Tubuh mereka terjerembab pada rerumputan yang berembun. Mark mengaduh sakit, sementara Donghyuck merengek sambil mengusap pantatnya yang sempat beradu dengan tanah.
"Sial, tadi itu apa ...," keluh Donghyuck. Berbagai umpatan keluar dari mulutnya sambil terus mengomel ini itu hingga Mark darah tinggi akhirnya.
"Ya Tuhan, Lee Donghyuck, bisa kau diam?!"
Setelah Mark berteriak cukup lantang tadi, lalu dia pun memelankan suaranya. "Tak bisakah kau tenang sedikit?"
Donghyuck mendelik tidak terima. "Heh! Tahu sendiri, kan, kalau aku harus memberi kabar teman-teman di sosmedku. Aku cuma mau pinjam ponselnya Miss Jung. Kamu kapan mengerti tentang aku sih Mark?"
Frustasi. Mark lalu mengusak kasar rambutnya begitu gusar. Ini yang tidak disukainya dari Donghyuck. Laki-laki itu sering mengungkit sesuatu yang tidak penting daripada mengaku menyesali perbuatannya. "Bisa, kah, tolong ..., sehari aja jangan ketagihan sama sosmedmu itu? Kita mana tahu kalau masalah simple kaya gitu bisa jadi bencana seperti sekarang."
"Oh, mulai ngelarang, ya? Aku juga mana tahu kalau ujungnya kaya gini." Donghyuck lantas menatap sekeliling dengan berang. "Dan kita lagi pisah sama anak-anak, kamu bahas kesalahanku?"
"Haechan!"
Bentakan Mark yang kembali naik darah membuat seolah tempat ini menjadi bungkam, termasuk Donghyuck dan bunyi koak burung di langit. Namun, keadaan itu justru menjadikan Mark lebih waspada.
Pasalnya langit disini warnanya sangat tak lazim. Langitnya berwarna merah darah dan awannya pun terlihat mengerikan.
Setelah tadi tempat yang ditapaki Donghyuck dan Mark menjadi sunyi mendadak, tiba-tiba mereka menangkap suara semacam listrik dari arah samping, di balik semak-semak. Perlahan jarinya menyentuh bibir, untuk memberi kode agar Donghyuck diam. Hanya saja pemuda yang kepalang emosi dan tidak bisa berhenti berbicara itu tidak menurut. Hingga terpaksa Mark kembali menyuruhnya tidak bersuara.
"Ssstt ...."
Suara yang semakin mendekat lantas membuat Mark melompat pada Donghyuck. Ia bertingkah seperti membentengi kekasihnya, kemudian melangkah mundur saat seseorang keluar dari rimbunnya semak.
"Mark ...," Donghyuck berbisik sambil menyembunyikan tubuhnya, sementara Mark memasang kuda-kuda dan mempertajam indera penglihatannya.
"Ssstt, tenanglah, Chan."
Sosok tersebut berjalan dengan tenang dari gelapnya hutan lebat yang terpampang di depan mereka. Selepas siluet semampai itu menerima sedikit cahaya matahari di tempat itu, kedua mata mereka membelalak dan bingung seketika.
"Miss Jung?"
"Mark Lee dan Lee Donghyuck .... Keturunan Klan Lee Cabang dan Utama.."
Kembali mereka berdua melebarkan mata. Donghyuck berbisik, "Ini gawat, Mark. Dia tahu namaku. Ini gawat sungguh!"
Itu jelas menjadi pertanda buruk. Mereka sama-sama tahu bahwa Donghyuck adalah keturunan Lee yang utama, di mana posisinya begitu terhormat. Mereka juga tahu bahwa kedudukan Donghyuck tersebut memiliki risiko yang besar.
Dia, Donghyuck, telah berusaha menutupi nama aslinya bertahun-tahun demi keberlangsungan keluarga dari Klan Lee. Masa kecilnya sering mendapat teror terlebih dari makhluk-makhluk tak kasat mata yang menyimpan dendam selama perjalanan marga utama Lee karena sebuah kejadian di masa lalu. Tidak disangka, dia kembali mendapatkannya saat berlibur dan kini peneror itu adalah gurunya sendiri!
"N-namaku, Haechan! Donghyuck? Siapa itu? Aku tak mengenalnya!" Haechan menggertak pada Miss Jung untuk menutupi rasa gugp dan takutnya.
Miss Jung berdecih. "Jangan menyangkal. Saya bahkan tahu hanya dari mata kelammu itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Keepers of The Dark
Fiksi PenggemarJangan berharap ada suara derum mesin yang bergetar, juga derap langkah, terlebih dengung manusia bergumul. Kota ini sungguh sunyi, lumut pun debu menempel membantu identifikasi. Kami tidak tahu apakah salah melangkah atau salah menyadari tentang ap...