Sorry for typo dan kata yang hilang🙏
❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️
Seperti yang Perth janjikan kepada Bass, kalau hari ini dia makan siang bareng di restoran.
"Phi memotret ku?" Tanya Perth kepada Bass.
"Tidak! Untuk apa phi memotret mu yang jelek hitam pendek ini?" Elak Bass tidak mau mengakui kalau dia memang memotret Perth.
"Jelek-jelek begini banyak yang suka loh..." Respon Perth tersenyum percaya diri.
"Ouh ya, jika memang banyak yang suka tapi kenapa kamu selalu diputuskan yah?" Ledek Bass yang ternyata tidak lucu bagi Perth. Orang patah hati di ledek, ya marah.
Rona wajah Perth yang tadinya cerah sekarang sudah berubah gelap, dia tersinggung dengan ucapan Bass.
"Candaan phi nggak lucu!" Ucap Perth yang selalu sesuai dengan isi hatinya, dia itu to the point.
"Maaf... Jangan marah yah! Nanti tambah jelek kalau marah!"
Perth menabok bahu Bass dengan sendok makan.
"Phi jahat!" Cetus Perth dengan jidat berkerut.
Bass tertawa, dia mengusap sayang kepala Perth yang duduk di hadapannya.
"Walaupun kamu jelek phi tetap sayang kok!"
"Bohong!" Sarkas Perth dengan bibir manyun mengerucut dan bibirnya semakin mengerucut saat melihat Zee Saint datang sembari bergandengan tangan. Dan yang brengseknya, Zee Saint duduk di seberang meja mereka. Emang nggak ada akhlak mereka.
"Bo mau makan apa?" Tanya Saint lembut kepada Zee, mereka duduk bersisian mesra.
Perth membuang muka, dia mencoba fokus dengan makanannya. Semampunya. Sakit, sungguh sakit.
"Kamu ok?" Tanya Bass khawatir, dia memegang lembut tangan Perth yang ada di meja.
Perth mengangguk sok kuat, dia masih mencintai Saint.
Di meja sana, Zee tersenyum tampan kepada Saint, dia membelai sayang kepala Saint yang bersandar di bahunya.
"Maaf phi Bass, kita pulang yuk!" Ajak Perth karena dia tidak tahan lagi melihat kemesraan Zee Saint.
Bass mengangguk, dia tahu Perth sakit hati.
Perth segera berjalan keluar, dia meninggalkan Bass yang sedang membayar makanan.
Perth menunggu Bass di luar.
Zee melihat Perth yang berjalan keluar, bahkan Perth yang berdiri di luar restauran pun masih dia lihat hingga atensi matanya teralihkan saat makanan datang.
⏩⏩
"Malam Minggu nanti jangan lupa kalau kita pergi nonton!" Kata Bass mengingat kan Perth. Perth mengangguk sambil membuka seatbelt.
Cup!
Bass mengecup singkat pipi tembem Perth."Jangan galau, semangatlah! Pria tidak hanya dia..." Nasehat Bass sambil mengusak kasar rambut hitam Perth. Sebenarnya Perth kaget dengan Bass yang mencium pipinya namun karena berikutnya sikap Bass seperti biasanya maka kecupan tadi dia anggap tak berarti padahal berarti bagi yang mengecup.
"Iya, terima kasih banyak yah phi... Hati-hati!" Seru Perth setelah turun dan menutup pintu mobil.
"Iya, Sampai jumpa lusa!"
Perth kembali mengangguk sebagai responnya.
⏩⏩
Begitu masuk rumah, Perth sedikit kaget dengan tiga orang asing di rumahnya.
Mereka tamu orang tua Perth, di sana juga ada Monnat.
Perth memberi salam kepada mereka sebelum dia menaiki tangga menuju kamarnya.
"Nak... Duduk di sini dulu! Ada yang mau kami katakan!" Kata Attha lembut memanggil putra bungsunya.
Perth turun lagi, dia duduk di sisi New.
"Perkenalkan, mereka ini teman Daddy! Namanya Tay Tawan Panic, di sebelahnya itu Singto Prachaya Ruangroj. Pasangan Tay. Dan yang tampan itu Win Achawin, putra pertama mereka, phi nya Zee Pruk Panich!" Jelas New memperkenalkan teman beserta keluarga temannya.
Perth hanya mengangguk ala kadarnya, dia tidak tahu apa tujuan New bicara seperti ini.
"Nak... Mulai sekarang kamu dan Zee bertunangan!" Sambung New lagi yang sukses membuat Perth menyorot tajam New.
"Maksud Daddy?"
"Sayang... Kamu dan Zee..."
"Nggak!!! Perth tidak mau!" Potong Perth menolak keras pertunangan ini. Mana mungkin mau dia bertunangan dengan pria yang sudah merebut pacarnya.
Attha segera membawa Perth masuk kamar, mencoba memberi pengertian kepada Perth.
Sedangkan New memberi kata-kata penenang kepada Tay sekeluarga dan menyakinkan kalau pertunangan ini tetap lanjut.
"Sayang... Keluarga kita bangkrut! Hutang kita sudah terlalu banyak untuk membangun kembali usaha Daddy mu yang hancur!" Jelas Attha yang akhirnya terpaksa menceritakan apa tujuan pertunangan ini.
"Tapi kenapa harus Perth pa? Phi Monnat dan Jisoo kan ada!" Ucap Perth dengan kesal tertahan.
Mereka duduk di ranjang.
"Monnat sudah punya pacar sayang... Sedangkan Zee tidak tertarik dengan wanita!" Jelas Attha setenang mungkin.
"Tapi pa..."
"Sayang... Papa mohon... Tolonglah nak!..." Potong Attha lirih, dia juga enggan tapi apa mau dikata. Keadaan membuat dia menjual Perth tuk membayar hutang.
Perth menghela nafas panjang nan berat sekarang dia mengerti kenapa beberapa hari yang lalu New bertanya perihal dia yang punya pacar atau tidak.
Perth ingin menangis, tapi dia tahan.
"Keluarlah pa! Perth ingin sendiri!" Ucap Perth lirih dengan mata memerah perih. Dia mengusir Attha dari kamarnya.
Saat ini Attha hanya bisa membiarkan Perth sendiri dan berharap Perth bersedia bertunangan dengan Zee.
❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️
TBC
⏩⏩
NewAttha - Orang tua Jisoo, Monnat dan Perth.
⏩⏩
TaySingto - Orang Tua Win Achawin, Zee Pruk Panich dan Pamigax
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Happy - End
FanfictionGhostship Area ⏩ LGBT area☠️ so, HOMOPHOBIA dilarang mendekat. ⏩Area dewasa🔞 ⏩Kapal hantu bertaburan ☠️, jangan harap kapal benar berlayar disini. ⏩TYPO & kata yang hilang bertebaran. ⏩ Update tergantung ide dan suasana hati. ⏩Start : Kamis, 5 Agus...