9. Berakhir dengan Baik

637 79 5
                                    

Hati Rina menghangat mendapat pelukan dari pria berbadan tegap di hadapannya, dia memeluk pria itu erat, terasa sangat nyaman sekali.

"Ayah...," lirih Rina, tentu saja air matanya sudah menetes sedari tadi.

Ayahnya, Bayu baru sampai beberapa menit yang lalu. Dia sempat menatap Bayu lekat lalu berhambur ke pelukan pria itu.

"Pu-Putriku?"

Rina mengangguk-angguk, dia melepas pelukannya lalu menarik ibunya. Sedikit mendorong ibunya agar lebih dekat lagi berdiri di hadapan Bayu.

Rina tersenyum melihat ayah dan ibunya berpelukan. Dia keluar dari rumah, melihat Raihan yang tampak menunggu. Rina memeluk pria itu. "Terima kasih, Rai... aku tidak tahu harus melakukan apa lagi untuk berterima kasih padamu."

Raihan mengangguk, mengusap kepala Rina lembut. "Bisa kah kau mencintaiku?"

Rina beringsut mendengar pertanyaan Raihan. Dia menatap Raihan dan menggeleng. "Maaf. Aku masih takut untuk membuka hati."

"Sebenarnya apa yang terjadi sampai kau seperti ini? Aku tidak percaya dengan rumor tentang dirimu."

Rina duduk di kursi teras, diikuti Raihan. Dia menceritakan kehidupan pahitnya beberapa bulan yang lalu.

"Aku dan Papi akan mencari pria itu!" ucap Raihan emosi.

Rina menggeleng. "Tidak. Aku tidak mau lagi berurusan dengan dia. Aku ingin melupakannya saja."

Raihan menghela napas. "Setidaknya dia harus dipenjara, Rin."

"Tidak ada bukti, dia tidak akan bisa dipenjara."

Raihan mengacak-acak rambutnya kesal. Rasanya dia tidak rela sekali Rina diperlakukan dan hidup menderita seperti ini.

"Rina, Rai," panggil ibunya.

Rina dan Raihan menoleh dan berdiri saat ibunya memberi isyarat untuk masuk.

"Saatnya mendengarkan cerita ayahmu."

Rina tersenyum, mengusap punggung ibunya. Mereka duduk di hadapan Bayu.

"Bagaimana, Yah?" tanya Rina penasaran.

"Sebenarnya ini karena dendam Fani, mami Raihan. Dulu Rini hampir diculik oleh para remaja nakal dari sekolah lain, tapi Ayah bisa tepat waktu dan menolongnya. Jadi ya mereka mencari mangsa lain lalu Fani lah jadi sasarannya. Itu informasi yang Ayah dapatkan."

Rina langsung menatap Raihan yang tampak geram, dia mengusap tangan Raihan.

"Maaf, Rai. Mungkin ini saatnya kamu mengetahui kebenarannya."

Raihan menghela napas dan mengangguk. "Lanjutkan saja, Pi. Aku mau tahu apa yang terjadi."

"Saat itu Fani mendengar percakapan para remaja nakal itu karena menyayangkan sekali tidak bisa mendapatkan Rini. Fani berhasil kabur setelah beberapa hari diculik, dia mulai mencari tahu tentang Rini. Bertahun-tahun Fani mencari Rini dan berhasil menemukan kami saat Ayah kerja di kantor milik orang tuanya," jelas Bayu lagi.

Rina dan ibunya diam tanpa ingin mengganggu penjelasan Bayu.

"Fani mulai membuat masalah, menyebarkan hal yang tidak-tidak di kantor. Mengaku-ngaku Ayah sebagai sebagai suami dan ayah kandung Raihan. Ayah akhirnya berhenti bekerja karena Fani dan orang tuanya terus menganggu dan memaksa Ayah menikahinya. Padahal Ayah saja tidak mengenalnya, tidak pernah bertemu dengannya sekali pun. Tapi orang tua Fani sudah dihasut hingga Ayah yang disalahkan dan harus menikahi Fani."

"Kenapa kau tidak bercerita padaku?" tanya Rini sambil menggenggam tangan Bayu.

"Aku tidak mau menambah pikiranmu, apa lagi saat itu kau sedang mengandung."

Balanced Hate and Love ⭕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang