●●●●●

466 77 4
                                    

Malam sunyi Doyoung bengong aja bahkan dari kemarin dia gak makan setiap di suruh makan jawabannya lagi bayar utang puasa ramadhan kemaren.

"Haruto lagi mikirin gue gak ya?" Doyoung nanya sama boneka kelinci yang lagi ia pegang.

"Ish kenapa sih gue marah waktu itu? Ah ternyata di jauhin Haruto bikin gue stres" oceh Doyoung mukul mukul pelan boneka kelincinya.

"Oke gue harus tidur sekarang. Soal Haruto gue urusin besok" monolognya membanting tubuhnya ke kasur lalu tidur memeluk boneka kelinci itu. Eh tahu gak kalau boneka kelinci itu di kasih Haruto pas ke pasar malam lho mungkin setahun lalu lagi seringnya mereka berantem.






'Tok tok tok' suara ketukan pintu membuat Doyoung terusik.

"Aduuh kak Junkyu plis deh gue lagi tidur! Ini baru jam dua pagi woy!!" Seru Doyoung membanting boneka kelincinya ke arah pintu.

Eeeh kok bonekanya di tangkap seseorang.

"Ha-Haruto" Doyoung mencoba menatap Haruto lebih dekat siapa tahu dia lagi halusinasi.

"Bangun woy molor aja lo! Udah pagi nih!" Haruto lempar balik boneka kelinci itu tepat ke muka Doyoung.

Doyoung mengaduh lalu mukulin tubuh Haruto tanpa ampun "lo itu gak bisa banhet bikin gue tenag!"

Haruto geletak di lantai dengan memejamkan matanya.

"Heh bangun!" Doyoung panik.

"Kok gak nafas sih!" Doyoung makin panik.

Haruto bangkit dari rebahannya natap Doyoung tajam dan matanya merah menyala.

"Aaaaaaaa!!!! Lo jangan bunuh gue plis!!! Haruto jangan gue mohon!" Teriak Doyoung.

"Aaaa!" Doyoung bangun dari mimpi dengan nafas tersenggal senggal dan keringat membanjiri tubuhnya.

Doyoung menghela nafas lega "bangke! Gak di mimpi gak di dunia nyata tuh bocah satu nyebelin banget!" Gerutu Doyoung lalu menatap jam dindingnya.

"MAMAAAAAAA GUE KESIANGAN!!" teriak Doyoung heboh loncat dari kasur otw kamar mandi.












"Pak saya mohon bukain gerbangnya" Doyoung nangis mohon ke pak satpam.

Doyoung kesingan padahal baru aja pak satpam tutup gerbang sial sih Doyoung cuma telat satu detik doang.

"Ini sekolah teladan. Telat satu detik itu udah pelanggaran" kata pak satpam.

Doyoung lemes dia meratapi gerbang yang udah di tutup.

"Heh! Turun gak lo!" Teriak pak satpam otw ke gerbang sebelah.

"Gak sopan maen naik aja!" Pak satpam melotot.

Sosok yang juga kesiangan itu pasrah dan memutuskan buat ke warung pecel di seberang sana tiba tiba matanya menangkap seseorang lagi nangis.

"Eh lo! Kenapa nangis?" Yang lagi nangis mendongkak guna melihat siapa yang menghampirinya.

"Gue gak boleh masuk" makin nangis.

"Udahlah Doy bolos sehari lo gak bakala bego kok" Haruto narik lengan Doyoung bantuin dia berdiri lalu di bawa ke warung pecel.








"Tumben lo kesiangan?" Tanya Haruto setelah menyuapkan satu sendok pecel ke mulutnya.

"Alarm gue mati" sahut Doyoung masih mengaduk ngaduk pecelnya.

Haruto cuma oh doang lanjut makan deh.

"Heh!" Doyoung natap Haruto yang lagi asik makan.

"Gue punya nama" ucap Haruto setelah menelan habis suapan terakhir makanannya.

"Haruto" Doyoung agak cemberut.

"Apa? Mau di suapin?" Haruto memiringkan kepalanya menopang pipinya dengan kepalan tangan.

Doyoung mendecak sebal.

"Kenapa sih beybeh?" Haruto menaik turunkan alisnya.

"Iiih lo jangan becanda mulu dong! Gue mau ngomong serius!" Doyoung menghentak hentakan kakinya sambil manyun.

Doyoung gak sadar sikapnya bikin Haruto nahan diri pengen nyubit tuh bibir.

"Lo mau ngomong apa?" Haruto masih dalam posisi yang sama.

"Gue mau minta maaf" Doyoung akhirnya mengucapkannya.

"Soal apa?" Tanya Haruto mengerutkan keningnya.

Kadang Haruto ini gamoang banget lupain kesalahan Doyoung maklumlah saking sayangnya sama nih makhluk membuat dia merasa setiap yang di lakukan Doyoung padanya itu bukan kesalahan.

"Soal gue nampar lo beberapa hari lalu" Doyoung nunduk penuh sesal.

Haruto melepas topangannya kemudian menengadahkan kepala Doyoung agar menatapnya.

"Maaf gue jadi jujur semua perasaan gue ke lo waktu itu. Mungkin bener kata Jeongwoo dan Junghwan gue terlalu pengecut. Gue milih gak nembak lo karena gak mau jauh dari lo Doy. Gue takut ungkapan perasaan gue malah bikin lo jauhin gue" Haruto beneran serius.

"Apa yang bikin lo mikir sampe kesana?" Tanya Doyoung pelan.

Haruto menghela nafas melepas tangannya yang tengah menengadahkan kepala Doyoung "karena gue tahu perasaan lo buat bang Asahi"

Haruto bangkit dari duduknya lalu pergi tak lupa dia bayar pecelnya dulu.



Doyoung nyusul Haruto yang lagi nangkring di halte dia udah mantep gak apa apa bolos sehari toh gak bakal bikin dia bodoh seperti yang di katakan Haruto padanya beberapa jam lalu.

"Gak di ganggu lo sehari hidup gue kurang kacau rasanya" Doyoung menyelipkan kelima jarinya pada sela sela jari Haruto.

Haruto noleh natap Doyoung yang lagi senyum ke arahnya.

"Siap siap aja hidup lo bakalan kacau tiap hari" Haruto membalas genggaman tangan Doyoung lalu menariknya untuk berlari karena bakal lumutan kalau munggu bis masih siang begini.







































Tengah malam dapat ide hehe

Author makasih sekali buat kalian yang masih dukung book ini sampai sejauh ini :)

Pretty BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang