🌺Menghabiskan waktu dengan kamu itu.. Luar biasa berartinya.~Kaila🌺
◇◇◇◇
Malamnya, lebih tepatnya jam tujuh malam Vino mengantar Kaila pulang. Vino menepikan mobilnya di depan gerbang rumah Kaila.
"Kamu gak mau mampir dulu, nih?" Tanya Kaila yang sudah melepas seatbeltnya.
Vino melirik jam tangannya sekilas lalu menoleh pada Kaila. "Sudah malam, sebaiknya aku pulang saja."
Jawaban Vino membuat Kaila menunduk lesu. Namun detik berikutnya Kaila kembali tersenyum manis. Sontak senyuman itu membuat Vino kembali terperangkap ke dalamnya. Vino diam tertegun menatap senyuman menghipnotis milik Kaila.
"Terimakasih untuk hari ini." Kaila meraih tangan Vino lalu menggenggamnya."Aku senang bisa menghabiskan hari libur sama kamu. Next time, bisakah kita menghabiskan hari libur bersama kembali?" Kaila menatap lekat manik kelam itu. Ia tersenyum tipis saat mendapati Vino yang tak berkedip menatap maniknya.
Seakan tersadar dari kebodohannya, Vino menggelengkan kepalanya beberapa kali lalu kembali menatap Kaila. "Saya tidak bisa janji. Keluarlah, saya masih ada pekerjaan penting yang harus diurus." Ucap Vino pelan.
Eh, tak sedingin biasanya? Kaila membatin."Itu artinya kamu tak menolaknya bukan?" Kaila kembali tersenyum, senyum tipis. "Baiklah, sampai jumpa besok pak bos, hehe."
Vino segera menjalankan mobilnya setelah memastikan Kaila masuk ke dalam rumahnya. Eh wait! Kenapa dengan dirinya? Vino merasa jika itu bukanlah dirinya. Tak bisa berkedip saat mendapati senyuman Kaila. Detak jantung yang menggila. Tak seketus biasanya dan.. Memastikan gadis itu benar-benar masuk ke dalam rumahnya. Damn! Begitu banyak perubahan dalam dirinya hanya dalam waktu singkat dan itu semua berkat gadis kecil merepotkan itu.
Sesampainya di apartemen, Vino menjatuhkan tubuh lelahnya ke sofa ruang tamu. Ia mengusap wajahnya gusar menyadari fakta bahwa ada sesuatu yang tak beres dengannya, lebih tepatnya dengan hatinya. Tapi kembali lagi, Vino tak mungkin ada rasa sama gadis yang sudah jelas-jelas hanya ia anggap sebagai adik saja, tidak lebih.
Dering ponsel membuat Vino mau tak mau merogoh benda persegi itu dari balik celana jeansnya. Jessy? Tumben sekali adiknya itu menelepon. Pasti lagi ada maunya.
Vino menggeser ikon hijau pada ponselnya di dering ke tiga. Begitu sambungan terhubung suara cempreng Jessy memenuhi gendang telinganya.Vino menggeram kesal sambil menjauhkan benda itu dari telinganya kemudian mendekatkannya kembali.
"Anak ingusan, tak bisakan berbicara sepelan mungkin. Membuat telingaku panas saja." Omel Vino tak terima.
"Ehehe, mon maaf kakaknya Jessy yang gantengnya gak seberapa. Jessy cuma mau bilang, kata mom makasih udah ngajak jalan calon mantunya ketemu nenek."
Tut..
Sambungan teputus. Vino menelan bulat-bulat umpatan yang sebelumnya akan ia lontarkan pada Jessy jika saja gadis itu tak mematikan sambungan teleponnya.
"Kalau saja bukan adik satu-satunya, bisa dipastikan aku sudah melemparnya ke got dari dulu."
Air dingin mungkin bisa membuatnya lebih relax. Vino berdiri lalu bergegas ke kamarnya dilantai dua. Ya, ia akan berendam. Untuk menyegarkan tubuh dan juga otaknya yang mulai melenceng memikirkan Kaila--ah tidak, lupakan.
🌺
Sudah satu bulan berlalu dengan begitu cepatnya. Setelah sore di mana ia mengantar Kaila satu bulan yang lalu, Vino yang dulunya selalu membantah perasaannya untuk Kaila, kini mulai sadar, jika perasaannya lebih dari rasa sayang seorang kakak kepada adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KaiVin
RomanceStory ke-2📙 'Hanya sebatas mencintai, soal memiliki biarlah itu menjadi urusan nanti-Kaila' •••• Kehidupan Vino Raiden Arkana tak pernah tenang semenjak adanya Kaila. Gadis cantik nan manis yang begitu mendambakan Vino. Berulang kali Vino telah men...