Sekarang mereka telah berkumpul dengan orang-orang dari pasukan pengintai. Sebelum kembali ke dalam dinding, terlebih dahulu para prajurit mengisi ulang gas dan pedang yang berkurang akibat bertarung dengan para titan. Juga, ada beberapa yang bertugas mengumpulkan mayat para rekan mereka sebelum diangkut ke atas karavan.
Elsa berdiri dengan kepala yang tertunduk dalam. Iris sebiru esnya menatap sendu kain-kain yang membungkus mayat regu khusus Levi. Baru kemarin ia bersenda gurau dengan Petra, dan kini gadis itu sudah terbujur kaku di depan matanya. Hatinya semakin mencelos pilu tatkala mengingat saat ia menemukan mayat gadis itu.
"Beristirahatlah dalam damai ...," ucap Elsa lirih. Si kuda salju yang juga berdiri di sebelahnya, mendengus pelan. Kepalanya tertunduk tampak ikut berbelasungkawa atas kepergian regu khusus Levi.
Elsa mengusap lembut cairan bening yang menetes dari celah matanya. Keningnya mengerut samar ketika melihat sang kapten melangkah dengan sebelah kaki yang terseok, mendekati mayat berjejer bawahannya. Wajah pria itu selalu tampak datar dalam segala situasi, membuat sang ratu salju kesulitan membaca air mukanya.
Elsa memperhatikan gerak gerik si pria undercut yang sedikit merendahkan tubuhnya. Pelan tangannya membuka kain penutup mayat kemudian mengambil sesuatu dari dalam sana, kemudian kembali menutup dan melenggang pergi begitu saja.
"Kudengar 3d manuver gear mu rusak?" Pertanyaan mendadak seseorang mengagetkan Elsa. Seketika ia menoleh ke belakang. Dihadapannya Erwin telah berdiri dengan senyuman ramah. Tangan kekarnya sesekali mengelus surai salju si kuda.
"Ya, sebenarnya aku sendiri yang merusak senjata ini. Talinya terpaksa ku potong karena situasi yang mendesak." Elsa menjawab dengan tersenyum canggung, menunggu seperti apa reaksi pria bersurai pirang itu.
"Begitu ya." Netra biru Erwin melirik ke bawah. Tampak pedang 3d manuver gear Elsa masih utuh dan tak ada goresan apapun pada benda itu. "Nah Elsa, pergilah ke regu suplai. Mereka akan mengganti senjata mu. Dan, terimakasih atas kerjasamanya." Ia berucap sembari menepuk pelan bahu mungil sang ratu salju kemudian berlalu pergi.
Kurasa itu tidak perlu. Pikirnya.
Tiba-tiba Elsa teringat dengan Eren yang masih tak sadarkan diri. Bergegas ia melangkah menuju tempat remaja laki-laki itu dengan diikuti kuda saljunya. Di atas karavan, mata si pemuda titan masih terpejam dengan Mikasa yang duduk bersandar di sebelahnya, terus mengawasi Eren sejak tadi.
"Eren," panggil Mikasa saat melihat si pemuda melenguh, mulai terbangun dari tidurnya.
"Mikasa ...." Ia berkata lemah sambil bangkit dengan dibantu gadis Ackerman itu.
"Apa kau baik-baik saja?" Elsa mendekat ke sisi Eren.
Si pemuda tersenyum tipis, tangannya memegang kepalanya yang berbalut perban. Seketika ia meringis saat merasakan pusing yang teramat sangat. "Ya, aku baik-baik saja Nona Elsa." Suaranya terdengar pelan dan serak.
"Syukurlah." Mikasa bernapas lega, wajahnya yang suram sejak tadi mulai kembali cerah.
Ringkikan kuda mengalihkan perhatian ketiganya. Di kejauhan seekor kuda bersurai gelap berlari kencang menuju mereka, lalu berhenti tepat di hadapan Elsa sambil mengulurkan kepalanya. Meminta belaian dari tangan wanita bersurai putih itu.
"Brownies, aku baru meninggalkan mu sebentar dan kau sudah merindukan ku?" Elsa mengelus kepala kuda itu dengan sangat gemas. Sementara si kuda meringkik senang sembari meliuk-liukkan kepalanya.
Mendadak Brownies terdiam tatkala matanya tak sengaja menangkap kehadiran kuda lain, perlahan ia melangkah mendekati si kuda salju yang sedang berdiri disamping pemiliknya. Hidung kuda itu bergerak-gerak, mengendus mahluk salju didepannya. Sedangkan yang diendus malah berjalan mundur tampak tidak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow Queen And Wings Of Freedom [On Going]
FanfictionSetelah menemukan jati dirinya dan berhasil menyelamatkan Kerajaan Arendelle dari bencana. Elsa memilih melepaskan tahta dan mengangkat sang adik, Anna sebagai penggantinya. Kini, ia hidup sederhana di Hutan Ajaib bersama para Roh Elemen dan suku No...