🌺Bila bersitatap denganmu, tidak tahu kenapa? Jantung ini selalu berirama berbeda dari biasanya. Apa mungkin?-Vino🌺
◇◇◇◇
Hari weekend seharusnya menjadi hari yang paling ditunggu-tunggu bukan? Hari yang dalam satu kali dalam seminggu membuat setiap orang menantikan hari itu tiba.Tapi tidak dengan Vino. Baru jam setengah tujuh pagi saja ia sudah dibuat kesal dengan permintaan mom nya yang meminta dirinya untuk menjenguk sang nenek.
Ouh ouw, bukan itu masalahnya. Vino tak keberatan sama sekali jika diminta untuk menjenguk neneknya setiap hari. Tapi yang menjadi masalah di sini adalah.. Kenapa ia harus mengajak Kaila? Si gadis kecil yang merepotkan.
"Ck, mom selalu membuatku tak bisa berkutik." Vino mengacak rambutnya frustasi sebelum akhirnya pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu.
Hanya butuh waktu lima belas menit Vino sudah siap dengan pakaian casualnya. Pria tampan itu meneliti penampilannya dibalik kaca besar di dalam kamarnya.
"Oke, Vino. Siapkan kesabaranmu sebanyak mungkin. Karena hari ini mungkin akan menjadi hari yang paling banyak menguras kesabaran. Kaila." Vino bergumam sambil berlalu ke luar dari kamarnya.
"Kenapa gadis itu selalu saja membayangiku dari dulu? Apa dia tak mempunyai pekerjaan lain selain mengganggu ketenanganku? Hah, rasanya kepalaku mau pecah karena terus dibayang-bayangi wajah can--hais kenapa juga dengan diriku. Ini bukan seperti dirimu, bodoh."
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh, Vino menepikan mobilnya di depan gerbang rumah Kaila. Tampak gadis itu sedang menunggu dengan salah satu tangan yang melambai ke arah mobilnya.
Saat mobil Vino berhenti tepat didepannya, Kaila langsung saja masuk tepat di samping Vino. Setelah memakai seatbelt, Kaila menolehkan wajahnya pada Vino. Wajah Vino yang datar membuatnya tampak semakin tampan.
"Eum, kita mau--"
"Menjenguk nenek saya tentunya. Mau kemana lagi?"
Kaila menghembuskan napas gusarnya. Belum juga selesai bicara eh udah disela sama Vino. Jika dipikir-pikir, Vino itu type pria jutek, angkuh, menyebalkan, dan suka bikin gedeg bukan main. Tapi gak tau kenapa? Kaila malah menyukainya. Lebih tepatnya cinta.
Sekitar dua puluh lima menit lamanya menempuh perjalanan, akhirnya Kaila bisa menghembuskan napas leganya. Tepat beberapa meter didepannya berdiri sebuah bangunan yang bisa dikatakan.. Luar biasa megah.Kaila menoleh ke Vino saat mobil yang mereka tumpangi berhenti beberapa meter didepan pintu utama rumah itu.
Tanpa memperdulikan Kaila, Vino berlalu ke luar dari dalam mobilnya. Ia melempar kunci mobilnya pada bodyguard yang berjaga di sisi kanan dan sisi kiri pintu utama itu.
"Eh cucu kesayangan nenek udah datang rupanya. Gimana kabar kamu, hm?" Ana memeluk tubuh atletis cucu kesayangannya begitu erat. Setelah Vino beranjak dewasa, Vino jarang sekali mengunjungi dirinya. Tak seperti saat kecil dulu.
"Vino baik. Nenek sendiri gimana kabarnya?" Vino melepas pelukan sang nenek. Ia kemudian beralih menatap wajah Ana yang mulai mengeriput karena termakan oleh usia.
Ana mengangguk kecil lalu tersenyum tipis. Tangan yang dulunya mulus sekarang sudah ikutan mengeriput. Ana mengelus lengan Vino begitu lembut. "Baik. Apalagi jika kamu mengunjungi nenek setiap hari. Nenek pasti akan merasa jauh lebih baik."Vino terkekeh pelan lalu beralih menggenggam tangan sang nenek. "Maaf, nek. Tapi untuk yang satu itu Vino gak bisa. Vino punya tanggung jawab di kantor.
Ana hanya tersenyum memaklumi, "eum, tak apa. Ayo, kita masuk. Nenek sudah suruh para pelayan untuk memasak makanan kesukaan kamu."
Ana menarik halus lengan Vino. Namun cucunya itu tampak bergeming ditempatnya berdiri. Ana menatap Vino penuh tanda tanya sebelum sebuah suara berhasil mencuri perhatian Ana.
"Hallo nenek," sapa Kaila begitu antusias saat mendapati Vino yang tengah mengobrol dengan neneknya.
Ana mengerutkan keningnya bingung. Pasalnya ia tak mengenal gadis yang datang bersama cucunya itu. Apa mungkin ini pacar cucuku? Ah, cantiknya. Ana membatin. Kedua bola matanya menatap berbinar pada Kaila.
"Hallo juga," balas Ana dengan senyum ramahnya.
Kaila segera menyalimi tangan neneknya Vino lalu kembali berdiri di sebelah Vino yang sudah memasang tampang badmoodnya. Kaila melirik sebentar pria itu sebelum kembali menatap Ana.
"Kamu?" Ana menatap Kaila penuh tanda tanya.
Kaila yang tahu kebingungan Ana segera menjawab dengan riang. "Kenalin nek, aku Kaila. Putri dari sahabatnya tante Rere."
Ana mengangguk pelan lalu meraih pergelangan tangan Kaila untuk dituntunnya masuk ke dalam mansion bak istana itu. Bahkan Ana sampai melupakan cucu kesayangannya. Vino yang ditinggal masuk ikut menyusul. Tapi pria itu membelokkan langkahnya ke lorong yang akan mengantarkannya ke taman belakang. Tempat kakek nya bersantai.
Kaila hanya menurut. Ia mengikuti ke mana nenek Vino membawanya pergi. Begitu memasuki ruangan Kaila dibuat kagum dengan betapa luas dan mewahnya bangunan itu. Tak hanya luarnya saja yang terlihat luas, ternyata di dalam jauh dari yang aku perkirakan. Kaila membatin dengan tatapan berbinarnya. Bukannya ndeso atau apa ya, tapi jujur saja, baru kali ini Kaila memijakkan kedua kakinya di dalam mansion semewah ini.
Kaila menghentikan langkah kakinya tepat di samping Ana yang masih setia menggenggam lengannya. Kaila melirik Ana yang nampak memanggil seoarang pelayan untuk disuruhnya menata meja makan. Banyaknya pelayan di mansion itu membuat Kaila berdecak kagum. Belum lagi meja makan yang begitu panjang, mungkin muat untuk dua puluh empat orang.
"Nek, Vino kok ngilang ya." Kaila celingukan begitu menyadari pria itu sudah tak bersama mereka. Kaila mengedarkan pandangannya ke semua sudut ruangan namun tak ditemukannya pria yang dicarinya itu. Kaila kembali menatap Ana yang tengah menatapnya juga.
"Sudahlah, mungkin anak bandel itu menemui kakeknya di taman belakang." Ana mengelus punggung tangan Kaila lalu menuntun Kaila untuk duduk di sofa ruang tamu.
"Kamu tunggu di sini saja ya. Nenek akan memanggil mereka untuk makan siang."
Kaila tersenyum tipis lalu mengangguk. Setelah kepergian Ana, Kaila melirik jam tangannya. Pukul dua belas siang lewat lima menit. Ternyata waktu sudah berjalan begitu cepat. Saking senangnya berkunjung ke rumah neneknya Vino, Kaila sampai lupa waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KaiVin
RomanceStory ke-2📙 'Hanya sebatas mencintai, soal memiliki biarlah itu menjadi urusan nanti-Kaila' •••• Kehidupan Vino Raiden Arkana tak pernah tenang semenjak adanya Kaila. Gadis cantik nan manis yang begitu mendambakan Vino. Berulang kali Vino telah men...