●●●●●

494 86 7
                                    

Haruto bersiul nampaknya dia lagi ceria berbeda dengan ketiga kakaknya yang masih kefikiran soal cerita Asahi kemaren malam.

"Pada kemana sih nih rumah sepi amat" sindir Haruto pada ketiga abangnya yang sedaritadi cuma terdiam bahkan sarapan mereka belum tersentuh.

Haruto duduk bersama mereka karena emang meja makannya khusus untuk empat orang. Bukannya pada sarapan ketiga abang Haruto malah pada cabut.

"Dih pada kenapa sih lo pada!" Seru Haruto menghentikan langkah ketiga abangnya.

"Lo tega!" Celetuk Yoshi lalu pergi.

"Lo buru buru amat sampe nusuk kami dari belakang" kata Mashiho lalu nyusul Yoshi.

Haruto melongo gak ngerti apa yang tengah di bicarakan oleh Yoshi dan Mashiho.

"Apa bang?" Haruto bertanya ke Asahi yang daritadi cuma natap dia datar.

"Gak apa apa" sahut Asahi lalu pergi juga.

Haruto cuma acuh lalu menyantap sarapannya bahkan tiga porsi milik abangnya ia lahap juga mubazir kan buang buang makanan. Haruto merasa sikap ketiga saudaranya itu mungkin lagi ngeprank tapi dalam rangka apa? Ulang tahunnya kan udah kelewat ah entahlah bodo amat sih emang Haruto fikirin.


















"Aduuuhh!!! Biasa aja bisa gak sih lo!" Doyoung menepis tangan Haruto yang tiba tiba merangkulnya.

"Gue sukanya yang luar biasa" jawab Haruto cengengesan tanpa ngerasa bersalah sedikitpun.

Doyoung cuma mendecih lalu melangkahkan kakinya dengan cepat namun tetep aja bisa di kejar secara langkah Haruto lebih panjang "nanti malam jadi kan?" Haruto udah di depannya berjalan mundur biarin aja Doyoung melanjutkan langkahnya.

"Eh jawab napa! Kalau gak jawab gue cium nih ampe bengkak" Haruto tertawa.

Doyoung menghentikan langkahnya menatap Haruto dengan sebal "iya jadi! Puas lo!" Doyoung nabrak lengan Haruto kemudian lari.

Haruto cuma terkekeh.

"Kenapa balik lagi? Kangen?" Dengan pedenya Haruto ngomong gitu pas Doyoung balik lagi menghampirinya.

"Jangan geer lo! Gue balik lagi cuma mau bilang nanti malam lo jangan telat! Kalau telat gue berubah fikiran!" Doyoung kali ini beneran pergi.

"Iya sayangku! Muach muach!" Seru Haruto bikin Doyoung misuh misuh disana malu banget gila tapi Haruto malah gak malu sama sekali dengan tingkah gilanya.

"Ternyata bener kata Asahi mereka udah jadian" bathin Mashiho entah sejak kapan ngintip disitu.

















Malam hari Haruto udah cakep banget mau pergi kayanya.

"Eh kalian pada kenapa sih diem diem bae ngopi napa ngopi" celetuk Haruto menghampiri ketiga kakaknya yang lagi pada bengong aja bahkan Haruto gak tahu apa penyebab kekompakan galaunya mereka.

"Lo mau pergi?" Tanya Yoshi.

"Yoi bang! Lo mau ikut?" Ajak Haruto dengan wajah ceria yang tak pudar dari kemaren.

"Lo sengaja mau jadiin gue obat nyamuk! Gue gak mau bayangin kalau nanti lihat Haruto sama Doyoung cipokan" bathin Yoshi.

"Woy bang!" Haruto nepuk pipi Yoshi pelan.

"Hah! Apa?" Yoshi pelanga pelongo.

Haruto menghela nafas "lo mau ikut gak?"

"Enggak" sahut Yoshi cepat.

"Ya udah" kata Haruto lalu pergi sambil nyanyi apaan dah gak jelas suaranya terdengar seperti lagi jampi jampi.















"Nah gini tepat waktu" kata Doyoung duduk bareng Haruto di kursi teras.

"Gue sejam lho disini" Haruto seperti bangga dirinya berhasil sabar nunggu Doyoung.

"Gue gak peduli" kata Doyoung.

"Nih lo harus pelajari yang ini" Doyoung nunjuk sebuah materi di buku paket.

Haruto udah lesu "ah Doy ini tuh susah! Materinya yang gampang aja bisa gak?" Keluh Haruto.

"Contohnya yang mudah itu gimana?" Tanya Doyoung.

"Misalnya seperti pertanyaan 'ibu memasak di.....' kan jawabannya tinggal 'dapur' karena gak mungkin masak di kamar mandi" konyol emang Haruto ini ada aja kelakuannya yang bikin Doyoung naik darah.

"Lo ini anak SMA bukan bocah paud goblok!" Nah kan Doyoung ngamuk tak lupa ia pukul kepala Haruto pake pulpen.

"Iya iya maaf gue cuma bercanda" Haruto meringis mengelus kepalanya.

"Eh lo tahu gak?" Haruto natap Doyoung serius.

"Apaan?" Ketus Doyoung.

"Lo tambah cantik kalau lagi marah" cringe banget dah si Haruto ini tapi bikin Doyoung pipinya merah tuh.

"Lo kesini niat belajar atau godain gue?!" Bentak Doyoung.

"Macarin lo" sahut oknum bernama Haruto itu meresahkan banget jantung Doyoung.

"Ce-cepetan belajarnya keburu malem ntar" Doyoung gugup sambil membuka lembar demi lembar buku yang tengah digunakannya untuk mengajari Haruto.

"Kalau kemaleman gue nginep aja disini" Haruto nyengir.

"HARUTO!!! APA PERLU MATA LO GUE CONGKEL SEKARANG!" teriak Doyoung tepat di depan wajah Haruto, Doyoung udah gak peduli jika ada tetangga datang dan ngomelin dia.

"Iya iya sekarang serius belajar nih gue" kata Haruto langsung ngambil tuh buku beneran deh kali ini belajar.
























Awas Doy yang ngeselin itu ngangenin lho hihi

Pretty BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang