●●●●●

690 101 8
                                    

Doyoung udah nangkring depan gerbang rumah Haruto.

"Eh Doyoung" Yoshi kaget begitu buka gerbang ada Doyoung lagi jongkok.

"Ngapain?" Tanya Yoshi.

"Mm itu kak.... eu anu a-aku lagi nu...

"Eh lo udah lama? Kenapa gak chat dulu sih?" Haruto nyerobot keluar gerbang ampe sedikit nabrak lengan Yoshi.

"Gue baru nyampe kok" ucap Doyoung sesekali melirik Yoshi.

Yoshi penasaran kok sekarang Haruto sama Doyoung jadi akrab biasanya kan berantem.

"Pagi kak Asahi!" Sapa Doyoung kala melihat sang pujaan hati keluar gerbang rumah menaiki motor sportnya.

Asahi cuma melirik sebentar dengan datar lalu menggas motornya dengan kecepatan penuh.

"Tuh anak napa sih? Dari pagi diem aja" kata Mashiho tiba tiba memandang Asahi yang makin jauh.

Yoshi menghela nafas kesal "Asahi tuh emang diem anaknya gak macem lo!" Yoshi noyor kepala Mashiho.

Mashiho cuma nyengir memamerkan deretan gigi putihnya dan itu terlihat lucu di mata Doyoung kini dia lagi ketawa.

Haruto menyadari kalau Doyoung ketawa karena tingkah Mashiho.

"Buruan nanti ketinggalan bis!" Haruto jalan ninggalin Doyoung.

"Kak aku duluan dadah" pamit Doyoung pada Yoshi dan Mashiho.

"HARUTO TUNGGU!!!" Doyoung ngejar Haruto.

Yoshi faham sekarang kenapa gak biasanya Doyoung udah nangkring pagi pagi di rumahnya ternyata doi nunggu Haruto.

"Lo cemburu ya?" Mashiho nepuk pipi Yoshi yang lagi natap Doyoung lari ngejar Haruto.

"Gue cemburu? Lo kalau ngomong suka bener" Yoshi pergi ninggalin Mashiho.

"Saingan gue napa harus bang Yoshi?" Bathin Mashiho lalu nyetop ojek yang lewat.


















"Aduuuhh gimana nih kalau sampe nanti pas pulang supirnya bukan yang kemaren?" Haruto dan Doyoung udah turun dari bis soalnya takut telat kalau nunggu bis berikutnya jadi kepaksa naik bis yang pertama.

"Yaelah Doy lo panik banget sih cuma ongkos goceng doang" Haruto jalan beriringan dengan Haruto masuk gerbang sekolah.

"Heh kalau sampe tuh hutang goceng kebawa mati gimana?" Doyoung nyolot.

"Gampanglah kalau lo mati hutang goceng sama tuh supir gue bayarin" Haruto merangkul pundak Doyoung.

"Lo nyumpahin gue mati!!" Doyoung nepis tangan Haruto yang bertengger manis di bahunya.

"Kan lo yang ngomong" Haruto unyel unyel pipi Doyoung.

Doyoung mukanya tambah bete "iiiih lo nyebelin banget sih!!!" Doyoung mukul kepala Haruto tapi gagal.

"Ye ye gak kena" Haruto nungging goyang goyangin pantatnya bikin Doyoung makin murka.

Doyoung ngejar Haruto.

"Sini sini kejar gue!" Haruto berlari sambil mundur ngetawain muka Doyoung yang udah kesel banget.

Tali sepatu kiri Doyoung lepas sehingga keinjek sama kaki kanan nah kan oleng dan Haruto yang emang lihat langsung lari mau nangkap Doyoung.

'Bruk' tubuh Doyoung jatuh di atas tubuhnya Haruto karena tadi Haruto kepeleset kulit pisang entah siapa yang naro tuh kulit pisang di situ.

Mata mereka bertemu.

"Doy bangun! Lo berat woy!" Doyoung buyar dari lamunannya.

Doyoung bangun dan Haruto juga ancang ancang bangun setelah Doyoung berdiri.

Namun tiba tiba Doyoung oleng lagi punggungnya ketubruk seorang siswa yang lewat 'bruk'  Doyoung jatuh lagi. Haruto yang hilang keseimbangan gak bisa nahan tubuh Doyoung 'chup' bibir Doyoung gak sengaja nempel ke bibir Haruto. Mereka membulatkan matanya.

Sepersekian detik mereka langsung sadar lalu keduanya bangun dengan tergesa gesa.

Keduanya jadi canggung.

Doyoung langsung lari ke kelasnya.

Haruto megangin bibirnya lalu menjilatnya.

"Manis banget walau cuma nempel" Haruto senyum senyum sendiri.

Setelah itu Haruto pergi ke kelasnya.

"Kim Doyoung apa itu tadi first kiss lo?" Asahi bertanya pada dirinya sendiri menatap dari jauh.

Asahi gak tahu dia harus gimana supaya bisa jujur sama perasaannya ke Doyoung. Dia pengen nembak Doyoung tapi dia tahu Haruto suka sama Doyoung.

"Gue gak bisa kaya gini! Gue harus move on!" Asahi menghela nafas lalu pergi ke lapangan buat main futsal.








Setelah kejadian ciuman gak sengaja itu akhirnya Doyoung memutuskan buat pulang duluan bahkan niatnya dia buat nyari supir bis yang kemaren dia batalkan.

Bis pun datang tanpa fikir panjang Doyoung segera naik kebetulan dia duduk di bangku paling depan yes di bangku pinggir supir.

Doyoung berbinar natap supirnya ternyata itu supir yang kemaren.

"Pak" si bapak supir noleh pas di panggil Doyoung.

"Kenapa dek?" Tanya pak supir sambil menjalankan bisnya dengan kecepatan sedang.

"Pak inget wajah aku gak?" Tanya Doyoung.

Pak supir natap Doyoung sekilas "iya inget dek. Kemaren adek bareng sama temennya kan?" Doyoung ngangguk denger penuturan pak supir.

"Oh iya pak kemaren saya ketiduran terus temen saya main narik tangan saya buat turun. Aku lupa belum bayar ongkosnya pak" ucap Doyoung penuh rasa malu.

Pak supir terkekeh "udah di bayar kok sama temennya yang kemaren" ucap pak supir.

"Ma-masa sih pak?" Doyoung gak percaya.

Pak supir ngangguk mantap.

Doyoung jadi bete kenapa Haruto gak bilang kalau dia udah bayarin ongkosnya.

"HARUTO SIALAN!!! AWAS AJA GUE BAKAL HAJAR LO NANTI!!!" teriak Doyoung dalam hati karena dia inget sekarang lagi di bis hehe.
























Wooaaah Doyoung mau ngapain Haru ya nanti?

Klik bintang ya gaes jangan lupa plus coret juga komennya :)

Pretty BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang