Part 6

86 8 0
                                    

🌺Mengenal dia adalah kesialan yang tak bisa ku hindari. Tapi mengapa, jantung ini mulai berirama tak menentu ketika dekat dengannya?-Vino,🌺
                         
◇◇◇◇
 

                      
Vino menghembuskan napas gusarnya. Beberapa detik yang lalu mommy tercintanya menelpon dirinya. Tanpa mau dibantah mom nya itu mengatakan--ralat lebih tepatnya memaksa Vino mengantar Kaila pulang ke rumah gadis itu. Tentu saja itu adalah hal yang selalu Vino hindari, bertemu dengan keluarga Kaila. Karena Vino tak mau menempatkan dirinya dalam situasi yang begitu sulit untuk ia atasi. Vino lebih memilih berkutat dengan setumpuk dokumen daripada harus berkunjung ke rumah orang.
                         
"Eum, Vin. Meetingnya sudah selesai. Apa tidak sebaiknya kita pulang saja?" Kaila menatap punggung kokoh pria yang membelakanginya. Sejak menerima telepon yang entah dari siapa Vino hanya berdiri sambil membelakanginya.

Kaila menautkan alisnya karena Vino tak kunjung berbalik menghadapnya, padahal Kaila tau jika Vino sudah menutup teleponnya beberapa menit yang lalu.
                         
Lagi-lagi Kaila bisa mendengar Vino menghembuskan napas gusarnya. Masih tak mendapat respon. Kaila berdiri menghampiri Vino yang berdiri beberapa meter darinya.
                         
"Vin?" Ucap Kaila sambil memegang pundak Vino dengan tangan kanannya. Kaila melengkungkan senyum manisnya saat Vino berbalik menghadap padanya.

Tapi tunggu, apa-apaan dengan wajah datarnya itu?

Kaila mengerucutkan bibirnya, manik cokelatnya menatap manik hitam sang pria pujaan hatinya.
                         
Vino berdecak sebal. Manik kelamnya menatap manik cokelat terang milik Kaila dengan begitu tajamnya seolah-olah tatapan itu ingin menelan gadis di depannya saking kesalnya.
                         
"Sebenarnya kamu memakai sihir apa hingga mom begitu perhatian padamu ketimbang anaknya sendiri?"
                         
Kaila menautkan kedua alisnya bingung. "Apa maksudmu?"
                         
Bukannya menjawab, Vino malah meninggalkan Kaila yang sedang kebingungan.
                         
"Hei, setidaknya ucapkan sampai jumpa sebelum kamu pergi." Teriak Kaila tanpa mau memperdulikan tatapan para pengunjung restaurant yang melayangkan tatapan aneh padanya.
                         
Vino berhenti melangkah tepat di depan pintu restaurant. Dengan kedua tangan yang dimasukkan ke balik saku celanannya, Vino menoleh pada gadis yang dengan tak tahu malunya berteriak di depan umum. Hais, sungguh memalukkan. Vino membatin, merutuki kebodohan Kaila.
                         
"Aku tunggu kamu di mobil. Jika tak mau ditinggal, maka cepatlah bergegas." Ucap Vino dengan suara barintonnya membuat beberapa perempuan mulai dari yang masih remaja sampai yang sudah beruban menatap Vino tanpa berkedip. Berlebihan memang, tapi itulah kenyataannya.
                         
Vino kembali melanjutkan langkahnya menuju parkiran.
                         
"Masuk!" Perintah Vino dengan nada ketusnya ketika maniknya melihat Kaila yang tak kunjung masuk ke dalam mobil. Gadis itu terus saja berdiri di samping mobil dengan kedua alis yang saling bertautan menatap Vino.
                         
Kaila mencondongkan tubuhnya, ia menatap Vino lekat-lekat seolah sedang memastikan sesuatu.
                         
"Ada angin apa sampai kamu mau mengantarkan aku pulang, huh?"
                         
"Oke, jika ingin ku tinggal." Vino mulai menyalakan mesin mobilnya membuat Kaila sontak buru-buru berhambur masuk ke dalam mobil, tepat di samping kemudi.

Vino menyunggingkan senyum tipisnya. Lagi-lagi bibirnya sembentuk sebuah lengkungan hanya dengan melihat tingkah konyol Kaila.

Vino mulai melajukan mobilnya. Selama diperjalanan hanya keheningan yang menyelimuti keduanya. Vino melirik Kaila yang tengah melihatnya secara terang-terangan. Ck, benar-benar gadis bodoh yang tak tau malu. Vino membatin sambil memalingkan wajahnya.
          
             

KaiVinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang