Mulut pistol suar di arahkan ke angkasa, menarik pelatuknya memuntahkan asap merah yang membumbung tinggi mewarnai langit kala sore itu. Titan-titan liar semakin banyak keluar dari dalam lebatnya hutan, berlari mengejar rombongan manusia yang sedang berkuda di area terbuka. Mereka berlari dan ada yang merangkak secara tidak normal. Meskipun begitu, para prajurit dilarang membunuh karena perintah Erwin. Sepertinya pria itu memiliki rencana lain.
Sementara itu, Elsa berkuda di belakang. Rambut putihnya yang terkepang bergoyang-goyang karena hembusan angin dan hentakan kuat kaki kudanya. Tiba-tiba seorang prajurit berteriak histeris, cepat ia menoleh ke belakang dan menemukan prajurit itu begitu dekat dengan dua titan liar yang sedang menjulurkan tangan, berusaha menggapai mangsa mereka.
Elsa memelankan laju kudanya sembari mengayunkan tangan, menyemburkan sihir es bercahaya biru yang seketika menciptakan tiang es raksasa. Secara cepat tubuh dua titan itu menghantam tiang dengan sangat keras, menyebabkan setengah tubuh mereka hancur memuncratkan darah disertai asap tebal. Setelah berhasil membuat makhluk-makhluk kanibal itu diam untuk beregenerasi.
Kembali Elsa memacu kudanya, menerjang padang rumput dengan cepat. Mengejar Mikasa yang berkuda paling depan. Ketika ia sampai di sisinya, air muka Mikasa sangat bersemangat dari yang sebelumnya. Membuat senyuman mengembang di wajah Elsa. Ia memperhatikannya, kedua mata jelaga itu menatap tajam cakrawala di depan sana. Namun, tiba-tiba beberapa titan muncul di depan jalur, menghadang jalan mereka. Elsa dan Mikasa saling pandang kemudian memisahkan diri dari barisan.
Elsa memusatkan pikiran sembari mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi. Seketika tiang-tiang es raksasa mencuat dari dalam tanah, tumbuh hingga melebihi tinggi para titan itu. Kemudian, Mikasa berdiri diatas punggung kudanya. Menembakkan kabel bajanya pada tiang itu lalu bermanuver dari satu tiang ke tiang lain. Menebas pergelangan kaki titan-titan liar, menghentikan mereka yang berdatangan dari arah depan.
Sedangkan Hanji, wanita berkacamata itu tergelak dengan pipi yang mulai memerah. Kacamatanya berkilat dengan aura semangat yang tinggi. "Hahaha! Jahat sekali! Kalian berdua beraksi tanpa mengajakku!" Ia masih tergelak lalu terjun bebas dari atas punggung kudanya hingga Moblit yang berkuda di sisinya sampai terlonjak dan berteriak panik.
"Mayor! Hati-hati!"
"Whoa! Ini menyenangkan!" teriaknya sambil bermanuver, kemudian menebas pergelangan kaki titan-titan itu mengikuti Mikasa.
Pasukan Pengintai dan beberapa anggota Pasukan Garnisun beserta Polisi Militer hanya perlu berkuda dengan cepat. Mereka menonton aksi Elsa, Mikasa dan tentunya Hanji ketika membersihkan jalan. Erwin tersenyum sendiri saat melihat tiga anggotanya yang paling berbakat saling bekerjasama. Rasanya ini akan semakin mudah untuk kedepannya nanti. Sedikit lagi, ia akan tahu kebenaran tentang dunia ini.
Hutan raksasa mulai terlihat. Mereka melaju semakin cepat dengan titan-titan liar yang mengikuti dari belakang. Ketika memasuki mulut hutan, pasukan itu bermanuver ke pepohonan, meninggalkan tunggangan mereka yang tetap melaju. "Itu titan Ymir!" Connie berseru.
Tampak di hadapan mereka, seorang titan dengan rahang besar penuh gigi, bergelantungan sambil memperhatikan orang-orang itu satu persatu. Elsa berhenti di satu dahan pohon bersama beberapa orang, mengawasi Connie yang sedang berusaha mengajak berbicara pada titan yang disebut Ymir, meski pemuda itu malah lebih diabaikannya. "Oi, Ymir! Apa yang kau lakukan disini?"
"Hei, jelek! Di mana Eren? Katakan! Berhenti mengabaikanku!" Kini Connie berteriak dengan rahang yang mengeras, pedangnya terangkat ke arah wajah titan itu.
"Hei, Ymir! Apa kau melarikan diri? Sekarang, di mana mereka?" Jean yang juga berada di sebelah Connie ikut bersuara.
Elsa terus memperhatikan gelagat mereka terutama titan yang dipanggil Ymir. Sejak tadi, mata kecil si titan terus memperhatikan orang-orang yang sedang bermanuver. Ada yang aneh dan itu membuatnya menaruh sedikit kecurigaan pada titan Ymir. Perlahan kedua tangannya memancarkan cahaya, sihir es berkumpul membentuk sebuah bola cahaya biru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow Queen And Wings Of Freedom [On Going]
FanfictionSetelah menemukan jati dirinya dan berhasil menyelamatkan Kerajaan Arendelle dari bencana. Elsa memilih melepaskan tahta dan mengangkat sang adik, Anna sebagai penggantinya. Kini, ia hidup sederhana di Hutan Ajaib bersama para Roh Elemen dan suku No...