Kembali berlatar belakang sekolah, tepat pada aula utama, Jaemin dan Jeno tersungkur. Salah satu mengaduh, dan yang lain meringis kesakitan.
Jaemin tiba-tiba menggeram. Wajahnya berubah kesakitan, kemudian melayang dari lantai dan bergerak cepat menuju seseorang yang tengah berdiri di tengah tangga.
Sebelum Jeno sempat berteriak melarang, Jaemin telah terperangkap terlebih dahulu dalam siksaan Sulung. Perempuan di sana mengangkat tangannya, hingga raga Jaemin hampir melayang sebab unsur magis yang dikeluarkan. Sulung terlihat menciptakan sebuah penjara kecil yang berwarna hitam melingkupi tubuh Jaemin.
Tubuh Jaemin terjatuh selepas semuanya berhenti. Kendati demikian, ia kembali bangkit segera tanpa melunturkan ekspresi geram. Dirinya sudah terlalu buta, bahkan tiada henti mendekati Sulung yang kenyataannya memiliki kekuatan ghaib tak sebanding dengannya.
Tidak, Jaemin yakin bahwa dia bisa membalaskan dendamnya pada wanita yang satu ini. Jaemin begitu menaruh amarah berlebih sebab merasa dipermainkan oleh makhluk-makhluk menyebalkan, termasuk gurunya sendiri. Geram, sekali lagi, Jaemin menggertakkan giginya.
Selanjutnya dia melayangkan tinju, dengan arah yang asal. Sebab bagaimanapun usahanya meninju, Jaemin tidak punya pengalaman pasti untuk memberikan bogem mentahnya. Jelas hasilnya sia-sia, terlebih Sulung yang bisa menghilang dengan mudah dan muncul kembali bersama tawa mengerikan. Sulung benar-benar kuat sekali, meskipun fakta Jaemin memiliki kekuatan yang juga besar tentu Sulung masih lebih unggul karena pengalaman nya selama bertarung dengan siapapun termasuk Penyihir aliran hitam.
Kembali ke Keadaan Jaemin saat ini.
Lagi Jaemin melemparkan tinju, bertubi-tubi. Tapi kali ini disertai dengan Kekuatan Aura Putih yang memancar dari tubuhnya agar bisa menyeimbangi sulung. Pergerakannya dengan mudah dibaca oleh Sulung, hingga ia tidak tersentuh setitik pun dari tubuhnya. Tawa wanita tersebut semakin keras, seiring dengan amarah Jaemin yang makin memuncak.
Sampai ketika Jaemin betul-betul geram, ia menerjang tubuh Sulung. Pergerakan yang spontan, bahkan Sulung sendiri terkejut dan langkahnya mundur beberapa tapak.
Itu satu-satunya serangan yang akhirnya berhasil menyentuh Sulung. Jaemin bersama deru napas cepatnya, cukup bangga sebab dapat Lady in Red, begitulah nama lainnya, alih-alih kesakitan, justru tertawa lebih keras dan menghilang. Jaemin berpikir bahwa Setan Wanita mengerikan ini benar-benar jauh diatas kemampuannya dengan 2 sahabat lainnya.
Seiring dengan semua itu, ia memadamkan segala cahaya dalam ruangan, membuatnya terkesan hampa bersama kegelapan tidak berkesudahan. Jaemin kaget, begitu pula dengan Jeno yang bergegas bangkit dan menggenggam tangan kekasihnya, takut sesuatu yang buruk terjadi.
"No, kenapa jadi gelap?"
Reflek Jeno menjawab hanya dengan gelengan kepala. Dirinya ikut terkejut setengah mati, kegelapan ini mengerikan.
Beberapa saat setelah itu tangan Jaemin memancarkan sinar putih kembali. Ia mengangkatnya rendah, untuk penerangan sekalipun sangat terbatas dibanding kegelapan yang tiada ujung.
Suara mengerikan dan sahut-sahut mendadak terdengar, membuat mereka merinding seketika. Terdengar semakin mendekat, semakin menghapus jarak, semakin keras.
Jeno teringat tentang pelajarannya pada kursus bela diri. Bergegas dirinya berdiri tepat pada belakang punggung Jaemin, sembari memasang kuda-kuda. Hal yang pernah jadi pengalaman dirinya adalah, musuh akan menjadi sedikit rumit dan memanfaatkan arena luas terlebih pada kegelapan ini.
"Nana, kamu awasi depan dan samping kanan-kirimu, aku awasi sebaliknya. Sepertinya, Sulung pasti mau menyerang kita dari sudut acak. Jangan lupa, atur cahaya dari tanganmu biar bisa terlihat." Mendengar titah Jeno tersebut membuat Jaemin mengangguk, mempersiapkan diri pada pertarungan. "Nana, jangan takut buat menyerang. Kamu bisa, pasti bisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Keepers of The Dark
أدب الهواةJangan berharap ada suara derum mesin yang bergetar, juga derap langkah, terlebih dengung manusia bergumul. Kota ini sungguh sunyi, lumut pun debu menempel membantu identifikasi. Kami tidak tahu apakah salah melangkah atau salah menyadari tentang ap...