindari para prajurit yang mengejar tak kalah cepat dibelakangnya. Seorang dari mereka berhasil menyusul lari Elsa, ia berusaha meraih ekor gaun Elsa yang lumayan panjang.
Matanya terkunci pada ekor gaun putih yang menjadi sasarannya, sedikit lagi tangannya hampir mencapai ekor gaun wanita itu.
Dengan gesit, tubuh langsing itu mengelak membuat prajurit itu hanya menangkap udara kosong."Dasar payah! Menangkap seorang wanita saja kau tidak becus. Pantas saja kau masih tidak punya pacar sampai sekarang," ejek rekannya yang berlari melewatinya. Sedangkan dua rekannya yang lain malah menertawakannya karena ejekan dari rekan mereka.
Prajurit itu melambat lalu mengacak acak kasar rambutnya. Ia menjatuhkan dirinya di atas kedua lututnya. Tangannya terkepal erat sembari memukul mukul jalanan. Ia meringkuk meratapi kegagalannya menangkap Elsa. Sedangkan Elsa, ia malah tertawa geli melihat tingkah prajurit itu yang menurutnya kekanak-kanakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow Queen And Wings Of Freedom [On Going]
FanfictionSetelah menemukan jati dirinya dan berhasil menyelamatkan Kerajaan Arendelle dari bencana. Elsa memilih melepaskan tahta dan mengangkat sang adik, Anna sebagai penggantinya. Kini, ia hidup sederhana di Hutan Ajaib bersama para Roh Elemen dan suku No...