• Act 3 Part 5

11 0 0
                                    

"Chan ...."

Tanpa respon. Mark berusaha memanggilnya sekali lagi.

"Chan ...."

"Lee Donghyuck!" Mark tahu membentak seseorang itu tidak baik, tapi Donghyuck tidak juga merespon sedari panggilannya yang pertama. Lelaki itu khawatir jika Donghyuck diam-diam penuh pikiran dan membuatnya jadi lengah juga lemah.

Kalimat-kalimat penenang Mark yang diungkapkan tidak mempan. Entah karena ucapannya justru memperparah atau memang Donghyuck tidak mendengarkan. Mark hanya berusaha agar dia tidak berpikir aneh tentang rasa bersalahnya tadi. Ia tahu bagaimana karakteristiknya.

Mereka sejenak terdiam, menatap satu sama lain dalam napas yang tiap dihirup terasa berat. Masing-masing menyadari betapa kacaunya penampilan setelah berusaha menyelamatkan diri dari dunia asing ini. Mark lantas mengangkat tangannya, merapikan rambut Donghyuck yang berantakan.

"Hyung ...."

"Hmm."

Suara dentuman juga gebrakan keras mencuri atensi mereka berdua. Sontak menoleh pada sumber suara, melihat debu beterbangan di jauh sana. Donghyuck terkesiap. "Itu tempat yang tadi ...." Ramai sekali kedengarannya, terlebih bebatuan, tanah, juga air yang terlihat melayang bergantian.

Mark mengangguk samar. Benar apa dugaannya. Mereka akan baik-baik saja. Keyakinannya tentang Three Sister yang menjaga mereka kini semakin kuat.

Secara tidak langsung, semangatnya menjadi terbakar. Bukankah misi mereka hanya untuk melenyapkan wanita mengerikan yang berpura-pura menjadi guru itu dan selesai? Jika seluruh kekuatan digabung, orang itu pasti kalah.

Mark memandang jauh pada arah kota. Menemukan Jaemin juga Jeno kini menjadi prioritas utama. Mereka harus bergegas untuk mengumpulkan sekutu, sehingga Miss Jung akan kewalahan dalam menumbangkan mereka.

Benar. Jika dipikir-pikir, kejadian semua ini ada penyebabnya. Mark jadi paham, bagaimana jalan rencana Miss Jung setelah menyambungkan berbagai cerita masing-masing.

Miss Jung sudah pasti berusaha memisahkan mereka dan menyerang satu per satu. Jaemin-Jeno hilang terlebih dahulu, tapi batang hidung maupun kabar suara tidak sedikitpun terasa. Sementara Renjun-Junkai, sedang berhadapan dengan Miss Jung. Jika tidak salah hitung, setelah ini waktunya mereka untuk melawan.

Hanya saja ada satu hal yang membuat Mark ragu. Jika mereka melawan Miss Jung dan anteknya, lalu bagaimana keadaan Renjun-Junkai? Apakah mereka terselamatkan atau kabur? Cuma ada dua pilihan, jelas. Mereka berdua tidak akan mati dalam pertempuran mengingat betapa kuatnya Three Sister dalam dugaannya.

Juga tentang kekuatan mereka ....

"Chan!" Mark memanggil dengan antusias. "Ingat saat kamu serang Miss Jung, sampai kamu gigit lehernya? Kamu ingat siapa yang merasuki kamu?"

Respon yang buruk. Donghyuck justru menggeleng. Setahunya memang dia jadi lebih kuat, tapi perihal siapa yang memasuki, dia tidak tahu.

"Memangnya kenapa?"

"Kita pergi ke bangunan dulu, sembunyi."

Donghyuck mengangguk, lantas mengikuti arah langkah kaki Mark, meneruskan perjalanan.

***

Mark memutuskan untuk berhenti di sebuah balai. Halamannya luas, begitu pula dengan aula tengahnya. Kendati demikiran, lorongnya cukup sempit dengan tatanan seperti labirin. Menurutnya, hal ini menguntungkan mereka sebab Mark bisa membawa pada aula atau halaman untuk melawan, kemudian dengan lorong sempit ini setidaknya mereka bisa mempermainkan lawan sebagai cara lain untuk kabur.

Keepers of The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang