●●●●●

403 67 8
                                    

Haruto senyum senyum sendiri masih kebayang sosorannya tadi.

"Enak anjir apalagi nyosor orang yang gue suka" monolognya.

Senyuman lebar segera pudar saat ingat ucapan Asahi waktu itu apalagi kejadian di kantin saat Doyoung pegangan tangan sama Mashiho.

"Kalau bang Mashi jadian sama Doyoung, gue harus seneng atau sedih ya?" Haruto tengkurep ngobrol sama guling.

Sementara itu di tempat lain Mashiho lagi galau dia belum di kasih jawaban sama Doyoung. Mashiho sepenuhnya sadar Doyoung kayanya suka sama adek bontotnya tapi Mashiho juga gak bisa boong kalau dia suka sama Doyoung.

Asahi natap datar abangnya itu sementara Yoshi malah natap Asahi aneh.

"Lagi pada ngapa sih lo pada? Satu menatap satu kurang kerjaan banget" celetuk Haruto yang baru datang.

Asahi noleh ke arah Haruto terus fokus ke ponselnya main game.

"Jangan gantungin perasaan orang" kata Yoshi lempar Haruto pake kulit kacang.

Haruto loading.

"Maksud abang apa?"

"Lo mikir aja sendiri" kata Yoshi lalu pergi tak lupa menenteng laptopnya.

"Bang Mashi gue boleh..

"Gak boleh" sahut Mashiho lalu pergi.

"Belum juga beres bacotan gue" Haruto duduk samping Asahi yang lagi main game di ponselnya.

"Bang Sahi" sapa Haruto.

"Hmm"

"Main apaan bang?"

"Kepo"

Haruto menghela nafas rasanya pengen kabur aja dari dunia otw surga oops merong dong 😁

"Mau kemana?" Tanya Asahi pas Haruto melangkah pergi.

"Udah malam bang gue mau bobo ganteng" sahut Haruto.

"Oh"

Haruto nahan emosi pengen banget buang Asahinke comberan tapi gak tega soalnya abang sendiri.


























Pagi pagi banget Mashiho udah berangkat gak pamitan, gak sarapan tapi dia gak lupa pake baju kok 😁

"Har lo udah nembak Doyoung belum?" Yoshi tiba tiba bikin Haruto hampir keselek sendok wkwkwk.

"Apa sih maksud lo bang? Gue sama Doyoung cuma temenan" elak Haruto senyum di paksain.

"Jadi lo gak masalah kalau Doyoung jadian sama salah satu sodara lo?" Pertanyaan Yoshi kembali Haruto dengar.

"Ya eng-enggaklah" Haruto tersenyum kikuk.

Yoshi cuma ngangguk.

Haruto bangkit dari duduknya berniat mengakhiri sarapannya padahal masih laper.

"Jangan nyesel" langkah Haruto terhenti akibat ucapan Asahi.

Haruto noleh "terserah" ucapnya lalu beneran pergi.





Sesampainya di sekolah Haruto natap kedua sohibnya Jeongwop dan Junghwan lagi bengong kek ayam tiren.

"Woy pada kenapa sih?" Haruto duduk samping Junghwan.

Jeongwoo noleh begitupula Junghwan.

"Lo udah tahu belum?" Tanya Junghwan.

"Apaan?"

"Bang Mashi jadian sama Doyoung" sahut Junghwan.

Haruto loading.

"Lo sabar bro. Lo harus ikhlas" Jeongwoo nepuk pundak Haruto ala ala bespren.

"Dih biarin ajalah lagian mereka cocok kok" Haruto terkekeh lebih tepatnya buat nutupin rasa sakit hatinya.

Junghwan dan Jeongwoo saling tatap bingung.

"Lo gak apa apa?" Jeongwoo terkejut.

"Kenapa sih emangnya? Gue sama Doyoung cuma temenan tahu. Meski gue sempet suka sih sama dia tapi udahlah dia udah sama bang Mashi lagipula gue udah move on" Haruto tersenyum.

"Yakin lo?" Junghwan gak percaya kalau sahabatnya udah move on.

"Yakin. Gue udah gak suka lagi sama Doyoung"

'Prank' mereka bertiga berhamburan keluar guna melihat apa yang jatuh tadi.

"Siapa yang nendang rong sampah?" Jeongwoo natap miris tong sampah yang udah jungkel.

"Kesenggol kucing kali" sahut Junghwan sambil benerin tong sampahnya.

Haruto pergi gak tahu mau kemana.

"Masa kesenggol kucing sih. Gak yakin gue" bathin Haruto berjalan celingukan nyari seseorang.

"Hiks.... mungkin gue yang kebanyakan ngarep. Hiks... hiks.... gue gak nyangka sakitnya kek gini" Doyoung nangis sesegukan.

"Lo jahat!" Racau Doyoung menatap selembar fhoto lalu merobeknya menjadi beberapa bagian lalu pergi tak lupa ia usap dulu air matanya.

Haruto yang ngintip daritadi mencoba memunguti potongan kertas itu setelah di pastikan Doyoung beneran pergi.

Menyambungkan potongan demi potongan kertas teraebut.

Setelah fhoto itu lengkap tersambung, Haruto menatap nanar "gue jahat ya? Iya Doy gue jahat gak pantes buat lo cintai" Haruto menyimpan potongan fhoto tadi ke saku celananya nanti ia lem di rumah.

"Mending lo sama bang Mashi aja. Dia lebih bisa bikin lo bahagia ketimbang gue" bathin Haruto lalu pergi lewat pager belakang. Bolos gaes.






































Nah lho gimana nih?

Haruto iklhas kagak sih? 😪

Pretty BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang