SM Highschool adalah salah satu sekolah yang terkenal di Seoul, pemilik akreditasi bagus, dengan sisi negatif akan kenyataan beberapa perilaku murid tidak mencerminkan sebagai kelayakan bahwa sekolah itu adalah yang terbaik.
Salah satu siswa bernama Na Jaemin, adalah orang yang paling sering mendapatkan tindakan kekerasan. Tindakan perundungan dan hal lainnya di mana tidak dapat dibenarkan dalam dunia pendidikan dan ajaran moral manapun.
Bukan tanpa alasan Jaemin menjadi korban perundungan oleh siswa lain, Na Jaemin terkenal sebagai salah satu siswa yang dianggap memiliki aura aneh dengan cukup kuat. Padahal dia hanyalah anak baik dan ceria, secara tertutup.
Semuanya berubah semenjak dia kehilangan ibunya kala menginjak usia lima tahun. Berbagai cara dilakukan oleh Tuan Na – ayahnya – demi menyelamatkan sang ibu dari maut, tidak peduli pengobatan menguras kantongnya keras. Namun, takdir tetaplah takdir. Winwin meninggalkan segala sumber kebahagiannya selama ini.
Kejadian itu memukul mental Jaemin keras, kemudian berakhir menjadi anak yang pemurung, jarang berbicara, dan suka menyendiri. Semua keceriaan tertimbun dalam dan hanya muncul jika bersama sahabatnya.
Seperti anak kebanyakan, Jaemin menyayangi kedua orang tua dan tetap meneguhkan hati untuk tidak terlalu tenggelam dalam kesedihan. Dirinya cukup berterima kasih pada Tuhan bahwa seorang ayah masihlah diizinkan berada di sisinya.
Bertahun-tahun berlalu Jaemin pun tumbuh menjadi remaja yang berparas cantik sekaligus tampan. Di sekolah ini Jaemin termasuk siswa yang sangat cerdas dan multitalenta seperti dua orang sahabatnya, Huang Renjun dari Cina dan Lee Haechan dari keluarga Lee utama.Bukan tanpa alasan mereka bertiga mengambil kelas akselerasi. Selain karena mereka memang ingin lebih cepat menyelesaikan pendidikan mereka di jenjang bangku Senior High School mereka juga kini setara di tingkat yang sama dengan hyung tertua mereka di kelompok mereka, yaitu Mark Lee dan Karry Wang Junkai.
Kemudian siswa lain yang hampir terlupakan, Lee Jeno, siswa akselerasi di mana dirinya adalah kekasih dari Na Jaemin. Dirinya cukup terkenal sebagai laki-laki bucin, sebab hanya pada Jaemin tubuhnya menempel dan siap siaga jika ada peringatan terancam dari Jaemin. Hingga mereka saling berjanji untuk lulus dalam tahun yang sama, tidak peduli apapun terjadi.
Kenyataan bahwa Jaemin adalah kekasih Jeno dan berada di bawah perlindungan lelaki itu serta teman-temannya tidak selalu bisa membuat Jaemin aman. Seperti salah satunya kejadian saat ini, di mana Jaemin sedang menerima perilaku perundungan lagi dari teman-temannya.Jaemin tidak cukup beruntung kala malam hari saat dirinya menerima tamu dari sosok astral. Jelas hal itu mengganggu, sebab makhluk yang bahkan tinggal jiwa tersebut meminta agar Jaemin memastikan keluarganya berada dalam kententraman selepas ia meninggalkan dunia. Itu membuatnya harus terlambat bangun dan sempat terseok-seok saat berangkat sekolah.
Kala hendak membuka pintu kelas yang ditutup, Jaemin kira dia sudah terlambat mengikuti jam pelajaran pertama pagi ini mengingat yang mengajar adalah Guru Killer Fisika, Kim Heechul, guru dengan mulut pedas tanpa pernah berhenti menceramahi murid-murid nakalnya.
Seperti yang diduga, Jaemin segera mendapat siraman rohani, tawaan, juga ledekan. Heechul Saem menatapnya membara sembari berbagai nasehat muncul dari mulutnya. Tangan yang sedang menggenggam buku hampir saja melayang jika beliau tidak menahan diri.
Namun, bukan itu yang menjadi sorotan rungu dari Jaemin. Ia terganggu dengan kata-kata sarkastik keras dari pojok kelas, di mana penghuni bagian tertutup itu adalah pelaku perundungan padanya selama ini.
Selama Heechul memberikan kalimat menusuk alih-alih wejangan, tanpa sadar Jaemin menoleh pada mereka penyorak ledekan dari pojok kelas. Ia menyipitkan mata dan membuatnya tajam, yang justru menjadi penggugah utama anak-anak nakal itu untuk semakin mengganggu dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keepers of The Dark
Fiksi PenggemarJangan berharap ada suara derum mesin yang bergetar, juga derap langkah, terlebih dengung manusia bergumul. Kota ini sungguh sunyi, lumut pun debu menempel membantu identifikasi. Kami tidak tahu apakah salah melangkah atau salah menyadari tentang ap...