❄️Bagian 20❄️

1K 164 10
                                    

Iris kelam segelap langit malam itu perlahan terbuka. Levi mengusap wajahnya, selama 5 jam ia telah tertidur dengan posisi duduk di kursi kerjanya. Pria berusia 34 tahun itu mulai bangkit dari kursi. Lalu melangkah mendekati jendela. Diluar sana langit masih nampak gelap gulita dan sepertinya ia bangun terlalu awal.

Kedua iris gelap itu mengedar ke sekeliling hingga berakhir pada meja kerjanya. Tumpukan dokumen-dokumen sudah ia selesaikan berjam-jam yang lalu. Sekarang, ia memiliki banyak waktu senggang sebelum matahari terbit beberapa menit lagi.

Jika kebanyakan orang akan kembali memilih melanjutkan tidurnya, tapi tidak berlaku bagi Levi. Sudah sejak lama pria itu mengidap gangguan tidur. Meski begitu, tampaknya tidur kurang dari 8 jam tidak memberikan pengaruh berarti pada fisik sang kapten.

Karena merasa bosan dengan suasana ruangannya, pria yang dijuluki manusia terkuat itu memilih melenggang pergi keluar. Saat sedang berjalan menyusuri koridor kastil, telinganya menangkap suara percakapan antara seorang pria dan wanita, si wanita terdengar sangat cerewet. Dan Levi sangat mengenali suara kedua orang itu.

Si pria, Moblit Berner. Sedangkan yang satunya memakai kacamata dan sangat berisik, siapa lagi kalau bukan Hanji Zoe. Satu satunya wanita di pasukan pengintai yang terobsesi dengan para titan. Dan obsesinya semakin bertambah parah semenjak kedatangan Eren dan wanita musim dingin itu, Elsa.

Ketika mereka berpapasan, Levi langsung mencegat mereka dengan sebuah pertanyaan. "Oi, mata empat. Kenapa kau datang sepagi ini ke sini?" Wajahnya datar namun tatapannya menusuk.

"Oh, Levi!" Hanji menyapanya dengan tersenyum lebar. "Aku hanya ingin bertemu Elsa," sambungnya tanpa menghilangkan senyuman diwajahnya.

Levi menaikkan sebelah alisnya. Tatapannya langsung berubah curiga. "Jangan bilang, kau memiliki hubungan khusus dengan wanita itu?"

Moblit hampir tersedak mendengar pertanyaan Levi barusan. Sedangkan Hanji malah tertawa lepas sambil memegangi perutnya yang mendadak terasa melilit akibat tawanya yang berlebihan. Sebelum menjawab pertanyaan rekan pendeknya, wanita itu segera menghapus cairan bening yang sedikit keluar dari matanya.

"Kau lucu sekali Levi." Hanji menepuk nepuk bahu tegap rekannya itu. "Tenang saja, walaupun aku terlihat seperti orang gila, tapi aku masih menyukai seorang pria. Kami datang ke sini hanya ingin meminta bantuan Elsa lagi," ucapnya sambil menekan kata terakhir.

"Hn."

Tiba-tiba Hanji merangkul Levi hingga netra kelam milik pria undercut itu menatapnya nyalang. "Bisa kau antar kami ke tempat Elsa? Dari tadi kami hanya berputar-putar," pintanya dengan senyum cengengesan.

Levi mendecih, lalu ia melepas paksa rangkulan Hanji. Wanita itu hanya tertawa geli, ia sudah sangat terbiasa dengan perlakuan kasar rekannya itu. Levi melangkah lebih dulu namun ia mendadak berhenti dan menoleh ke belakang. "Oi, bukannya kalian ingin menemuinya?!"

Suara membahana Levi membuat kedua orang itu berjengit kaget. Dengan segera mereka melajukan kakinya, mengekor di belakang Levi yang sudah berjalan meninggalkan mereka. Ketiga orang itu berjalan dalam kebisuan, hanya suara derap langkah sepatu mereka yang terdengar menapaki lantai batu kastil.

Mereka terus berjalan melewati lorong hingga memasuki area penjara bawah tanah. "Jadi, kau menempatkannya di dalam penjara bawah tanah?" Hanji membuka obrolan ketika mereka mulai melihat pintu utama penjara dari tempat mereka berdiri.

"Ya," jawabnya langsung.

"Kenapa?"

"Untuk sekarang, kami belum bisa mempercayainya. Kau tenang saja, wanita itu tidak sendirian di dalam sana. Dia bersama dengan bocah titan itu." Levi berbicara dengan santai tanpa melihat wajah lawan bicaranya. Ia lebih memilih berjalan didepan, memimpin mereka.

Snow Queen And Wings Of Freedom [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang