🌺Kalau seperti ini ceritanya, apa mungkin aku bisa berpaling darimu?-Kaila🌺
◇◇◇◇
Tepat pukul tujuh malam, Kaila sudah sampai di halaman rumahnya diantar oleh Vino. Ya, jika bukan Vino lalu siapa lagi? Masa berangkatnya bareng Vino pulangnya sama yang lain.
"Makasih," ucap Kaila begitu manis ditambah senyum lebar yang menghiasi wajah cantiknya.
Vino yang mendapati senyuman semanis itu jadi salah tingkah. Ia berdehem pelan dengan salah satu tangan mengusap kepala bagian belakangnya.
"Untuk?" Tanya Vino setelah berhasil menormalkan dirinya seperti biasanya. Ia menatap gadis di depannya dengan sebelah alis yang terangkat.
"Untuk semuanya. Kamu udah bikin hari weekend aku kali ini lebih mengesankan, hehe."
"Hm, kalau begitu saya boleh pergi sekarang?"
Kaila mengerucutkan bibirnya tanda tak setuju. "Tak bisakah jika kita masuk dulu lalu minum secangkir teh, oh atau kopi juga boleh, hm?"
Vino bersedekap dada dengan kedua manik kelam miliknya menatap wajah memelas di depannya. Kalau saja ia berani mungkin saat ini salah satu atau bahkan kedua tangannya sudah mengacak puncak kepala Kaila saking gemasnya. Tidak. Vino tidak mengkin melakukan hal seperti itu bukan? Ya, seharusnya tidak mungkin tapi--
Vino mengacak rambut Kaila dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya kini sudah bertengger manis di bahu Kaila. Sungguh, itu diluar kendalinya."Sudah terlalu malam. Tak enak jika ada yang melihat saya berkunjung ke rumah seorang gadis selarut ini."
Vino menarik kedua tangannya sambil berdehem pelan. Agak canggung juga sih, lagian tangannya gak bisa diajak kompromi.
"Baiklah, saya pergi." Sambung Vino karena tak mendapat respon dari lawan bicaranya.
Kaila mengerjap-ngerjapkan matanya saking syoknya atas perlakuan tak terduga dari vino.
"Eh, tunggu!" Secara refleks Kaila memegang pergelangan tangan Vino yang sudah berbalik membelakanginya. Otomatis Vino kembali berbalik menghadapnya.
"Kenapa?"
Seakan tersadar Kaila segera melepas cekalan tangannya pada lengan Vino.
"Hati-hati di jalan, hehe." Ucap Kaila salah tingkah disertai cengiran bodohnya.
"Hm," balas Vino lalu pergi.
Kaila masih diam ditempatnya berdiri, ia mengamati punggung lebar pria pujaannya yang mulai menjauh. Sungguh disayangkan, padahal Kaila masih betah bersama dengan Vino. Tapi apa boleh buat, perkataan Vino ada benarnya juga, gak baik kalau ada pria berkunjung ke rumah seorang gadis selarut ini.
Kaila melirik jam tangannya, pukul sepuluh malam. Sungguh?
"Kok baru nyadar ya kalau udah malam banget? Ah Vino sih, bikin aku betah kalau berdekatan sama dia. Jadi lupa waktu, muehehe."
Di ruang tamu sudah sepi tak berpenghuni. Begitu juga di dapur dan di ruang makan. Kemana perginya kedua orang tuanya? Kaila mengedarkan pandangannya mencari sosok mamah tercintanya, tapi tak ia temukan yang ada malah suara jangkrik yang entah dari mana asalnya.
"Astaga, ini'kan udah malam ya pasti udah pada tidurlah." Gumam Kaila sambil menaiki tangga menuju kamarnya.
Sesampainya di dalam kamar, Kaila menghempaskan tubuhnya begitu saja ke atas kasur queen sizenya. Tubuhnya berasa remuk karena seharian full tenaganya ia habiskan untuk tersenyum bahkan tertawa lepas, mengoceh, dan lain sebagainya. Sekelabat bayangan kejadian tadi sore membuat Kaila tersenyum lebar bak orang gila. Sedetik kemudian Kaila mengerucutkan bibirnya.
"Apa susahnya sih tinggal jawab ya atau iya. Padahal pertanyaan aku simpel banget loh itu." Gumam Kaila sambil menatap langit-langit kamarnya.
"Bisakah kita selalu seperti ini? Berbicara dan tertawa selepas ini," sesimpel itu. Tapi Vino hanya bungkam dengan pandangan fokus ke depan, yang cantik malah dianggurin.
"Tak apa Kai, dia boleh saja tak menjawab pertanyaanku. Tapi takdir'kan gak ada yang tahu. Karena aku yakin jika dia adalah takdirku, hanya untukku. Semangatt." Kaila mengepalkan kedua tangannya diudara hanya sekedar untuk menyemangati diri sendiri. Kalau minta Vino yang nyemangatin kan gak mungkin.
"Yakin aja dulu, siapa tahu jadi kenyataan," sambungnya sambil menggulingkan tubuhnya ke tengah-tengah. Tidur di samping gak nyaman, lagian jomblo'kan bebas mau tidur kayak gimanapun gak bakalan ada yang protes.
KAMU SEDANG MEMBACA
KaiVin
RomanceStory ke-2📙 'Hanya sebatas mencintai, soal memiliki biarlah itu menjadi urusan nanti-Kaila' •••• Kehidupan Vino Raiden Arkana tak pernah tenang semenjak adanya Kaila. Gadis cantik nan manis yang begitu mendambakan Vino. Berulang kali Vino telah men...