"Na ...."
"Nana ...."
"Na Jaemin ...."
"Bangun sayang ...."
Jaemin yang mendengar suara seseorang yang dia rasa kenal itupun perlahan membuka kedua kelopak matanya yang indah.
Betapa terkejutnya dia! Di mana ini? Tempat apa ini?
Semuanya terlihat gelap namun di depan tempat dia berbaring ada cahaya yang begitu terang ... apa itu, ada apa dengan tempat disini?
Tunggu ....
Itu, itu.... Orang itu ... orang yang memanggil namanya itu . Bukankah?
"MAMA!"
Ternyata itu adalah mama kandung dari Na Jaemin, tanpa banyak kata Jaemin pun langsung memeluk mamanya dengan erat, menumpahkan segala kerinduan yang dia rasakan dengan tangisan yang cukup keras.
Sang mama yang melihat itu hanya tersenyum sambil mencium puncak kepala Jaemin dan ikut memeluknya, membisikkan kata penenang untuk anaknya.
Perlahan, Jaemin pun menjadi tenang lalu diapun melepaskan pelukannya dan memandang wajah sendu ibunya. Saat isak tangisnya mereda, Jaemin langsung mencerca mamanya dengan begitu banyak pertanyaan secara bertubi-tubi. Sang mama hanya tertawa melihat tingkah laku anaknya yang polos ini sembari tersenyum.
"Pelan-pelan, Sayang, Mama bakal jawab kok pertanyaanmu."
"Maaf, Mama, Nana hanya terlalu senang karena bisa melihat Mama lagi meskipun hanya di alam bawah sadar."
"Iya Mama tau, maafin Mama yah. Udah ninggalin kamu sama Papah kamu, tapi takdir memang sudah membuat Mama begini."
"Mama juga gak bisa ngelindungin kamu dan papah kamu dari orang-orang jahat. Mama merasa kalau mama belum bisa menjadi mama yang baik buat anak mama. Mama begitu menyesal sayang."
Sang mama tiba-tiba menitihkan air matanya, Jaemin kelabakan dibuatnya. Dan segera memeluk sang mama lagi.
"Mama jangan bilang gitu! Kata siapa Mama itu Mama yang gagal, itu gak benar, Mama!! Mama adalah Mama terbaik yang Nana punya, Mama sudah rela mengorbankan diri mama buat Nana sama Ayah, Nana gak suka Mama berkata begitu. Bagi Nana Mama itu hal paling indah dan berharga yang pernah Nana punya. Nana beruntung bisa lahir dari rahim seorang ibu yang cantik dan kuat seperti mama."
Mendengar hal itu, sang mama merasa tersentuh dan bangga, tidak sia-sia segala pengorbanan yang dia lakukan untuk sang anak selama ini. Setidaknya dia bersyukur meskipun dirinya sudah tiada tapi sang suami masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk menjaga dan mendidik Nana hingga seperti sekarang ini.
Ah, ingatkan dia untuk mengunjungi Yuta nanti di alam bawa sadarnya. Ketika mereka sudah meluapkan isi dan perasaan hati masing-masing, akhirnya sang mama pun menjawab semua rentetan pertanyaan yang Jaemin berikan tadi.
"Baiklah Mama akan menjawab semua pertanyaanmu, pertama tempat ini dinamakan 'Limbo'. Limbo sendiri adalah suatu tempat dimana tidak seorang pun bisa menjangkaunya karena ini adalah alam bawah sadar manusia yang paling dalam dan dasar."
"Kedua, Mama ada disini karena Mama ingin memberi taumu sesuatu dan menitipkan sesuatu padamu."
"Apa itu, Ma? Apa sesuatu yang cantik? Apa itu bunga Lily?
Jaemin itu memang sangat suka buka Lily.
"Lebih dari itu sayang, Ini sesuatu yang berharga .... Mama harap kamu bisa menggunakannya dengan baik untuk melindungi orang-orang."
Jaemin bingung tak mengerti apa maksud pembicaraan mamanya ini.
"Ulurkan kedua tanganmu, Sayang..."
Tanpa banyak bertanya lagi, Jaemin mengulurkan kedua tangannya, Lalu sang Mama menggenggam kedua tangan anaknya itu sembari memejamkan mata.
Entah mengapa Jaemin merasa seperti ada kekuatan supranatural yang mengalir ke dalam tubuhnya, namun kekuatan itu lebih seperti kekuatan yang auranya berwarna putih dan tercampur dengan sebuah perasaan lembut entah apa yang jelas sangat sulit untuk dijabarkan.
Setelah selesai memberikan kekuatannya pada sang anak, sang mama pun perlahan mmembuka kedua kelopak matanya dan menatap dalam ke manik obsidian manis sang anak.
"Akan ada sesuatu yang besar akan terjadi menghadangmu, gunakanlah kekuatan ini untuk kebajikan dan kebaikan, doa Mama selalu menyertaimu anakku." Setelah mengatakan itu Jaemin seperti terhipnotis dan kemudian tubuhnya bergerak sendiri mendatangi cahaya putih yang ada di depannya.
Sang Nama hanya tersenyum lalu Jaemin berjalan dengan cepat untuk bisa mencapai cahaya itu. Perlahan dan perlahan dia mulai mendekati nya.
Dan saat sudah berada diujung cahaya itu ....
"MAMA!"
"Hosh hoshh ... hossshh."
"Mimpi apa tadi dan, kenapa aku bertemu Mama. Tunggu ...."
"Kenapa tubuhku seperti terasa diisi sebuah pancaran aura?"
"Apa ini kekuatan asli Mama?"
Drrtt
Drrtt
Jaemin tersentak saat mendengar suara telepon di atas meja nakas samping tempat tidurnya.
Nono💕 is Calling
Jaemin lalu mengangkat panggilan dari kekasihnya.
"Halo, Nana sayang? Kamu baik-baik saja?"
"Iya, No, aku baik, ada apa meneleponku pagi-pagi sekali begini, bahkan ini masih pukul lima pagi Jeno!"
"Hahaha ... Maaf sayang tapi apa kau lupa kalau anak-anak sedang ingin membahas sesuatu?"
Jaemin berpikir sejenak memahami apa maksud dari kalimat Jeno tadi, kemudian dia teringat hal semalam yang Jeno ucapkan sebelum dia tertidur ....
"Ah. Baiklah aku ingat, pukul berapa kita berkumpul?"
"Seperti biasanya, sayang, di tempat yang biasa."
"Oke, baiklah aku akan bersiap-siap tunggu aku."
"Baiklah pukul tujuh nanti aku akan menjemputmu, aku harap kau sudah siap dan berdandanlah yang cantik."
"Isshh Jenoo~~~ aku pria bukan wanita aku tampan bukan cantik!"
"Ya sudah iya iya. Nanaku yang tampan dan cantik, bersiap lah aku akan menjemputmu. I Love you darl."
"Hmmm ... love you to."
Sesaat setelah memutuskan sambungan telepon dari sang kekasih Jaemin pun bergegas bersiap dan tak lupa sarapan bersama sang ayah.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Keepers of The Dark
FanfictionJangan berharap ada suara derum mesin yang bergetar, juga derap langkah, terlebih dengung manusia bergumul. Kota ini sungguh sunyi, lumut pun debu menempel membantu identifikasi. Kami tidak tahu apakah salah melangkah atau salah menyadari tentang ap...