8 : Sederhana

484 60 3
                                    

Sorry for typo dan kata yang hilang🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

❄️❄️❄️Perth POV...❄️❄️❄️

Aku hanya ingin bahagia. Dan kata orang bahagia itu sederhana. Tapi kenapa bagiku bahagia itu tidak sederhana? Kenapa sulit sekali untuk bahagia? Kenapa?

Akhirnya Zee berhenti memasuki ku. Dia langsung tertidur pulas setelah menikmati tubuhku.

Rasanya sakit sekali! Terutama di dadaku. Air mataku mengalir sebagai bentuk pemberontakan jiwaku yang terkoyak.

Aku beranjak dari kasur, berjalan semampuku, rasanya sakit sekali ketika aku langkahkan kaki ini. Tapi rasa di tubuh ku kalah jauh dari rasa sakit hatiku.

Aku dijamah!
Di nikmati paksa!
Tubuhku terluka, hatiku sakit dan jiwaku terkoyak hancur.

Aku membersihkan sebersih mungkin tubuhku dengan air yang bagiku tak sanggup mendinginkan hatiku.

Panas. Ingin sekali aku membunuhnya. Mencincangnya menjadi beberapa bagian!

Lama aku menangis. Amat lama.

Baru saja aku keluar kamar mandi, ada yang mengetuk pintu kamarku.

04:09 am.

Itulah waktu yang tampak di layar handphone ku.

Kubuka pintu kamarku.

"Ada apa phi?" Tanyaku dengan suara senormal mungkin, aku tidak ingin dia tahu kalau aku baru saja menangis.

Dapat aku lihat phi menghela nafas berat, matanya memerah. Dia memegang tanganku serta memberikan obat pereda nyeri serta salep.

Aku tidak perlu bertanya, sepertinya dia tahu kalau aku dan Zee sudah melakukan sex.

Aku segera menunduk, sebisa mungkin aku tahan air mataku.

"Maaf ya nong... Hanya ini yang bisa phi lakukan untukmu!" Ucap phiku sendu.

Tes!
Mataku membola saat air mata itu jatuh dari mata phiku. Dia menangis. Aku tidak suka melihat air mata mengalir dari mata cantik phiku.

"Hembn, terimakasih kasih phi! Tapi nong baik-baik saja!" Ucapku sekuat mungkin agar phiku berhenti menangis.

Phiku mengangguk.

"Phi dan Jisoo akan memikirkan jalan lain supaya Nong tidak perlu menikahi Zee! Kami ingin nong hidup bahagia dengan orang yang cintai!" Kata phiku sambil membelai pipiku, setelahnya dia mengecup dahulu serta memeluk sebentar diriku.

Ingin sekali aku menangis di pangkuan phiku namun aku tidak mau membuat dia mencemaskan ku! Aku ingin dia tersenyum cantik tanpa memikirkan beban apapun.

"Apa?" Tanya phiku ketika aku melihat lama dirinya.

"Apa jantung phi baik-baik saja?" Tanyaku balik, yah phiku sakit jantung dan inilah alasan kenapa dia ditinggal pergi oleh Kao. Phiku sekarat. Dia memang terlihat baik-baik saja namun dia tengah berjuang keras untuk melawan penyakitnya.

"Tenang saja! Jantung phi masih kuat untuk berdetak dua atau lima tahun lagi!" Terang phiku sumringah. Mana mungkin jantungnya bisa bertahan selama itu.

Zaman sekarang sangat sulit untuk menemukan pendonor jantung di samping biayanya yang amat mahal.

Aku hanya bisa memberikan senyum, pura-pura percaya dengan kata-katanya. Aku tahu phiku tidak baik-baik saja. Buktinya dia meminta cuti kuliah lagi.

Akhir-akhir ini aku juga jarang mendengar kabar phi Jisoo. Sepertinya jadwalnya mulai sibuk mengingat dia mau debut sebagai idol di negeri ginseng.

Dia jadi idol bukan karena dia mau, sepertinya sudah jauh-jauh hari dia tahu mengenai keluarga kami yang bangkrut. Dia memang selalu lebih tahu dari aku dan phi Monnat. Diantara kami bertiga, dialah yang paling kuat.

I Am Happy - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang