❄️Bagian 35❄️

587 91 43
                                    

Di tengah kekacauan ketika gerombolan titan liar menyerang Titan Armor. Sesosok tinggi telah berdiri di dalam bayang-bayang hutan. Kedua mata sayunya terpaku pada wanita berambut putih yang sedang memacu kuda salju di atas padang rumput yang luas. Ia terus memperhatikan Elsa hingga bibirnya perlahan mengembang memperlihatkan sebuah senyuman tipis.

"Sudah waktunya," kata pria jangkung itu dengan nada datar, matanya yang sayu masih mengawasi gelagat Elsa.

Tak lama sebuah kabut berwarna hitam muncul, berputar perlahan hingga membentuk sebuah pusaran seukuran manusia dewasa. Melihat itu, lantas menarik perhatian Elsa. Wanita itu memacu kudanya ke arah sana. Namun alis si sosok misterius seketika bertaut, wajahnya tampak kesal saat komandan dari Pasukan Pengintai menghentikan si Ratu Salju. Beberapa detik keduanya sempat adu mulut, tapi pada akhirnya Elsa berhasil melepaskan diri. Ia memacu kudanya ke dalam pusaran dan seketika hilang dari pandangan.

"Ini untuk kebaikanmu juga, Elsa." Setelah mengatakannya, pria tadi berbalik kemudian melangkah pergi sampai menghilang dibalik lebatnya hutan tanpa meninggalkan jejak apa pun. Begitu juga dengan pusaran kabut yang menelan Elsa, perlahan menghilang didepan mata sang Komandan Pasukan Pengintai.

                          ~•~

Seorang pria berambut gelap tampak tertidur dengan kepala bersandar diatas meja. Matanya yang terpejam perlahan terbuka, memperlihatkan sepasang mata jelaga yang dalam. Levi memperbaiki posisinya yang membuat punggungnya terasa sakit. Bersandar sembari memeriksa tumpukan dokumen yang sudah selesai berjam-jam lalu.

Ujung bibir pria itu mendadak naik, menciptakan sekilas senyuman tipis. Termenung sejenak, ingatannya berputar ke hari itu. Hari dimana pertama kali ia melihat sosok Elsa dan sebelum jebolnya Gerbang Distrik Trost. Ditengah hiruk pikuk cercaan orang-orang terhadap mereka dan kecerewetan Hanji di sampingnya. Disaat itu, untuk pertama kalinya ia melihat sosok Elsa sedang berdiri ditengah kerumunan. Dari cara berpakaiannya, wanita itu sangat kontras dari orang-orang sekitar. Ia tampak seperti seorang bangsawan Dinding Sina.

Namun bangsawan mana yang mau berdiri berdesak-desakan diantara rakyat jelata? Begitulah pertanyaan dalam pikirannya saat itu. Levi sendiri sudah menaruh kecurigaan besar pada Elsa. Apalagi semenjak pertemuan kedua mereka di gerbang ketika merebut Distrik Trost dari para titan liar. Ia semakin curiga setelah mengetahui fakta bahwa wanita itu bisa mengendalikan es dan salju. Terlebih saat dipenjara, Elsa mengaku bukan berasal dari dunia yang ia kenal.

Seiring berjalannya waktu dan perjalanan yang telah mereka lalui. Levi telah salah mencurigainya. Elsa tidaklah seperti yang ia bayangkan. Wanita itu kuat, mandiri dan peduli terhadap orang lain. Tanpa sengaja pandangannya jatuh pada tumpukan dokumen itu. Seketika ia bangkit sembari menyambar tumpukan dokumen dan membawanya dalam genggaman.

Yeah, mereka tidak akan berjalan sendiri menuju meja kerja Erwin, begitu pikirnya. Dan mungkin pria itu juga sudah ketiduran di meja kerjanya lagi.

Berjalan melewati lorong sepi bertemankan beberapa cahaya obor yang hampir redup. Langkah kaki Levi berhenti di depan pintu yang sedikit terbuka. Mengintip dari luar, Erwin sedang duduk di kursi panjang dengan kedua tangan memijat kepala.

Levi menghela napas panjang. Sudah beberapa hari berlalu setelah misi penyelamatan Eren, begitu juga dengan perginya Elsa. Kepergian wanita itu benar-benar meninggalkan pengaruh yang sangat besar untuk pasukan mereka. Para prajurit yang mengetahui Elsa telah meninggalkan Pasukan Pengintai langsung membuat semangat juang mereka menurun. Meski Eren ada, tapi orang-orang itu malah meragukan kemampuan si Bocah Titan. Hingga tak jarang, ia sering tak sengaja mencuri dengar perbincangan para anggota pasukan yang menyayangkan kepergian Elsa.

Snow Queen And Wings Of Freedom [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang