Prolog

461 18 0
                                    

Vino Raiden Arkana. Siapa yang tak mengenal pria tampan yang satu ini. CEO muda dari Arkana's Corp yang begitu banyak digilai wanita karena kepintarannya dalam berbisnis. Mempunyai tubuh atletis dan juga wajah tampan yang mampu memikat para kaum hawa. Hidung mancung, alis tebal, sorot mata tajam, bibir merah alami, dan rahang yang tegas. Satu kata untuknya, perfect. Tak ada satupun gadis yang mampu menolak pesonanya.

Namun ada satu gadis yang selalu mengusik hidupnya, ketenangannya, bahkan kesehariannya. Sejak usia empat tahun Kaila selalu mengganggu hidupnya, itu semua dimulai ketika awal pertemuan keduanya di mansion kedua orang tua Vino tepatnya di sebuah ruang keluarga.

Flashback on

Vino cilik menggeram tak suka saat ada seorang gadis kecil yang main ke mansionnya. Gadis itu bahkan terlihat lengket pada mommy tercintanya. Tentu saja Vino kecil tak suka, karena mommy nya itu hanya miliknya tidak untuk yang lain.

"Mommy, Vino kan udah bilang sama mom jangan dekat-dekat sama olang lain kecuali sama Vino and dad. Ck, Vino gak suka. Pokoknya Vino malah, nih." Vino cilik bersedekap dada sambil memanyunkan bibir mungilnya ke depan. Sontak saja kelakuan menggemaskannya itu mengundang tawa para orang tua dan jangan lupakan gadis cilik yang membuat Vino kesal itu juga ikut cekikikan sambil membekap mulutnya. Vino yang sudah kelewat sebal mendengar tawa gadis cilik di pangkuan mom nya itu langsung berhambur ke dalam pelukkan daddynya.

Fano yang mendapat pelukkan dadakkan itupun hanya bisa terkekeh pelan sambil membawa Vino ke dalam dekapannya. Sungguh, putranya ini begitu menggemaskan. "Jagoannya dad kenapa, hm?" Tanya Fano sambil mengelusi rambut Vino begitu sayang.

Rere yang sedang memangku putri dari sahabatnya Carlote hanya bisa tersenyum tipis saat menyaksikan dua pria beda usia yang begitu berarti dalam hidupnya itu saling menyayangi. Oh come on, tak ada yang lebih menyenangkan daripada menyaksikan ini bukan?

"Kaila sayang. Kamu sama mamah kamu dulu ya. Tante mau bujuk anak manja dulu." Ujar Rere lembut sambil menatap manik cokelat milik Kaila. Persis seperti manik mata Carlote.

Kaila Arabelle. Yap, dialah gadis cilik itu. Kaila mengangguk pelan dengan seulas senyum manis yang terpatri di wajah imutnya. "Siyap tantenya Kai, hehe." Setelah memberi hormat layaknya orang yang lagi upacara, Kaila berlarian menghampiri Carlote yang sudah merentangkan kedua tangannya lebar-lebar  menyambutnya.

"Jagoan mom ngambek nih ceritanya." Rere menggeser duduknya ke sebelah Fano. Diamatinya wajah tampan Vino yang tengah merajuk itu. "Gak mau maafin mom nih?" Bujuk Rere sambil menoel-noel pipi gembul Vino.

Vino yang merasa terusik melepas pelukkannya di tubuh Fano. "Nda mau. Vino malah pokoknya sama mom--"

"Vino ndak boleh gitu. Kasian tante sedih nanti. Vino halus maafin tante, ya ya ya. Tante nda salah, yang salah itu--eum Kai yang salah. Maaf." Tanpa diduga Kaila memotong perkataan Vino. Gadis cilik itu sudah berdiri di depan Rere sambil menatap Vino yang malah memalingkan wajah ke arah lain ketika Kaila mendekat.
Kaila mengerucutkan bibir mungilnya sambil memainkan jemari tanggannya.

"Vino sayang, liat mom," Rere menangkup wajah Vino dengan kedua tangannya. Diamatinya wajah mungil itu, wajah Vino begitu mirip dengan Fano. Tapi ini versi kecilnya. Rere gak bisa membayangkan akan setampan apa putranya jika sudah dewasa nanti. Pasti sangat tampan.
"Katanya Vino anak baik."

Vino yang mendengar penuturan mom nya pun menganggukkan kepalanya pelan.

"Tunjukkin dong sama mommy kalau Vino memang benar-benar baik. Sama gadis gak boleh jutek, gak boleh kasar juga. Oke?"

KaiVinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang